Sempat tertunda lima bulan lamanya, Pemilihan Raya atau Pemira di Fakultas Hukum (FH) Universitas Riau (UNRI) kembali digelar. Pesta demokrasi ini menandakan kepemimpinan Muhammad Wira Alyusra bersama Ari Putra Arsandi telah dipenghujung masa. Sudah saatnya Gubernur dan Wakil Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH itu berganti.
Ketua Pelaksana Pemira Akhwal Fahri Reza jelaskan alasan terundurnya Pemira. Ia katakan, padatnya jadwal BEM dan berdekatan dengan libur semester jadi persoalan.
“Seharusnya di bulan November,” tutur Akhwal, pada Senin (27/2).
Akhwal sebut, pembentukan panitia baru mulai direncanakan pada bulan Januari. Lalu, pelaksanaan Pemira dimulai dari Februari hingga Maret. Secara tidak langsung, kepengurusan BEM FH periode 2022 berlangsung lebih lama.
Setelah Panitia Pemira FH dibentuk, mulailah sosialisasi dilakukan. Mulai dari 22 hingga 27 Februari. Panitia gencar lakukan sosialisasi. Seperti datang ke kelas, promosi melalui media sosial, membagikan pamflet serta pemasangan spanduk. Pun sempat melakukan sosialisasi saat kuliah umum.
Walaupun sosialisasi berjalan lancar, ia akui minim partisipasi dari mahasiswa. Akhwal harap akan ada persaingan antara pasangan calon di pemilihan Gubernur FH itu nanti.
Lanjutnya, pendaftaran calon gubernur mulai dibuka pada 28 Februari dengan batas pendaftar dua calon. Apabila telah terpenuhi, maka pedaftaran langsung ditutup. Akan tetapi bila hanya terdapat satu calon, linimasa pendaftaran akan ditambah. Peserta yang mendaftar pun dibatasi hanya dari mahasiswa yang telah jalani 5-7 semester.
Bakal calon yang telah mendaftar akan melakukan verifikasi berkas. Dari tanggal 6 hingga 7 Maret, bakal calon diminta untuk melengkapi berkas yang sebagai ketentuan agar melewati tahap ini. Hingga saat ini terdapat 2 pasangan bakal calon untuk gubernur dan wakil gubernur mahasiswa. Kemudian 16 bakal calon untuk mengisi kursi Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
Setelah verifikasi berkas, kedua pasangan bakal calon dinyatakan sah. Ada Baihaqi Daffa Athoriq dan Kartika. Serta Luki Alvino bersama M. Haikal Hakiki. Untuk Dewan Perwakilan Mahasiswa, hanya 14 calon yang sah, sedangkan dua lainnya gugur karena tidak memenuhi syarat.
“Terpenuhi atau tidaknya kuota DPM, mereka akan tetap maju tanpa pemilihan. Jika lebih dari kuota yaitu 25 orang, baru dilakukan pemilihan,” ujar Akhwal melalui pesan Whatsapp (6/3).
Selanjutnya, kata Akhwal, akan dilaksanakan uji kelayakan pada 8-9 Maret. Sehari setelahnya, pasangan calon akan melakukan kampanye mulai dari 10 hingga 15 Maret. Puncaknya, akan dilaksanakan pemilihan dan pemungutan suara pada 20 Maret.
Akhwal juga menambahkan pemilihan akan berlangsung secara offline, namun untuk saat ini masih sedang tahap persiapan.
“Bagaimana pemilihan dari Pemira yang akan berlangsung beberapa pekan mendatang. Masih dalam persiapan,” tutup Akhwal.
Penulis: Zacky Desrian Alvis
Editor: Najha Nabilla