Awal tahun, jumlah guru besar di Universitas Riau atau UNRI bertambah menjadi 88 orang. Adalah Prof. Reni Suryanita, S.T., M.T., Ph.D dari Fakultas Teknik. Lalu Prof. Dr. Ir. Suparmi, M.Si dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Keduanya dikukuhkan di Aula Siak Sri Indrapura, Rektorat UNRI, Selasa (7/3).
Dalam orasi ilmiahnya, Reni ungkap pemantauan struktur dapat dijelaskan layaknya diagnosis ilmu kesehatan. Misalnya dapat dilakukan pencegahan akan kerusakan. Dilain itu peluang perbaikan pun lebih tinggi. Hal ini sama dengan struktur jembatan. Dimana ada pendeteksian kerusakan yang segera tergantikan.
Tambahnya lagi, pengembangan struktur jembatan di Indonesia mesti dilakukan. Mengingat Indonesia merupakan daerah dengan kerawanan gempa bumi, perlu adanya inovasi. Inovasi ini berupa pengembangan kesehatan jembatan dengan ilmu kecerdasan buatan.
“Implementasi peringatan dini dalam sistem pemantauan jembatan dapat mempermudah otoritas jembatan untuk memprediksi kondisi kesehatan struktur jembatan,” katanya.
Sementara itu, Suparmi mengangkat judul Prospek Pengembangan Teknologi Pengolahan Udang Rebon (Acetes Erythraeus) Sebagai Bahan Baku Untuk Produk Pangan dan Flavor Fungsional Masa Depan.
Tuturnya, pengolahan udang rebon belum maksimal. Hanya digunakan untuk bahan baku terasi, kecap, dan olahan udang kering. Padahal, udang rebon miliki nilai gizi yang tinggi dan itensitas pembangit cita rasa.
“Udang rebon sebagai bahan baku flavor fungsional penting dilakukan, disebabkan adanya kecenderungan masa sekarang penggunaan bahan sintetik pada bahan makanan sehingga tidak aman untuk dikonsumsi manusia. Karena itu, udang rebon sangat berpotensi sebagai bahan pangan dan flavor fungsional karena berfungsi sebagai antioksidan,” ujarnya sebagai penutup orasi.
Pengukuhan diakhiri dengan pemberian kalung gordon oleh Ketua Senat UNRI Zulkarnaini. Selain itu, Rektor Sri Indarti pun mengimbau supaya petinggi akademik dapat berkontribusi tinggi pada UNRI.
Penulis: Kristina Natalia
Editor: Ellya Syafriani