Layar laptop tampilkan siaran langsung debat Calon Presiden (Capres) melalui akun Youtube Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ramai orang duduk menonton sembari menyantap makanan yang tersedia. Ada pula yang berdiskusi soal jalan debat nantinya.
Kegiatan Nonton Bersama (Nobar) debat Capres ini ditaja oleh Klub Akhir Pekan di Handsury coffe, Minggu (7/1). Dengan tagline Pelan Tapi Party.
Debat pemilihan Presiden Republik Indonesia putaran ketiga ini usung empat tema. Ialah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik
Terdapat pula sebelas panelis yang menjaga diskusi atau debat Capres berada pada tema yang sudah ditentukan. Salah satunya Angel Damayanti, merupakan Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Fisipol, Universitas Kristen Indonesia (Fisipol UKI).
Anisha Dasuki dan Ariyo Ardi sebagai moderator debat membuka acara. Para Capres diminta untuk menyampaikan visi misi dan program kerjanya dalam waktu empat menit.
Ganjar Pranowo nomor urut 03 lebih dulu. Ia memaparkan data persoalan luar negeri, pertahanan, keamanan. Katanya, kepentingan nasional harus menjadi prioritas di atas segala alat negosiasi untuk kepentingan dunia luar.
”Ini penting karena kita perlu pilih, pilah, prioritaskan sebagai kekuatan bangsa dari negara ini,” jelasnya.
Kemudian dilanjutkan Anies Baswedan yang memegang nomor urut 01. Mantan Gubernur Jakarta ini inginkan Indonesia kembali jadi pelaku utama konstelasi global. ”Nantinya Indonesia hadir sebagai penentu arah perdamaian, kemakmuran di kawasan regional dan global,” harap Anies.
Disusul Prabowo dari nomor urut 02 yang singgung permasalahan kecolongan sumber daya alam yang dimiliki. Ia akan mempertahankan hubungan yang baik dengan semua kekuatan demi keamanan nasional.
“Untuk kehidupan rakyat lebih layak, kita harus jaga dan kelola kekayaan yang kita punya,” tegas Menteri Pertahanan Indonesia itu.
Sesi dilanjutkan pendalaman visi misi dan program kerja. Berbeda dengan sesi satu, penyampaian diberi waktu satu menit. Capres pun berdiri di atas podium.
Rangkaian selanjutnya menjawab pertanyaan dari tim panelis. Anies mendapat giliran pertama, dari panelis Angel Damayanti. Sub temanya adalah pertahanan.
Pertanyaannya menyangkut kebijakan pasangan calon dalam akses teknologi dan pengembangannya untuk memperkuat pertahanan Indonesia.
Capres bernomor utut 01 itu pun menjawab perlunya struktur pertahanan siber dalam tiga cakupan untuk tanggapi masalah keamanan teknologi kini.
”Membangun sistem komprehensif yang melibatkan seluruh lembaga dan masyarakat, pengadaan teknologi terbaru, mekanisme merespon balik bila terjadi serangan sebagai recovery,” jelasnya.
Jawaban ini mendapati sanggahan dari Prabowo, ia bilang semua itu tergantung pada sumber daya manusianya.
”Kami menyiapkan putra putri terbaik untuk menguasai teknologi, sains, artificial intelligence, siber, juga kuasai sistemnya, “ jawab calon presiden nomor 02 tersebut.
Turut pula Ganjar menimpal. Penguatan dimulai dari Badan Siber Sandi Negara (BSSN) dan security system-nya. Perlunya keterlibatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Juga menggait penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP untuk diberi ruang sebagai kolaborasi.
“BRIN bisa kita libatkan, kolaborasi nanti nya berikan ruangnya,” ucapnya.
Menanggapi pernyataan dua Capres tersebut, Anies ajukan pertanyaan kepada mereka. Membangun sistem perangkat lunak dan keras juga kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai. Ia tanyakan Kinerja seperti apa yang dikerjakan siber untuk atasi alokasi anggaran besar sebagai serangan modern yang terjadi disetiap kalangan.
“Apa langkah kedepannya?” tanyanya.
Debat Pilpres ini timbulkan sudut pandang dari peserta Klub Akhir Pekan. Sotar, peserta Nobar bilang kalau Capres kurang melek terhadap isu internasional.
“Kalau soal isu internasional mereka kurang melek,” ujar dia.
Pada bahasan geopolitik, Sotar mengaku kecewa terhadap paslon nomor urut 02 dan 03.
”Mereka ini anggap remeh sama ASEAN (Asosiation of South East Asian Nations), dalam pengambilan dirasa rumit karena harus konsentrasi yang sama, baru asean bergerak,” papar Sotar.
Menurutnya, solusi yang tepat menekan ASEAN untuk lebih solid dalam pengambilan keputusan.
”Berkoalisi dengan ASEAN memudahkan Indonesia dalam ancaman stabilitas dan keamanan di ASEAN,” tambah sotar.
Terkait hubungan internasional, Ahmad Syuhada, peserta lainnya berpendapat Prabowo kurang memaparkan hubungan internasional kontemporer dengan masalah ekonomi internasional.
“Paslon 02 sering ucap soal ekonomi, tapi sebatas domestik. Juga jawabannya bukan bersifat data, cuma omongan semata,” ujarnya.
Lalu Ahmad, ia mempertanyakan persoalan Rohingya yang tak terbahas dalam debat kali ini. Tak sebanding dengan Alusista dan kesejahteraan tentara, lebih dominan pembahasannya.
“Ini penting dibahas, karena berdampak ke pemerintah presiden yang akan naik nantinya,” pungkasnya.
Penulis: Erwin Hamonangan
Editor: Arthania Sinurat