Debat Pilkada Riau: Politik Uang dan Infrastruktur Jadi Sorotan

Debat Publik Pertama Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024

Mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sejumlah daerah di Indonesia mulai mengadakan debat antara pasangan calon (paslon), termasuk Riau. Debat berlangsung di Mal SKA Co-Ex Pekanbaru, Selasa malam (29/10). Acara debat juga berlangsung dalam jaringan via YouTube KOMPASTV.

Beragam persoalan menjadi topik dalam debat, namun isu politik uang dan kondisi jalan rusak di Riau ialah sorotan utamanya. Ketiga paslon sepakat bahwa politik uang merupakan tindakan yang tidak etis dan merusak demokrasi.

Abdul Wahid, calon gubernur (cagub) nomor urut 1, menyampaikan bahwa politik uang sangat merusak tatanan demokrasi.

“Politik uang itu haram, dan insyaallah kami tidak akan melakukannya. Karena hal ini sangat merusak demokrasi dan membuat pendidikan politik menjadi tidak sehat,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pasangan calonnya optimis dapat menang tanpa menggunakan politik uang dengan mengusung tema Riau Agamis, Berbudaya Melayu, Ekologis, Dinamis, dan Maju.

Muhammad Nasir, cagub nomor urut 2 juga mengungkapkan pandangan yang sama. “Kami ingin Pilkada [pemilihan kepala daerah] ini berjalan dengan baik dan sportif tanpa ada kampanye uang. Kami yakin bahwa KPU [Komisi Pemilihan Umum] akan mengawasi proses ini dengan baik,” ujarnya.

Paslon nomor urut 3, Syamsuar dan Mawardi juga berkomitmen untuk memenangkan pilkada dengan cara santun tanpa politik uang. “Kami sudah mengikuti Pilkada sebanyak lima kali dan tidak pernah melakukan politik uang,” tegas Syamsuar.

Isu jalan rusak juga jadi perhatian, terlebih di beberapa kabupaten Riau. Seperti Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuansing, Siak, dan Pelalawan.

Syamsuar menyampaikan pentingnya kolaborasi dengan Dinas Perhubungan, kepolisian, dan TNI (Tentara Nasional Indonesia). Serta penyediaan jalan khusus bagi kendaraan angkutan batubara.

“Kita perlu operasi lalu lintas bersama Dinas Perhubungan. Kami juga telah menerapkan kebijakan jalan khusus angkutan batu bara sejak tahun lalu,” pungkasnya.

Tak mau kalah, calon wakil gubernur (cawagub) nomor urut 1 Hariyanto tekan pentingnya perencanaan pembangunan yang matang. “Perencanaan pembangunan jalan harus jelas, terutama terkait jenis kendaraan yang melewatinya,” tuturnya.

Cagubnya Abdul Wahid menambahkan solusi jangka panjang. Solusi ini mungkin dapat melibatkan pengadaan jalur kereta untuk angkutan barang berat.

Sementara itu, pasangan Muhammad Nasir dan Muhammad Wardan dari nomor urut 2 memiliki pandangan berbeda. Nasir menilai perbaikan jalan desa adalah prioritas utama.

“Yang terbaik adalah memperbaiki jalan di desa, karena sumber kekayaan alam Riau berasal dari desa. Jika infrastruktur jalan desa bagus, infrastruktur lainnya akan mengikuti,” jelasnya.

Debat ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada masyarakat Riau terkait visi dan misi dari setiap pasangan calon.

Penulis: Bastian Felix Hutagaol
Editor: Melvina Yunisca