Debat Cagub Kedua: Bahas Isu Kesehatan, Ekonomi, dan Pariwisata

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau nomor urut 1 Abdul Wahid-SF Hariyanto, nomor urut 2 Muhammad Nasir-Muhammad Wardan, dan nomor urut 3 Syamsuar-Mawardi saat debat perdana di SKA Co Ex. (Evan Gunanzar/Riau Pos)

Debat kedua calon gubernur dan wakil gubernur Riau 2024 mengusung tema Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Debat tayang dalam jaringan via YouTube KPU Provinsi Riau pada Minggu (17/11). Pembahasan kali ini meliputi isu kesehatan, ekonomi hijau dan biru, serta pariwisata berkelanjutan.

Layanan Kesehatan sebagai Akses untuk Semua Masyarakat

Topik utama dalam isu ini membahas tentang strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkeadilan. Pasangan calon (Paslon) nomor 1 menyoroti minimnya akses dokter spesialis di puskesmas daerah terpencil. Mereka berjanji akan menghadirkan layanan kesehatan berjalan, seperti kapal kesehatan gratis untuk masyarakat kepulauan.

“Pelayanan kesehatan ini sangat penting karena berkaitan dengan harapan hidup masyarakat. Kami akan mendekatkan pelayanan kesehatan dengan memastikan distribusi dokter, khususnya dokter spesialis, hingga ke pelosok,” ujar Calon Gubernur (cagub) Abdul Wahid. Pun juga akan menggandeng rumah sakit swasta untuk meningkatkan akses kesehatan kepada masyarakat.

Menanggapi hal itu, paslon 2 justru menyoroti rendahnya gaji dokter di daerah. “Dokternya dulu yang harus diperhatikan. Jika gajinya hanya Rp2,5 juta per bulan, bagaimana mereka bisa bekerja maksimal? Kami ingin memperbaiki kesejahteraan dokter dan menghadirkan mobile puskesmas agar masyarakat di daerah terpencil tidak kesulitan mengakses layanan kesehatan,” ujar cagub Muhammad Nasir.

Tak ketinggalan, paslon urut 3 menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota. “Kami berkomitmen menambah puskesmas dan rumah sakit di daerah terpencil serta memberikan insentif bagi dokter yang bertugas di wilayah sulit,” kata cagub Syamsuar.

Ekonomi Hijau dan Biru dalam Rangka Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Pada tema ekonomi hijau dan biru, paslon nomor 2 menekankan cara mengentaskan kemiskinan dengan pengelolaan hutan jadi perkebunan produktif. Lebih lanjut, Nasir juga berjanji akan menata ulang tata ruang untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi.

“Kami ingin memanfaatkan kekayaan alam Riau dengan baik. Lautnya akan kami kelola, pasar pelelangan akan kami siapkan agar nelayan mendapatkan harga yang layak,” ujar Muhammad Nasir.

Sementara itu, paslon nomor 3 menegaskan keberlanjutan program ‘Riau Hijau’ yang telah berjalan selama lima tahun terakhir. “Kami telah melaksanakan pembangunan rendah karbon dan mendapat penghargaan nasional. Program ini akan kami lanjutkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Syamsuar.

Adapun Paslon Nomor 1 menawarkan pendekatan yang inovatif. Dengan memanfaatkan ombak laut sebagai pembangkit listrik serta limbah sawit untuk pakan ternak dan bahan baku kertas. “Ekonomi hijau dan biru ini sederhana. Kami ingin mengubah potensi lokal menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat,” ucap Abdul Wahid.

Pariwisata Halal dan Budaya Melayu

Dalam isu pengembangan pariwisata, Syamsuar menonjolkan keberhasilan desa wisata seperti Kampung Mesjid di Kampar dan Desa Dayun di Siak. “Kami akan terus memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan masyarakat lokal untuk mendukung pariwisata halal di Riau,” ujarnya

Sedangkan Paslon Nomor 2 mengusulkan renovasi Istana Siak menjadi destinasi wisata unggulan. Lengkap dengan fasilitas modern seperti hotel bintang lima. “Istana Siak harus menjadi ikon Provinsi Riau. Kami akan membangun kawasan ini dengan fasilitas yang menarik wisatawan internasional,” ujar Muhammad Nasir.

Sementara itu, Paslon Nomor 1 fokus pada pengembangan wisata alam. Seperti Pantai Rupat dan Batu Tilam, serta Islamic Center sebagai pusat wisata religi. “Kami ingin memadukan wisata religi, alam, dan budaya sehingga Riau menjadi destinasi wisata yang beragam dan menarik,” ucap Abdul Wahid.

Penyandang Disabilitas dan Inklusi Sosial

Pada isu penyandang disabilitas, Paslon Nomor 1 menekankan pentingnya keberpihakan kepada kelompok rentan. “Kami akan menyediakan kuota kerja bagi penyandang disabilitas serta membangun fasilitas publik yang ramah bagi mereka. Tidak ada lagi masyarakat yang merasa terpinggirkan,” ucap Abdul Wahid menegaskan.

Kemudian Paslon Nomor 2 berjanji akan fokus pada pemberian beasiswa dan bantuan sosial. Pertama, mereka akan  menyiapkan beasiswa untuk anak-anak yang membutuhkan. Kedua, mereka akan menyiapkan kuota pegawai untuk mereka. Mereka beranggapan bahwa selagi memiliki kemampuan, siapa pun boleh bergabung termasuk penyandang disabilitas.

“Kami ingin panti sosialnya juga jelas, berapa anggaran per panti yang harus kita siapkan. Ini harus dibangun dengan baik dengan tata kelola yang baik dan cari orang-orang pintar untuk menata anak-anak ini menjadi masa depan kita ke depan,” ujar Muhammad Nasir.

Sementara itu, Paslon Nomor 3 mengusulkan pembangunan sekolah luar biasa di setiap kabupaten atau kota untuk melayani kebutuhan pendidikan penyandang disabilitas. “Kami punya komitmen yang telah kami masukkan dalam program kerja kami khususnya bagi kaum disabilitas yang saat ini cukup banyak di Riau,” ucap Syamsuar.

Dia juga menyatakan akan memberikan beasiswa bagi penyandang disabilitas. Termasuk di dalamnya perangkat sekolah, mereka akan menyediakan Sekolah Luar Biasa yang ada di kabupaten atau kota. Setelah itu, paslon ini juga akan memberikan penghargaan kepada putra-putri terbaik dari penyandang disabilitas seperti memenangkan olimpiade.

Debat kedua ini memperlihatkan perbedaan visi, misi, dan pendekatan yang ditawarkan oleh ketiga pasangan calon dalam menghadapi berbagai isu strategis di Provinsi Riau. Dengan beragamnya program yang diajukan, debat ini memberikan masyarakat Riau informasi untuk menentukan pilihan terbaik demi Riau yang lebih baik di Pilkada Riau 2024.

Penulis : Dina Fatmawati Putri
Editor : Fitriana Anggraini