Unit Kegiatan Mahasiswa Koperasi Mahasiswa Universitas Riau (UKM Kopma Unri) resmi meluncurkan usaha penatu atau laundry pada hari Rabu, 17 September 2025. Usaha bernama Kopma Laundry ini bertempat di sebuah ruko, Jalan Taman Karya, Panam.
Mengusung konsep layanan mandiri (self-service), Kopma Laundry menyediakan dua opsi untuk pelanggan. Pilihan pertama pelanggan dapat mencuci pakaian lalu mengeringkannya. Opsi kedua bisa salah satunya saja.
Lantaran pembukaan perdana, Kopma Laundry memberi promo 50 persen hingga akhir September untuk penggunaan mesin per-sesinya. Pun rencananya setiap hari Jumat bakal ada promo tambahan, terkhusus di tanggal kembar seperti 10/10 dan seterusnya.
Kepala Bidang Usaha Kopma Unri, Nindi Sofianti bilang saat ini Kopma Laundry menyediakan total ada enam mesin. Tiga mesin untuk kebutuhan mencuci dan tiga mesin lagi untuk mengeringkan pakaian. Setiap mesinnya memiliki kapasitas maksimal 10 kilogram.
Pelanggan yang datang harus membayar biaya penggunaan mesin terlebih dahulu sebesar Rp10 ribu setiap sesi sebelum memulai pencucian. Pembayaran bisa dilakukan secara tunai ke kasir maupun secara digital melalui QRIS yang muncul di layar mesin cuci.
Setelah menyelesaikan pembayaran, petugas akan langsung mengoperasikan mesin untuk satu sesi yang telah dipilih. “Kalau mesin untuk nyuci itu 26 menit, kalau untuk kering itu 45 menit. Jadi bisa ditinggal dan ditunggu juga,” jelasnya pada Sabtu, 27 September 2025.
Pengelola juga menyediakan layanan WiFi gratis. Dapat digunakan pelanggan sembari menunggu proses pencucian selesai.
Petugas akan memberikan sebuah kartu anggota kepada setiap pelanggan baru yang datang. Kartu anggota ini berisi sepuluh kolom yang diisi dengan stiker setiap kali pelanggan mencuci. Jika sepuluh stiker ini telah terkumpul, maka pelanggan mendapatkan kesempatan sekali mencuci gratis.
Nindi bilang Kopma Laundry beroperasi setiap hari dari pukul tujuh pagi hingga sebelas malam. Seluruh pengelola merupakan anggota Kopma Unri. Mereka bergantian mengurus usaha ini. Sekalipun di tanggal merah. Frekuensi harian pelanggan yang datang pun bervariasi. “Kadang ada sampai sepuluh orang lebih. Kadang paling rendah lima sampai enam orang ada per hari,” katanya.
Ketua Umum Kopma Unri, Fattia Mawaddah menceritakan proses panjang berdirinya Kopma Laundry. Berangkat dari ide para anggotanya untuk membuat usaha baru, Fattia kemudian terinspirasi melihat betapa dekatnya usaha penatu dengan kebutuhan mahasiswa. “Semua orang punya kebutuhan untuk nyuci apalagi kalau musim hujan butuh nyuci dan ngeringin,” ujarnya.
Mengenai lokasi, ruko yang berada di Taman karya dipilih karena beberapa alasan. Selain jarak yang dekat dengan kampus lokasinya cukup strategis karena masih belum ada usaha serupa di sekitar. “Setelah survey yang di Suka Karya, Cipta Karya, Bangau Sakti itu udah ada laundry self-service,” ungkapnya.
Hanya saja keuntungan strategis masih belum diiringi dengan promosi yang masif. Informasi hanya diteruskan dari anggota ke anggota dan lewat media sosial. Kendati demikian, Fattia mengaku bahwa mereka punya rencana untuk mempromosikan usaha ini lewat akun-akun besar di sosial media kampus dalam waktu dekat.
Sebagai program utama di bidang usaha, Kopma Laundry menerapkan prinsip dasar koperasi, yaitu dari anggota untuk anggota. Para anggota membayar simpanan wajib setiap bulannya untuk pengembangan usaha dan mereka akan mendapatkan SHU (Sisa Hasil Usaha) di akhir masa kepengurusan.“Semakin banyak anggota bertransaksi di usaha Kopma, makin banyak juga SHU yang didapatkan,” jelasnya.
Fattia berharap semakin banyak orang yang mengenal Kopma Laundry, terutama mahasiswa Unri. Dia juga punya rencana agar mahasiswa bisa langsung mengantar pakaian kotor ke kantor sekretariat Kopma Unri. Nantinya anggota Kopma atau petugas penatu yang mengangkut pakaian sehingga mahasiswa bisa langsung menjemput pakaian bersih mereka di sana.
Pewarta: Gary Andreas
Penyunting: Wahyu Prayuda