Engkau menanam Cendana bersama.
Mengapa kini kau benci harumnya?
Menista semerbaknya.

Tak pernah kau mengkaji makna,
Cendana sarat akan Antioksidan.
Tiada Radikal yang bebas darinya!

Tanpa kusadari, Cendana sudah mandiri.
Pandai berkata, tak kenal suara
selain dirinya.

Walau dahulu ia tumbuh darinya.

Lihai menebar bunga,
kepada muka penumpah darah.
Menyerap unsur hara,
dari saku tanpa harta.

Sayang. si Cendana cacat fotosintesis.
Gagal menyerap Cahaya,
jika tak sewarna dengannya.

Serakah.

Melebatkan kanopi, menutup matahari,
agar tunas kecil takut bersemi.
Menyebarkan benih, di penjuru negeri,
agar ia hidup abadi.

Jika semua Pohon begini.
Aku paling depan menolak reboisasi.
Menertawakan setiap dahan yang digergaji.

Siapa berani meruntuhkan Cendana ini?
Tak peduli dengan palu atau belati,
dengan genggam kanan atau kiri.

Kuharap ia mati, tak bangkit lagi.

Penulis: Naufal Ihsan