BEM Faperika Aksi UKT Untuk Ketiga Kalinya

Untuk ke tiga kalinya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  (Faperika) Universitas Riau (UR) kembali melaksanakan aksi  pada pihak fakultas terkait masalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tak kunjung tuntas sampai saat ini. Aksi yang dilakukan pada Jumat (3/1) dengan tujuan meminta solusi terhadap pihak dekanat untuk menuntaskan masalah UKT di Faperika.

Adapun tuntutan aksinya  mendesak Dekan Faperika untuk mentransparasi anggaran dana UKT, menunda proses pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) khusus mahasiswa angkatan 2013, dan meminta kepada dekan untuk memberikan kewenangan kepada pihak jurusan atau program studi untuk memberikan komposisi anggaran uang kuliah tunggal.

“Salah satu yang menjanggal pada UKT ini adalah anggaran uang kuliah yang tak sesuai dengan kemampuan mahasiswa. Kami menuntut pada pihak dekanat untuk memberikan kewenangan pada program studi atau jurusan untuk memberikan kebijakan komposisi anggaran uang kuliah sebesar 80 persen dan selebihnya 20 persen dari pihak fakultas. Selama ini  nyatanya justru terbalik 80 persen anggaran uang kuliah dari fakultas dan 20 persen dari jurusan,” kata Husnul Yakin Harahap Koordinasi Lapangan.

Mahasiswa Faperika terlihat antusias dalam melakukan aksi. Foto Wiwin
Mahasiswa Faperika memadati gedung dekanat. Foto Wiwin

Aksi yang diikuti ratusan mahasiswa Faperika sempat terjadi keributan antara PD III Ir. Syaifuddin M. Si  terhadap massa. Dalam Aksi tersebut  pihak dekanat menerima semua tuntutan mahasiswa dan pihak dekanat  meminta waktu untuk menunggu kebijakan dan SK dari rektorat.

Namun walaupun begitu mahasiswa angkatan 2013 tetap merasa belum puas. Seperti yang dikatakan Adhil Fajri, mahasiswa jurusan Agribisnis  2013, hasil aksi dan pengumuman dari PD III yang mengatakan bahwa mahasiswa mendapatkan golongan 5 menjadi 200 orang ini, saya merasa belum puas karena masih belum sesuai.

Menurut Adhil, dekan belum memberikan kepastian  keterkaitan pembayaran uang kuliah dan nominal uang kuliah untuk golongan 4 dan 5 juga masih tinggi. Ia berharap pihak dekanat dan rektorat bisa secepatnya memberikan kejelasan  secepatnya mengenai masalah UKT, dan mempertimbangkan lagi nominan uang kuliah untuk golongan 4 dan 5.

Shofian Nanda Adi Prayoga,mahasiswa Ilmu Kelautan 2013, mengaku belum puas dengan hasil aksi yang di lakukan. “Pastinya belum puas dengan hasil aksi ketiga ini, karena belum ada kejelasan . Setiap kali aksi Dekan selalu meminta waktu untuk menunggu hasil kebijakan rektor dan SK rektor. Harapannya semoga SK rektor secepatnya bisa keluar agar masalah UKT juga cepat tuntas,” ujarnya.

“Jika kebijakan dan SK rektor tak kunjung keluar, BEM Faperika akan terus bertindak dengan terus mendesak pihak dekan dan rektorat untuk secepatnya mengeluarkan kebijakan dan SK rektor, dengan mengawal dan terus berkomunikasi dengan pihak dekanat terkait masalah Uang Kuliah Tunggal,” tegas Husnul. #wiwin