Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan forum mahasiswa Bidikmisi Universitas Riau (Formadiksi UR) adakan seminar dan capacity building, Sabtu (26/9). Bertajuk Menagih Kiprah Pemuda untuk Indonesia, diikuti oleh mahasiswa UR dan wajib bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2011 hingga 2015.
Acara yang dijadwalkan pukul 7 pagi, namun baru dimulai pukul 9.15 dan dibuka dengan tari persembahan. Dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dibawakan oleh Kamarul. Ia ajak seluruh peserta doakan agar musibah asap segera hilang dan tercapainya tujuan dari acara peningkatan kapasitas mahasiswa bidikmisi.
Drs. Syafrial,M,pd, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni sekaligus penanggungjawab formadiksi sampaikan bahwa, tujuan dari acara ini untuk mendengarkan motivasi dan pengalaman yang diberikan oleh pembicara. Ia sebutkan, tahun 2014 mahasiswa penerima bidikmisi berjumlah 927, sedangkan pada tahun ini berkisar 820. “Penurunan penerimaan beasiswa ini disesuaikan dengan anggaran yang telah disediakan,†ujarnya.
Prof Dr. Ir. H. Aras Mulyadi DEA selaku Rektor UR dalam sambutannya sampaikan keprihatinannya pada gedung gasing. Ia katakan, pembangunannya terbengkalai sejak 2010 karena sengketa dengan warga sekitar. Gedung gasing akan dijadikan sebagai tempat wisuda pada tahun berikutnya. Menurutnya, pemilihan gedung gasing karena dihadiri lebih dari dua ribu mahasiswa, sebab fasilitas yang ada haruslah digunakan.
“Acara ini sangatlah bersifat positif. Sebagai inovasi, adanya penjaringan mahasiswa yang mempunyai intelektual pertanyaan yang bagus,†ujar Rektor UR. Menurutnya, kondisi ekonomi bukanlah pengaruh untuk meraih prestasi, sebab mereka akan diberikan pembekalan supaya memiliki potensi dan soft skill yang dapat di handalkan setelah lulus. Ia berharap bahwa program ini bisa bertambah kedepannya dengan mengajukan rekomendasi.
Firdaus, MT, Walikota Pekanbaru beri materi terkait orasi kedaulatan bangsa. Dipandu oleh moderator Padli, S.pd. Ia sebutkan, kedaulatan ialah kekuasaan tertinggi. Negara yang berdaulat haruslah memiliki kuasa hukum yang tinggi. Ia juga sebutkan, bahwa kompetitif Riau masih rendah, sehigga kesadaran hukum pun kurang.
Firdaus jelaskan bahwa, peluang Indonesia menjadi negara maju dari 7 negara di dunia pada tahun 2030 mendatang. Sebab pada tahun itu pemuda telah dibekali ilmu dan semangat akan memimpin dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia juga berikan motivasi untuk pemuda Indonesia, seorang pemuda harus biasa melatih diri dan orang lain. Sebab latihan akan berfungsi tentukan arah dan kebijakan dengan sendirinya tanpa adanya bisikan. “Pemuda haruslah menjadi agen perubahan, hal ini dapat di peroleh melalui keikutsertaan dalam organisasi,†tegasnya.
Walikota Pekanbaru itu juga sampaikan kata dari Syaidina Ali yang berbunyi, seorang pemuda haruslah mempunyai jati diri, ilmu, kepribadian, keimanan, akhlak, dan pemikiran yang kritis.
Usai istirahat makan siang, pemateri kedua Abdul Gaffar Usman, MM, M.Sc Ketua Komite IV DPD RI dan Asnawir sebagai moderator. Abdul Gaffar Usman uraikan tentang pembangunan kapasitas pemuda. Menurutnya mahasiswa bukanlah pelajar yang berbadan besar, melainkan seseorang yang sudah dapat kontribusikan dirinya di masyarakat. Pemuda juga sebagai pelopor membangun untuk dunia dan akhirat. Ia menambahkan, masalah sebagai hak yang diberikan Tuhan untuk menjadikan diri lebih kreatif.
“Beberapa pemateri berhalangan hadir karena asap tebal dan agenda dadakan,†ujar Andres Pransiska selaku Presiden Mahasiswa UR. Ia juga sebutkan, bahwa kegiatan dilaksanakan sebagai pengerak dari universitas dan tingkatkan eksistensi pemuda di UR, serta memahami makna eksistensi tersebut. #Badru dan Lian