Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bahana Mahasiswa Universitas Riau (UR) taja Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD), Jumat (30/3). Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diadakan di sekretariat Bahana Mahasiswa kampus UR Gobah. 21 peserta berasal dari beberapa fakultas di UR dan perwakilan Forum Pers Mahasiswa (Fopersma) Riau.

Acara dimulai pukul sembilan pagi dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Raudhatul Adhawiyah Nasution. Selanjutnya sambutan Reva Dina Asri Ketua Pelaksana acara. Ia sampaikan pendaftaran DJMTD dibuka sejak 22 Februari hingga 27 Maret. Peserta yang mendaftar kemudian diseleksi melalui screening test.

“Dari sekian banyak peserta, kami seleksi hingga dapat 29 orang,” ujar Reva.

Acara dilanjutkan dengan sambutan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Syapsan. Ia berharap peserta Diklat dapat mengikuti pelatihan selama tiga hari dengan baik. Kemudian ditutup doa oleh Dicky Pangindra.

Sekitar pukul sepuluh pagi, peserta diajak menonton film The Post. Film ini bercerita tentang bagaimana proses kerja wartawan The Washington Post meliput kasus pembohongan publik yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat tentang perang Vietnam. Selama dua jam, peserta diajak menonton hingga istirahat siang.

Pukul dua siang, peserta diberi materi Term of Refference (ToR), riset dan interview serta materi penulisan straight news. Harismanto Djambak, manager online Tribun Pekanbaru isi materi. Selain memberi materi, peserta diminta membuat tugas. Peserta dibentuk kelompok untuk berdiskusi, memilih topik yang hendak dijadikan berita. Secara bersama-sama mengumpulkan bahan pertanyaan, mencari narasumber dan menuliskan berita. Selepas tulisan peserta jadi, dilakukan evaluasi.

Jelang pukul enam maghrib, peserta disilakan istirahat. Materi disambung sekitar pukul delapan hingga dua belas malam. Made Ali Wakil Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) yang juga alumni Bahana, beri materi sejarah Bahana dan 9 Elemen Jurnalisme.

Made buka materi sejarah dengan sebutkan beberapa nama dari sekitar 180 alumni Bahana. “Alumni Bahana ada banyak, mulai dari akademisi, politisi, pengusaha hingga pekerja media.”

Made juga ceritakan sejarah berdirinya Bahana serta apa saja yang terjadi pada beberapa generasi awal berdirinya Bahana. Ia motivasi peserta dengan sampaikan apa saja keuntungan dan kelebihan yang akan mereka dapat bila bergabung di Bahana. Ia juga cerita apa tantangan yang harus kru Bahana lalui.

“Di Bahana bukan hanya belajar menulis, tetapi berfikir kritis serta bagaimana punya jaringan yang luas,” ujarnya.

Usai sejarah, Made langsung sambung dengan materi 9  Elemen Jurnalisme. Ia tunjukkan buku yang ditulis  Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Sembilan elemen yang dimaksud ialah kebenaran, loyalitas kepada masyarakat, disiplin verifikasi, independensi, memantau kekuasaan, forum publik, menarik dan relevan, komprehensif dan proporsional serta mendengarkan hati nurani.

Made hanya sampaikan materi hingga elemen kelima, elemen enam hingga sembilan dijelaskan oleh Suryadi yang juga Alumni Bahana Mahasiswa.

Khofifah, peserta Diklat merasa terkesan dengan acara ini. “Selain mengedukasi dan menambah wawasan, juga mempererat silaturahmi.” *Derisma Wulandari, Raudhatul Adhawiyah N