Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Phylomina Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Riau hendak adakan lomba kebut dayung pada 27 April hingga 1 Mei 2018. Acara ini mengundang 34 Perguruan Tinggi di Riau sebagai peserta. Nantinya, sebanyak 18 team dengan 36 peserta akan menempuh lintasan  100 meter.
Peserta yang hendak ikut lomba dikenakan biaya seratus ribu rupiah untuk setiap team. Ada team putra dan putri. Setiap peserta akan mendapat kaos, sertifikat, kartu nama dan konsumsi. “Peserta dari luar kota akan disiapkan tempat menginap,†ujar Hendra Rezky, Ketua Pelaksana.
Technical meeting akan diadakan Rabu, 25 April bertempat di Ruang Terubuk 1 pukul tiga sore. Ada dua kali penyisihan dalam lomba ini, Sabtu 28 April pukul sepuluh pagi hingga lima sore dan Minggu 29 April pukul sembilan pagi hingga enam sore. Lomba ini gunakan sistim gugur. Babak perempat final dan final diadakan Senin 30 April pukul tiga hingga enam sore. “Tak hanya lomba, panitia juga lakukan restocking atau penaburan bibit ikan pada acara pembukaan,†tambah Hendra Rezky.
Acara ini bekerja sama dengan Badan Search and Rescue Nasional (BASARNAS) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau untuk membantu perlengkapan keselamatan. “Karena kedalaman waduk dua meter, kami siapkan jaket pelampung. Keselamatan itu prioritas kami,†ujar Hendra Rezky.
Harmonten, Penanggung Jawab acara sampaikan bahwa kerja sama juga dilakukan dengan Tribun Pekanbaru untuk menyebarluaskan informasi. Panitia juga mengundang Kongkrit Genggama untuk isi live music.
Lomba ini pernah dilakukan tiga kali sejak 2002 hingga 2008. Namun karena perawatan waduk kurang, mengakibatkan tanggul rusak dan tumbuhan apung memenuhi permukaan waduk, kegiatan kemudian dihentikan. Barulah pada 2018 kegiatan dilakukan lagi.
Lebih lanjut, Hendra Rezky sampaikan, jumlah panitia 33 orang untuk gotong royong membersihkan waduk tiap Sabtu dan Minggu sore. Berlangsung selama satu setengah bulan.
Mapala Phylomina kemudian dipercaya rektorat untuk menjaga, merawat dan melestarikan waduk tersebut. Bentuk bantuan rektorat ialah sumbangan dana perawatan waduk, namun untuk kegiatan lomba belum ada bantuan.
Adapaun tujuan lomba kebut dayung ini sebagai ajang silaturahmi, menunjukkan rasa kompak dan memperkenalkan waduk Universitas Riau kepada khalayak umum. Kemudian agar pihak rektorat membuka hati melihat usaha Mapala Phylomina membersihkan waduk. “Luarannya diharapkan ada donasi ke Mapala Phylomina untuk pengelolaan waduk yang lebih baik,†tutup Hendra Rezky. *Mikhaterecia