Universitas Riau adakan seminar Pengembangan Karir Pasca Lulus. Seminar diadakan pada Sabtu (8/12) di lantai 4 rektorat. Seminar ditujukan untuk mahasiswa, terutama alumni dan yang akan menyelesaikan studinya memiliki pengembangan karier dari softskill yang mereka miliki selama di bangku perkuliahan. Hal ini disampaikan Syapsan selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni saat beri kata sambutan.
Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dan alumni ini diisi oleh Wan Muhammad Hasyim selaku pemilik 80 Minimarket Idolmart dan Aslan Wiguna selaku Kepala Audit Eksekutif di Perusahaan INPEX, sebuah perusahaan minyak dan gas yang berbasis di Jepang. Kemudian ada Zuhra salah satu dosen UNRI yang menjadi moderator.
Hasyim menceritakan tentang usahanya yang kini mampu tersebar di tiga kota besar.
Awalnya, ia berhutang ke keluarga, perhiasan isteri, pinjaman dari kantor maupun bank serta kartu kredit. Sehingga terkumpul uang Rp. 35 juta sebagai modal. Hutang yang banyak itu tidak mempengaruhi semangatnya untuk memulai usaha.
“Lebih baik bermimpi besar namun tidak mencapainya, daripada bermimpi kecil sekalipun mendapatkannya.”
Usahawan yang akrab dengan sapaan ‘Sukses Karena Ngutang’ ini menjelaskan pula tentang pembagian empat kuadran waktu dan ruang.
Kuadran pertama adalah orang-orang yang mempunyai waktu namun tidak mempunyai uang. Kuadran ini diduduki oleh orang-orang pengangguran.
Kemudian, kuadran dua adalah orang yang mempunyai uang namun tidak mempunyai waktu. Orang-orang yang berada di kuadran ini adalah para direktur, konsultan hingga dokter.
Kuadran ketiga adalah orang yang tidak mempunyai uang dan juga tidak punya waktu. Para karyawan adalah orang yang menduduki kuadran ini.
Sedangkan, punya uang dan punya waktu merupakan kuadran empat yang diduduki oleh para investor, pewaris dan business owner.
Menurut Hasyim, dari semua kuadran yang ada, kuadran empat adalah kuadran yang paling diharapkan. Pada kuadran ini orang-orang akan lebih mempunyai peluang dalam membuka usaha.
“Sedangkan, pada kuadran ketiga dan kedua akan kembali pada kuadran satu jika telah habis masa kerjanya dan menjadi seorang pensiun. Tentu ini bukanlah sesuatu yang diharapkan.”
Di sisi lain, perlu juga dilihat hal yang akan dialami oleh anak-anak muda dalam mengembangkan usahanya. Seperti yang dijelaskan oleh Aslan Wiguna bahwa usaha yang dikembangkan juga harus sesuai dengan perkembangan yang ada.
Seperti contohnya untuk saat ini banyak perusahaan yang berada di luar negeri menggunakan sistem robotik. Segala sesuatu telah diambil alih oleh kecanggihan teknologi. Sehingga memperkecil tenaga kerja dan upah tenaga kerja yang akan dibayarkan.
Sistem robotik juga memiliki manfaat lainnya dalam usaha, seperti mempermudah pekerjaan dan mempersingkat waktu yang ada. Jika kita tidak menggunakan sistem ini maka usaha kita akan jauh tertinggal dari orang lain.
Dalam seminar ini pula dibahas tentang pentingnya pengembangan karir bagi para mahasiswa. Ini dikarenakan perkembangan zaman yang semakin maju.
“Sehingga diperlukan jiwa-jiwa yang mampu mengembangkan karir di masa yang akan datang,” lanjutnya.
Menurut Aslan, karir bukanlah tentang usia. Kebanyakan dari mahasiswa zaman sekarang takut untuk mengembangkan karir karena keterbatasan usia. “Mereka terlalu takut untuk mencoba hal-hal yang baru yang akan mengakibatkan kegagalan.”
Ia juga menyarankan agar setiap orang terutama para karyawan berlomba-lomba untuk menciptakan kreativitas karena setiap karyawan pasti memiliki jiwa pengusaha.
“Kita harus bisa berlari cepat dalam teknologi yang semakin berkembang.”
Penulis : Melvi Purnama Fajar Zega
Editor: Ambar Alyanada