Kerap habiskan waktu di kampus juga hobi menulis sejak kuliah, mengantarkan Agung Prabowo mengukir banyak prestasi.
November tahun lalu, ia meraih juara dua di ajang Indonesia Young Green Award 2018. Sebuah perlombaan karya tulis ilmiah tingkat mahasiswa yang berhubungan dengan pengolahan limbah serta pengembangan produk berbasis lingkungan.
Dalam karya tulisnya, mahasiswa jurusan Teknik Kimia ini membahas penelitiannya mengenai pembuatan implant tulang berbasis bahan alam. Sebab banyaknya kebutuhan implant tulang di Indonesia jadi latar belakang penelitian itu. Per tahunnya saja impor implant tulang sampai seratus ribu keping dengan harga 400 dolar AS per kepingnya.
Dari masalah itu, Agung menawarkan solusi membuat implant tulang berbahan alam, yakni berbahan bambu. Bahan yang mudah didapat dan lebih murah ketimbang impor. Sedari awal ia sudah mempersiapkan penelitiannya itu.
“Dari awal optimis bisa menang. Sudah lama nunggu acara ini,” katanya.
Tak hanya itu, pada 2017 lalu Agung sabet penghargaan perunggu pada Indonesian Young Professional Paper Awards (IYPPA) di Makassar.
IYPPA merupakan ajang penganugerahan bagi mahasiswa yang berkontribusi dalam perkembangan IPTEK di bidang penelitian dan karya tulis ilmiah. Acara yang diselenggarakan KOMA Youth Collaboration ini diikuti oleh 49 nominator dari 25 kampus se-Indonesia.
Ada tiga kriteria pada penilian IYPPA. Ketiganya meliputi : gagasan, prototipe dan aplikatif.
Pada kategori gagasan inilah, Agung dinobatkan sebagai the most innovative paper award on concept. Kemudian berhak atas penghargaan Bronze paper award engineering category.
Tak cuma jago di luar, pria yang bercita-cita sebagai dosen ini merupakan mahasiswa berprestasi Fakultas Teknik 2018. Di tingkat Universitas Riau, juara terfavorit pun diboyongnya.
Agung Prabowo lahir di Kotalama, 21 tahun silam. Keputusannya empat tahun lalu masuk Teknik Kimia, karena prospek kedepan dinilai Agung menjanjikan. Selain memang sewaktu bersekolah mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam di SMAN 1 Kunto Darussalam Rokan Hulu.
Bima Wandika mengenal Agung sudah lama. Ia pernah satu laboratorium saat penelitian. “Sering nongkrong di lab material korosi tuh. Asik main laptop,” katanya.
Ia mengenal Agung sebagai sosok pekerja keras dan optimis. Sewaktu aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia atau Himateki, Agung pernah jadi Kepala Dinas pengembangan dan Pemberdayaan Mahasiswa.
“Dia orangnya enggak ambil pusing orang mau baik atau enggak. Yang penting berprestasi dan menginspirasi” kata Bima yang merupakan senior satu tingkat di jurusan.
Sementara Adriani Putri lestari, teman sekelas Agung menilainya sebagai pribadi yang ceria dan pantang menyerah.
“Agung tu jiwa kepemimpinannya kuat,” katanya.
Bagi Agung Prabowo, orang tuanya adalah menjadi motivasi terbesar bagi hidupnya. Lagi katanya, untuk mencapai sesuatu yang berat bukan karena tidak mampu tapi untuk memulainya.
“Gagal itu biasa, intinya mulai aja dulu,” tutup Agung.
Penulis : Salsabila Diana
Editor: Dicky Pangindra Aljokjawi