Bahana Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian dan beberapa Mahasiswa Jurusan Agribisnis berkumpul pada Jumat (03/05) di ruang rapat dekanat Faperta. Mardhiansyah selaku Wakil Dekan bidang Keuangan juga turut hadir. Kedatangannya sama seperti Bahana, diundang melalui pihak BEM.
Diskusi ini dilatarbelakangi dengan berita Rumah Kaca atau Rumah Hantu yang dirilis di bahanamahasiswa.co pada 23 April 2019.
Mardiansyah membuka diskusi tersebut dengan menjelaskan tentang rumah kaca serta klarifikasi pemberitaan yang lalu. Selanjutnya forum diberikan kepada pihak agribisnis yang menginginkan klarifikasi.
Welben mahasiswa agribisnis menanyakan ke pihak Bahana dan BEM, kenapa tidak ada klarifikasi terlebih dahulu kepada teman-teman yang menggunakan ternak puyuh dan lele. “Kenapa tiba-tiba beredar berita tanpa sepengetahuan kami?â€
Terkait hal itu, Bahana yang diwakili oleh Badru menanggapinya. Ia katakan bahwa hasil liputan ini sudah sebagaimana adanya. “Apa yang kami sajikan sudah melalui tahap-tahap verifikasi ke orang-orang yang terkait dengan hal ini.â€
Selanjutnya Ahmad Riandi Saputra mahasiswa agribisnis mempertanyakan tentang pernyataan Didik selaku Kepala Dinas Hulmas BEM Faperta di dalam berita tersebut. Pernyataan itu bertuliskan Menurut Didik Selaku Kepala Dinas Hulmas BEM Fakultas Pertanian, ketiga rumah kaca ini sudah tidak layak pakai.
Ahmad tidak terima dengan pernyataan tersebut. Karena bagi nya, rumah kaca yang bisa dikatakan rusak parah hanya satu, yang berwarna hijau.
“Menurut saya dua rumah kaca itu masih bagus dan kami manfaatkan sebaik mungkin,†kata Ahmad.
Karena menurutnya juga apapun fasilitas dikampus alangkah lebih baik jika dimanfaatkan. “Mahasiswa yang punya potensi kita kembangkan, itulah tujuan dan fungsi dari inkubator.â€
Mengenai hal ini Didik menjawab, ia mengatakan bahwa maksud dari ketiga yang tidak layak adalah agar ketiganya bisa diperbaiki. Ia menambahkan, jika terdapat kesalahan dalam kalimat yang tertulis, sesuai dengan keinginan teman-teman bisa direvisi pada kata-kata tersebut.
Dalam diskusi ini, semua pihak menyepakati bahwa hanya ada satu rumah kaca yang rusak parah dan harus diperbaiki.
Penulis : Salsabila Diana Putri
Editor : Ambar Alyanada