UNRI Kembali Bentuk Tim Satgas Bencana Asap

Universitas Riau resmi membentuk Tim Satuan Tugas Bencana Asap atau Satgas BA. Hal ini disampaikan Aras Mulyadi, Rektor UNRI pada konferensi pers di Ruang Dewan Pengurus Harian, Senin siang (16/9).

Tujuan dibentuknya tim ini guna memberdayakan pendidikan pekerjaan dalam pembakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau.

“Selama ini UNRI telah memberikan solusi-solusi pada saat bencana. Namun, masih kurang tereskpos keluar,” jelas Aras.

Tugas Tim Satgas dimulai dari pencegahan dengan menjaga kelembapan gambut. caranya menyekat kanal sekitaran gambut, supaya kelembapan tetap terjaga. Proses pencegahan ini telah dilakukan di Kabupaten Meranti. Menurut Aras, kebakaran di lahan gambut bisa berkurang.

Selain itu, satgas juga bekerja meningkatkan sumber penghidupan masyarakat seperti penanaman nanas dan kayu-kayuan. Menjaga mata air untuk tetap melembapkan tanah gambut yang mulai kering.

Katanya lagi, UNRI juga memberi aksi layanan bantuan logistik maupun relawan kepada korban bencana.

Ketua Satgas—Iwantono, yang juga Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, mengatakan tim ini bersifat koordinatif dan responsif. Maksudnya, tim harus berkoordinasi den bertanggungjawab akan tugasanya

Satgas ini dibagi jadi lima bidang.  Meliputi bidang Penanganan dan Promosi Kesehatan yang diketuai direktur Rumah Sakit pendidikan (RSP) UNRI, Dr. Zulharman, M.Med, Ed. Ia dibantu dua anggota lainnya.

Bidang Diseminasi Riset Teknologi Pencegahan dan Penanganan diketuai Rivaldi. Ia Ketua Pusat Sustainable Development Goals atau SDG’s. Rivaldi juga dibantu dua anggota. Bidang Edukasi Masyarakat diketuai Awitdrus, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Kemudian Mukhlis, Dosen Fakultas Hukum mengepalai Bidang Hukum dan Advokasi Hak Asasi Manusia. Ia dibantu dua anggota. Terakhir Bidang Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat dengan Levki sebagai ketua. Ia dibantu 23 anggota lainnya.

Aras Mulyadi juga sampaikan, beberapa upaya yang telah dilakukan UNRI dalam pengendalian karhutla. Seperti membawa Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik dengan tema Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan sejak 2015 ke Kabupaten/Kota yang kerap menjadi titik kebakaran. Kemudian, bekerja sama dengan Universitas Kyoto membuat kajian daerah tropis tentang kebakaran hutan dan tanah gambut. Juga advokasi langsung kepada masyarakat.

Rumah Sakit UNRI juga dibuka 24 jam untuk melayani pasien korban asap secara cuma-cuma. Pelayanan ini terbuka untuk masyarakat umum.

Sementara, Sigit Sutikno, Ketua Pusat Studi Bencana atau PSB, mengatakan telah memberi masukan kepada pemerintah pusat terkait penanganan karhutla.

“Masukan ini nantinya akan jadi model dan dipakai dalam lingkup nasional.”

Reporter: Mickyal Mashyuri Vebian Lubis

Editor: Annisa Febiola