Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Riau (LPPM UNRI) merancang model baru untuk Kuliah Kerja Nyata atau Kukerta. Mulai tahun ini, mahasiswa yang telah menyelesaikan 80 Satuan Kredit Semester (SKS) sudah bisa melaksanakan Kukerta.

Satu kelompok minimal berasal dari tiga fakultas. Terdiri dari 10 hingga 15 mahasiswa dengan jumlah maksimal laki-laki tiga orang. Untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan maksimal satu orang perkelompok. Tiap kelompok menyusun program utama dan tiga program pendukung dengan minimal kegiatan 14. Program disusun oleh mahasiswa bersama Dosen Pembimbing Lapangan atau DPL. Satu DPL akan membimbing minimal 30 mahasiswa dalam satu Kawasan.

LPPM mengenalkan lima model Kukerta untuk 2020. Informasi ini disampaikan melalui Rapat Koordinasi Pengembangan dan Diseminasi Riset melalui Pengabdian kepada Masyarakat pada Kamis (27/2) di Gedung LPPM UNRI.

Kelimanya yakni Kukerta Berbasis Potensi Desa, Kukerta Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), Kukerta Revolusi Mental, Kukerta Kolaborasi Program Abdimas Dana DIPA LPPM UNRI 2020, dan Kukerta Kebencanaan.

Kukerta Berbasis Potensi Desa

Model ini menuntut mahasiswa untuk menggali dan mengembangkan potesi desa sehingga desa tersebut memperoleh manfaat. Sebelum mengajukan proposal, mahasiswa harus melakukan survei terhadap potensi desa setelah diizinkan oleh pemerintah desa yang dibuktikan dengan surat kesediaan dari desa. Waktu Kukerta ditentukan oleh mahasiswa dan DPL.

Pencapaian program menjadi acuan untuk penilaian kelompok. Selain itu, mahasiswa diwajibkan menginap di desa tersebut.

Luaran yang harus diselesaikan tiap kelompok meliputi laporan pengabdian masyarakat, publikasi media masa, buku panduan/TTG/Rekayasa sosial/model ber-ISBN, surat keterangan mitra, video yang diunggah di youtube, blog kegiatan, serta draft artikel pengabdian kepada masyarakat.

Kukerta Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat

Melalui model ini, mahasiswa dituntut untuk lebih berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga harus  memberdayakan masyarakat dalam mendukung program yang akan dicapai oleh pemerintah desa setempat. Untuk itu, kelompok harus melakukan observasi dan berkomunikasi dengan pemerintah desa sebagai dasar penyusunan program.

Program kukerta yang akan dituangkan dalam proposal juga disusun bersama DPL sesuai kebutuhan desa. Namun pada model ini tidak ditentukan jumlah program yang harus dilaksanakan. Mahasiswa diharuskan menginap selama 45 hari dan hanya boleh meninggalkan lokasi maksimal empat kali.

Selain dari pencapaian program dan luaran, penilaian juga dilihat berdasarkan kehadiran dan penilaian masyarakat. Untuk luaran, publikasi di media massa dan draft artikel pengabdian ditiadakan pada model ini.
Kukerta PPM akan dilaksanakan pada Juni hingga Agustus 2020. Lokasi Kukerta diutamakan untuk Kabupaten Kepulauan Meranti, Pulau Rupat, dan Mandah yang bukan lokasi Kukerta Badan Nasional Penanggulangan dan Bencana (BNPB).

Kukerta Revolusi Mental

Program utama dari Kukerta ini adalah implementasi nilai Gerakan Nasional Revolusi Mental atau GNRM. Poinnya adalah Indonesia melayani, Indonesia bersih, Indonesia gotong royong, Indonesia bersatu, serta Indonesia mandiri. Program yang akan diajukan melalui proposal disusun bersama DPL yang disesuaikan dengan nilai GNRM.

Tiap kelompok boleh memilih untuk menginap atau tidak, sesuai dengan kebutuhan dan arahan DPL. Lokasi pelaksanaan di Kota Pekanbaru dan daerah luar Pekanbaru dengan radius 10 KM. Waktu pelaksanaan ditentukan oleh mahasiswa dan DPL. Sedangkan penilaiannya berdasarkan pencapaian dan luaran yang dihasilkan.

Kukerta Kolaborasi Program Abdimas Dana DIPA LPPM 2020

Kukerta ini didanai melalui hibah pengabdian masyarakat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) LPPM UNRI tahun 2020 dalam bentuk kolaborasi dosen dan mahasiswa. Setiap program yang didanai wajib melibatkan mahasiswa sebagai partner dalam mengabdi. Program yang akan dilaksanakan disusun berdasarkan usulan program pengabdian dosen.

Waktu pelaksanaan direncanakan secara mandiri oleh dosen bersama mahasiswa. Mahasiswa juga diperbolehkan memilih untuk menginap atau tidak.

Syaratnya tak jauh berbeda. Namun DPL harus mendapatkan hibah pelaksanaan pengabdian dari dana DIPA LPPM UNRI tahun 2020. Mahasiswa akan diminta untuk menyusun program berdasarkan program utama pengabdian masyarakat DPL. Untuk luaran, sama saja dengan Kukerta Berbasis Potensi Desa.

Kukerta Kebencanaan

Kukerta kebencanaan fokus pada usaha preventif penanggulangan bencana kebakaran. Program-program kegiatan disusun berdasarkan garis besar haluan program. Program dibagi dalam tiga tahap.

Tahap pertama, mahasiswa diminta untuk melakukan survei terhadap potensi inventaris, infrastuktur penanggulangan bencana dan sosialisasi kebencanaan. Selanjutnya peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan kelembagaan desa. Terakhir, peningkatan nilai tambah dan komersialisasi produk daerah bencana.

UNRI telah mengajukan proposal kerja sama kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk membiayai Kukerta ini. Nominalnya sejumlah 30 Miliar. Besri Nasrul—Koordinator Kukerta 2020— mengatakan bahwa pihak LPPM akan terbang ke Jakarta pada Senin (2/3) untuk menindaklanjuti kerja sama. Rencananya, biaya Kukerta ini akan ditanggung, kecuali makan mahasiswa.

Pada model ini, mahasiswa harus menginap di lokasi Kukerta. Lokasi yang dipilih adalah daerah rawan bencana kebakaran.

Waktu pelaksanaannya ada tiga tahap pula. Tahap pertama pada Februari hingga April 2020, kedua Juni hingga Agustus 2020 dan terakhir pada September hingga November.

Sebelum Kukerta, kata Besri mahasiswa akan mengikuti training terlebih dahulu. Pihak LPPM akan mengadakan roadshow ke fakultas. Pun sebelum mahasiswa turun kelapangan, akan ada apel siaga yang melibatkan TNI dan Polri agar keamanan lebih terjaga. Mengingat jumlah mahasiswa yang mencapai ribuan.

Sembari menunggu kepastian pembiayaan, mahasiswa tetap diminta untuk menyiapkan proposal. Apabila kerjasama dengan BNPB disetujui, tidak perlu lagi membuat proposal. Pihak LPPM juga akan membuat buku panduan lapangan atas program yang telah disusun.

Foto: lppmunri.ac.id

Reporter: Mickyal Mashyuri Vebian Lubis
Editor: Annisa Febiola