Beberapa tahapan Pemilihan Raya Fakultas telah berlalu, sampai pada tahap debat dialogis calon Gubernur dan Wakil Gubernur Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2020. Pasangan Muhammad Ali Akbar-Laposa Mirta Dea Roja dapat nomor urut 1 dan M. Abdul Yazid-Rafis Fajri Jas di nomor urut 2. Keduanya saling unjuk kemampuan dan adu janji sesuai visi misinya.
Sesi pertama dimulai dengan penyampaian visi dan misi oleh kedua paslon. Ali utarakan visinya yaitu menjadikan BEM FISIP UNRI sebagai pelopor dan katalisator yang berlandaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam menciptakan ruang pengembangan diri dan ragam aksi mahasiswa.
Dilanjutkan oleh paslon kedua. Yazid dengan lantang sampaikan misinya, mewujudkan FISIP yang berintegritas berlandaskan asas kekeluargaan demi tercapainya FISIP yang harmonis, sinergis, responsif, dan solutif.
Salah satu panelis bertanya bagaimana paslon menanggapi kebijkan pemerintah agar menciptakan lapangan pekerjaan, bukannya mencari kerja. Yazid jawab akan memfasilitasi pelatihan-pelatihan metode penelitian. Dilanjutkan dengan workshop untuk mahasiswa fresh graduated.
“Workshop itu berupa kerja sama antara BEM dengan perusahaan-perusahaan.â€
Selain pelatihan kerja, Hafis katakan akan ada pula job fair yang mengundang pemimpin perusahaan.
Berlanjut pada pertanyaan soal strategi calon gubernur memilah informasi agar yang diperjuangkan mahasiswa FISIP nantinya adalah kebenaran yang sebenarnya. Ali mengaku tidak akan mewakili golongan tertentu. Ia merasa perlu memerhatikan masalah yang sedang terjadi, apa yang dibahas. Sehingga, kebenaran diketahui. Mencari kebenaran tentunya dengan aspek yang ada di fakultas.
“Jika mencari di satu perspektif saja, maka tidak akan bisa dicari kebenarannya. Perlu berbagai sudut pandang.â€
Laposa tambahkan, mereka akan sediakan wadah aspirasi dan pengkajian strategi untuk isu-isu terkini.
“Di masa pandemi ini, kita kaitkan dengan visi kami yaitu digitalisasi. Tidak lagi kajian di kampus, kita hantarkan langsung ke kos dan kontrakan mereka.â€
Bagaimana cara paslon menjadikan e-sport agar dipandang baik supaya diberi izin untuk membangun e-sport di FISIP?
Yazid ajak menengok kembali esensi dan konsep yang akan dituangkan dalam pergerakan ke depan nantinya. Karena bermain game tidak dibarengi dengan prestasi, akan sia-sia. Maka dari itu, pasangan ini akan bentuk pertandingan-pertandingan yang menarik mahasiswa agar mengembangkan minat dan bakatnya.
“Kami siap menjadi fasilitator untuk menyampaikan aspirasi dan akan memperjuangkan ke dekanat,†tambah Rafis.
Sebaliknya, pasangan Ali-Laposa tidak setuju jika e-sport dilestarikan. Keduanya merasa program ini akan mengabaikan hal-hal yang lebih utama, seperti akademis. Ketika memiliki passion, jangan sampai menghilangkan nilai-nilai profesionalitas. Lebih lanjut lagi, ia katakan masih banyak cara untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa.
“Bisa saja dari intelektual dan pengembangan potensi diri, bukan hanya dari games saja.â€
Apa bukti para kandididat mampu mengelola perbedaan, keragaman anggota tim, dan diversity pemangku kepentingan?
Menanggapi pertanyaan ini, Ali mengajak semua mahasiswa FISIP bersama-sama membangun kolaborasi. Tidak penting golongan mereka apa, yang penting apa yang bisa diberikan untuk FISIP ke depannya. Harus merangkul, karena pasti akan ada perbedaan.  Kata Ali, dari situ diambil nilai-nilai positif dan dibahas, agar bisa menjadi program ke depannya. Terkait loyalitas, Laposa percaya diri akan memiliki banyak waktu untuk mengurus dan membangun kesatuan di BEM FISIP karena masih semester lima.
Tak kalah, Yazid katakan akan rancang pertandingan yang dapat menyatukan kekeluargaan, contohnya olahraga. Tak hanya diikuti mahasiswa, namun juga pegawai. Program ini bertujuan mengeratkan keragaman. Terkait toleransi, Rafis rencanakan adanya diskusi guna menyatukan perbedaan yang ada.
Apa strategi yang dilakukan supaya mahasiswa FISIP bisa bersaing dengan fakultas lain?
Pasangan nomor urut dua menjawab, dari kompetisi yang akan mereka hadirkan inilah daya saing fakultas dapat terbentuk. Terlebih dahulu, pembinaan akan diadakan di fakultas guna meningkatkan potensi mahasiswa.
Selaras dengan itu, Ali janjikan kaderiasi prestasi. Menurutnya, banyak mahasiswa FISIP yang beprestasi, namun kurang kaderisasi. Menyangkut hal ini, akan ada pembinaan. Mengajak yang lebih berpengalaman, agar kemampuan mahasiswa lebih menonjol dan siap bersaing membanggakan FISIP.
Debat dipandu oleh Irma Nasari dengan tema Aktualisasi Peran (Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM dalam mewujudkan Mahasiswa Aktif, Kreatif, Jujur, dan Adil. Digelar di Auditorium Sutan Balia pada Senin (16/11). Turut hadir Dekan FISIP Syafri Harto, ketiga wakil dekan, serta kepala beberapa jurusan.
Reporter: Andi Yulia Rahma
Editor: Annisa Febiola