Nur Annisa, mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Riau (UNRI) merasa Kuliah Kerja Nyata atau Kukerta tahun ini kurang efektif. Ia masih kebingungan memahami sistem yang dijelaskan dalam buku panduan.
“Ga ada penjelasan gitu untuk KKN [Kukerta] ni. Kayak seminar atau apa gitu. Karena banyak juga yang ga paham sama KKN yang banyak jenisnya.â€
Begitu pula dengan Aling Kusumo yang telah membentuk kelompok. Ia belum paham benar dengan pendaftaran dan jenis Kukerta yang tersedia. Sepengetahuannya dari buku panduan. Kukerta terdiri dari tiga tema. Ada tema new normal, tema literasi, dan tema unggulan. Harapan Aling sama dengan Nur Annisa, sosialisasi mekanisme Kukerta lebih diperjelas. Selama ini, kata Aling, kelembagaan mahasiswalah yang lebih sering memberikan informasi.
Kehadiran pandemi Covid-19 di Indonesia hampir genap setahun, sejak Maret 2020. Segala aspek kehidupan turut berubah, termasuk pada pelaksanaan perkuliahan di UNRI. Selain pembelajaran yang dialihkan menjadi dalam jaringan atau daring, pelaksanaan Kukerta pun turut disesuaikan.
Rektor Aras Mulyadi keluarkan Surat Keputusan Nomor 4088/UN19/KPT/2020 Tentang Perubahan atas Keputusan Rektor Universitas Riau Nomor 1957/UN19/KPT/2020 Tentang Kalender Akademik Universitas Riau Tahun Akademik 2020/2021. Di dalamnya terangkum jadwal Kukerta periode Februari-Maret dan Juli-Agustus 2021.
Tahun ini, ada dua macam Kukerta yang dibuka oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNRI. Besri Nasrul selaku Koordinator Pusat Layanan Kukerta katakan, dua macam tersebut ialah Kukerta Abdimas dan Balek Kampung. Kukerta Abdimas merupakan pengabdian kepada masyarakat dengan dana yang bersumber dari UNRI melalui LPPM atau fakultas. Kontrol penuh mahasiswa berada di bawah dosen yang melakukan pengabdian.
“Pelaksanaan abdimas bergantung pada dosen yang bersangkutan,†ujar Besri.
Besri katakan bahwa ada tiga macam pelaksanaan Kukerta. Metode daring sepenuhnya, semi daring, atau kombinasi antara keduanya. Kondisi desa sasaran juga jadi pertimbangan. “Setiap kabupaten, bahkan desa berbeda-beda dalam penerapan protokol covid,†tulisanya melalui pesan WhatsApp.
Kukerta daring tetap dilakukan berkelompok seperti biasanya. Namun bedanya, salah satu anggota menjadi penghubung antara kelompok dengan aparatur desa. Untuk realisasinya di lapangan, satu orang inilah yang akan melaksanakan. Tugasnya mengambil data atau melakukan kegiatan yang telah dirancang bersama. Kemudian, data tersebut diolah bersama anggota lain dengan bantuan jaringan internet.
“Artinya, mahasiswa tidak diperbolehkan rombongan ke lapangan,†tambahnya.
Sementara untuk semi daring, satu hingga tiga anggota tim harus berada di sekitar lokasi sasaran Kukerta. Kegiatan yang diperbolehkan hanya dalam bentuk aktivitas lapangan, sisanya daring.
Ada alternatif lain, kata Besri, untuk terhitung sebagai Kukerta. Apabila ada kerja sama antara dosen dengan swasta maupun instansi lain untuk kegiatan yang melibatkan mahasiswa, maka bisa dikonversi menjadi Kukerta.
Berdasarkan Buku Panduan Kukerta 2021 yang diluncurkan LPPM di laman resminya, mahasiswa dapat mendaftar jika sudah memenuhi minimal 80 Satuan Kredit Semester (SKS). Syarat lain ialah tak sedang dalam masa langkau maupun alpa studi, memiliki kelompok sesuai syarat, disetujui Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan mendapat pembekalan. Memiliki izin melaksanakan Kukerta dari pemerintah daerah setempat—dibuktikan dengan surat kesediaan dari desa, serta wajib memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang lain. Unduh di sini
Calon DPL berasal dari UNRI, memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus dan sedang tak izin belajar maupun tugas belajar. Selain itu, bersedia membimbing minimal tiga puluh mahasiswa. Seluruhnya dibagi menjadi delapan sampai sepuluh orang perkelompok. DPL juga harus bersedia melakukan komunikasi dengan desa sasaran sebagai lokasi Kukerta.
DPL harus punya program dan rencana kegiatan bersama mahasiswa yang sesuai dengan kebutuhan desa—mengacu pada panduan pengabdian kepada masyarakat tahun 2021. DPL mendaftar secara daring dengan mengisi formulir pada pranala yang disediakan dan disetujui oleh LPPM. Masing-masing DPL harus melewati pelatihan untuk sertifikasi yang meliputi kesepahaman dosen terhadap sistem dan metode Kukerta tahun ini. Tujuannya, DPL dapat menjawab kebingungan mahasiswa terkait Kukerta nantinya.
Nantinya akan ada monev, baik secara daring maupun luar jaringan. Terakhir, bersedia menilai setiap kegiatan dan luaran Kukerta mahasiswa yang dibimbingnya.
Sebelum mendaftar Kukerta, mahasiswa bisa membuat kelompok sesuai syarat yang ditentukan. Mahasiswa dapat mencari DPL sendiri, begitupun DPL. Jika dosen punya program pengabdian, maka ia yang menawarkan ke mahasiswa. “Bisa sebaliknya, kelompok mahasiswa punya rencana program di kampungnya, sehingga mereka harus mencari dosen Unri yang kempetensi di rencana tersebut,†jelas Besri
Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, barulah dapat mendaftar ke LPPM.
Besri menyayangkan banyaknya mahasiswa yang mendaftarkan diri tanpa membentuk kelompok pada tahun lalu. Ada pula yang belum menghubungi DPL. “Mungkin karena takut habis jatah. Jadi waktu dia mendaftar, dia tidak tau kelompoknya siapa, programnya apa.â€
Kukerta dilaksanakan minimal 6 jam dalam sehari, dalam waktu 40 hari. Pelaksanaannya dibuka tiga gelombang.
- Gelombang I (Maret – Mei)
Melaksanakan Kukerta   : Maret – April 2021
Pelaporan dan Evaluasi   : Mei 2021
- Gelombang II (Mei – Juli)
Melaksanakan Kukerta   : Mei – Juni 2021
Pelaporan dan Evaluasi   : Juli 2021
- Gelombang III (Juli – September)
Melaksanakan Kukerta   : Juli – Agustus 2021
Pelaporan dan Evaluasi   : September 2021
Reporter: Salsabila Diana Putri
Editor: Annisa Febiola