Sudah kali kelima Universitas Riau (UNRI) menggelar wisuda dengan metode dalam jaringan (daring). Wisuda berlangsung melalui aplikasi Zoom pada 25 Februari mendatang. Lebih dari 3000 mahasiswa akan mengikuti wisuda yang terdiri dari wisudawan Program Pascarjana, Profesi, Sarjana, dan Diploma. Tahun ini, wisudawan terbanyak berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Kondisi pandemi Covid-19 yang masih mewabah, tidak mengurangi semangat wisudawan mengikuti wisuda secara virtual. Mutia, salah satu wisudawan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ceritakan, dirinya merasa lega dengan kebijakan yang diambil UNRI. Kata Mutia, ia bisa menghadiri wisuda bersama keluarganya di rumah.
“Dengan begitu saya yang berasal dari luar Pekanbaru tidak perlu takut untuk membawa keluarga ke Pekanbaru untuk menghadiri wisuda saya,” jelas Mutia.
Menurutnya, saat pandemi, sulit untuk keluar masuk dari suatu daerah. Ada banyak protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Tambah Mutia, Jika wisuda tetap dilaksanakan secara langsung, dikhawatirkan bisa tertular virus corona. Sebab, akan menimbulkan kerumunan orang di sana.
“Saya khawatir untuk bertemu banyak orang yang kita juga tidak tau apakah mereka sehat atau tidak,” tukasnya.
Meski begitu, mutia tetap merasakan ketidakefektifan pelaksanaan wisuda secara online. Salah satu yang paling terasa adalah suasana.
Pendapat berbeda disampaikan Sukma Raviasta, salah satu mahasiswi FKIP. Ia menilai, beberapa universitas lain bahkan sudah mulai melaksanakan wisuda secara langsung.
Azhar Kasymi selaku Kepala Biro Akademis dan Kemahasiswaan mengakui bahwa keputusan wisuda secara daring diambil karena status Riau yang masih dalam zona kuning. Akibatnya, pelaksanaan wisuda secara langsung belum diizinkan. Selain itu, menimbulkan banyak kerumunan masyarakat di dalam gedung yang tertutup
Hemat Azhar, wisuda secara daring akan terus dilakukan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan.
“Dikarenakan pandemi ini, mungkin wisuda secara daring akan dilanjutkan untuk dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama,” pungkasnya.
Penulis: Selvi Alivia
Editor: Firlia Nouratama