Terkendala Izin, Kegiatan Pedasuh Batal Dilaksanakan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Riau (Ikom UNRI) batal laksanakan kegiatan Peduli Adik Asuh atau disingkat Pedasuh. Ariq Aflah Riadi selaku Bupati Ikom jelaskan bahwa program ini sebagai bentuk kepedulian mahasiswa Ikom kepada adik-adik di desa terpencil. Sebab, masih banyak di antara mereka yang membutuhkan donasi. Mulai dari uang, pakaian, bahan pangan, dan bantuan pendidikan. Selain itu, mengaplikasikan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian.

Awalnya, kegiatan ini hendak dilakukan selama tiga hari di Desa Pangkalan Indarung, Kabupaten Kuantan Singingi. Dijadwalkan pada 26 hingga 28 Februari. Namun, rencana tersebut urung terlaksana. Pimpinan fakultas tak memberikan izin. Sementara, panitia telah melakukan survei langsung ke lokasi, serta mengantongi izin dari warga setempat.

Ariq ceritakan, panitia sudah berencana adakan sekolah alam. Tujuannya untuk membuka wawasan anak-anak desa tersebut. Ada pula kegiatan penunjang pendidikan. Meliputi pustaka mini untuk menumbuhkan minat baca anak-anak dan memberikan penyuluhan pelatihan medis. Tak lupa menyelenggarakan kegiatan berbau kerohanian serta perlombaan.

“Kita sudah sangat berupaya agar acara ini bisa dilaksanakan. Panitia telah melakukan persiapan matang, bahkan kami juga sudah menyiapkan format kegiatannya,” tegas Ariq.

Sebelumnya, brosur kegiatan sudah disebar melalui akun Instagram resmi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Bahkan, pendaftaran bagi calon relawan dan seleksi online sudah dilakukan. Sasaran utamanya adalah dua angkatan muda, yaitu 2019 dan 2020. Alasannya, kedua angkatan ini dianggap memerlukan pengaderan yang optimal.

Keputusan pembatalan ini menimbulkan polemik di kalangan mahasiswa Ikom. Etty dari angkatan 2020 mengaku cukup kecewa. Padahal, ia sudah mengupayakan untuk datang agar bisa ikut serta. “Saya sudah jauh-jauh datang dari Karimun, Kepulauan Riau ke Pekanbaru untuk mengikuti acara itu,” ungkapnya.

Tak putus asa, Rika Juliana selaku Kepala Dinas Pengabdian masyarakat tawarkan opsi pengganti. Kata Rika, kegiatan tersebut akan dialihkan ke Panti Asuhan di dalam kota Pekanbaru. Namun, format acara jelas akan berbeda. Waktu yang semula direncanakan tiga hari, dipangkas menjadi satu hari. Usulan ini mendapat tanggapan positif dari peserta dan panitia. Rencananya, kegiatan tersebut akan dilaksanakan medio April.

“Nanti kita tambahkan acara amal yaitu membagikan hasil dari sumbangan-sumbangan berupa uang, pakaian, sembako, dan lain-lain yang sudah kita kumpulkan,” papar Rika.

Penulis: Almuhaimin Kembara Elmarbuni

Editor: Firlia Nouratama