Kini, mahasiswa tak hanya didorong untuk aktif dalam bidang akademik, namun juga nonakademik seperti berwirausaha. Dorongan ini diwadahi dalam berbagai ajang kompetisi bisnis untuk mahasiswa. Salah satu adalah Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) yg sudah ada sejak 2017. KBMI merupakan program yang digagas untuk memberikan wadah bagi mahasiswa mempraktekkan ilmu dan keterampilan berwirausaha yang sudah didapat. Mulai dari pemberian modal bisnis sampai pendampingan. Singkatnya, KBMI sebagai upaya pengembangan usaha.
Dalam berwirausaha, ada beberapa poin krusial yang harus dilakukan. Paling utama, niat untuk siap berbisnis. Kemudian, temukan ide dan tervalidasi. Hal tersebut disampaikan Wahyu Hari Haji selaku Reviewer Nasional KBMI. Bahkan katanya, jangan sampai ide yang sudah diluncurkan tak dianggap menarik bagi orang lain, terlebih pelanggan.
“Akhirnya bisnis yang kita buat gak laku,†lanjutnya.
Poin selanjutnya adalah bisnis model. Kepala Pusat Kewirausahaan Mercu Buana ini sarankan agar bisnis model harus dipelajari dan dilengkapi. Contohnya seperti bisnis model canvas. Dalam prosesnya, mahasiswa dibimbing agar menciptakan sebuah program. Lalu memikirkan cara agar bahan baku didapatkan hingga cara membuatnya lebih efisien. Terakhir adalah bagaimana memulai bisnis.
“Kalau kita mau memulai bisnis, kita harus tau apakah kita sudah memulai bisnisnya atau masih bingung mau berbisnis,” ucap Wahyu.
Selain itu, ia kembali memperjelas terkait pentingnya pemetaan mahasiswa. Terutama bagi yang sudah memiliki ide pun memiliki produk tapi bingung ingin memulai. Jika ide sudah didapat oleh mahasiswa, lakukan validasi. Setelah itu, daftarkan ke berbagai lomba terkait kewirausahaan. Di antaranya Program Kreativitas Mahasiswa, KBMI, hingga Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia. Pastikan kembali apa yang diharapkan dalam panduan. Tak lupa memahami kriteria yang akan lolos.
Bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan usahanya, bisa dengan membuat informasi yang sudah ada hingga subtitusi produk. Ikuti seminar-seminar terkait kewirausahaan. Hal ini berguna untuk mahasiswa yang belum memiliki ide. Pun juga memberikan motivasi dan memberi gambaran mengenai bisnis yang akan dijalankan.
“Jika yang sudah mendapatkan ide agar diperdalam lagi. Siapa saja pelanggan atau target dari produk yang diciptakan. Bener gak pelanggannya, ini harus segmented betul,†pungkas Wahyu.
Dalam kompetisi, pertanyaan perihal kesesuaian produk yang dibuat dengan pelanggan seringkali dilontarkan. Untuk itu, wahyu menyarankan agar mencari pelanggan yang tepat. Selain itu memahami keunggulan produk yang ditawarkan, bagaimana hubungannya, lokasi pembelian produk, aktivitas pembuatan produk, hingga sumber daya yang digunakan. “Model bisnis ini dikuatkan dengan benar jika ingin berkompetisi.â€
Mahasiswa yang sudah memiliki produk, diupayakan agar memastikan produk tersebut sesuai dengan pasarnya. Bisnis modelnya harus benar jika berkeinginan ikut kompetisi. Perhatikan pula Pain dan Gain. Pain maksudnya apa yang sudah membuat pelanggan kecewa dengan produk yang di pasarkan. Tak hanya itu, mengenai keinginan pelanggan atas produk-produk sejenis. Dari sinilah akan muncul inovasi mahasiswa itu sendiri.
Masih wahyu, jangan langsung menjual produk kepada pelanggan. Lakukan langkah-langkah pemasaran terlebih dahulu. Perlu diketahui apakah orang lain tahu produk-produk yang akan dipasarkan. Kalau belum, maka kenalkan produk tersebut.
Hematnya, perlu ada pengelolaan bisnis. Hal ini berguna untuk mengajarkan tata kelola bisnis, keuangan, dan manajemen yang baik.
Tak kalah penting, mentor turut diperlukan dalam usaha bisnis. Alasannya, mahasiswa perlu dibina agar perencanaan yang dibangun terstruktur.
“Dibimbing tidak harus tiap hari tapi harus diingatkan,†tukas Wahyu
Euforia wirausaha tak luput dari pantauan mahasiswa. Contohnya saja Paula Arist, mahasiswa jurusan Teknik Kimia 2018. Ia ikut berpartisipasi sebagai peserta workshop. Menurutnya, banyak manfaat yang bisa diambil. Seperti pembinaan lomba kewirausahaan yang dapat membuka wawasan. Baik yang ingin bergelut di dunia kewirausahaan maupun yang ingin mengikuti kompetisi wirausaha. Di sini, mahasiswa dibekali ilmu mulai dari memulai dan mengembangkan usaha, serta bagaimana membuat proposal lomba kewirausahaan yang benar.
“Terimakasih kepada Pusat Pengembangan dan Karir Kewirausahaan, PT Chevron Pasific Indonesia, serta Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang sudah bekerja sama membuat acara yang sangat luar biasa ini,” ungkap Paula dalam workshop Pembinaan Lomba Kewirausahaan Mahasiswa Tingkat Nasional pada Rabu (7/4).
Penulis: Andi Yulia Rahma
Editor: Firlia Nouratama