Masa kepengurusan Ambar Alyanada sebagai Pemimpin Umum Bahana Mahasiswa (BM) sudah sampai di penghujung. Tibalah saatnya bermufakat, menyepakati siapa yang akan menyambung estafet. Sore itu, wajah-wajah kru BM berdampingan di masing-masing layar Zoom Meeting. Tepatnya Selasa, 24 Agustus pukul tiga.
BM menyebutnya Musyawarah Tahunan atau disingkat mustah. Mustah sebagai momen pergantian pengurus untuk periode berikutnya. Sama seperti namanya, mustah berlangsung secara musyawarah mufakat. BM mengedepankan prinsip demokrasi, tak mengenal adanya pemilihan berdasarkan pemungutan suara atau voting.
Evaluasi kru selalu ada, setidaknya dalam hitungan bulan. Tak terkecuali ketika mustah. BM lebih baik lagi, itulah tujuannya. Seluruh kru sampaikan evaluasi terhadap kinerjanya masing-masing. Pencapaian, kesulitan dalam proses belajar, serta target yang hendak dicapai.
Usai evaluasi kru, mustah dimulai. Analisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT) jadi pembuka. Tujuannya mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki BM. Tentunya sebagai bekal merencanakan jalannya BM ke depan. Haby Frisco—Penelitian dan Pengembangan BM—sebagai pemandu. Masing-masing kru bergiliran menyampaikan analisis SWOT. Setiap analisis dibahas bersama demi menemukan solusi terbaik.
Beralih ke pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Keduanya berfungsi sebagai pedoman yang berisi peraturan bagi kru dalam menjalankan seluruh kegiatan BM. Pengubahan terhadap AD/ART hanya dapat dilakukan setiap mustah.
Selanjutnya penyampaian Laporan Pertanggungjawaban atau LPJ. Ambar dan Meila Dita Sukmana—Pemimpin Perusahaan BM bacakan laporan mereka selama satu periode.
Pertama, laporan Ambar. Ia uraikan kegiatan BM selama satu periode kepengurusannya. Mulai dari Kelas Jurnalistik Bahana sebagai pintu masuknya anggota baru tiap semester. Ada pula kelas bulanan yang rutin untuk pengembangan sumber daya kru. Kelas ini sebagai jalan kru untuk belajar meningkatkan kemampuan menulis, desain, serta fotografi.
BM akrab dengan diskusi. Baik dengan sesama mahasiswa, aktivis, lembaga, hingga akademisi pun bergabung. Terakhir, ada diskusi dan nonton bareng film The End Game KPK. Film produksi WatchDoc itu mengangkat isu tes wawasan kebangsaan bagi pegawai lembaga antirasuah yang santer terdengar Juni lalu. Lalu Kelas Jurnalisme Sastrawi yang dilaksanakan bersempena Milad BM ke-38 tahun. Kegiatan ini berupa pelatihan jurnalisme tingkat nasional dengan mengundang seluruh Lembaga Pers Mahasiswa di Indonesia.
Meila juga sampaikan laporan keuangan BM. Mulai dari pemasukan hingga pengeluaran. Ambar dan Meila bergabung di BM sejak tahun 2016 silam. Hitungan tahun berproses, pada September 2020 lalu keduanya jadi pucuk pimpinan.
Berakhir penyampaian LPJ, saatnya memilih pengurus baru. Prosesnya panjang. Diskusi berlangsung lama, hingga didapatlah pengganti Ambar.
Dialah Haby Frisco. Mahasiswa Usaha Perjalanan Wisata ini jadi Pemimpin Umum BM satu periode ke depan. Haby menjadi bagian dari BM sejak Maret 2018 silam.
“Telah dipercayakan menjadi Pemimpin Umum merupakan tanggung jawab sekaligus pembelajaran baru bagi saya. Semoga saya bisa menjalankannya dengan baik,†ucap Haby.
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Febrina Wulandari resmi dilantik menjadi reporter tetap setelah berproses kurang lebih satu tahun. “Nggak menyangka aja target yang saya utarakan di evaluasi tadi langsung terkabul,†ujar Febrina.
Penyerahan berkas secara simbolis oleh Ambar kepada Haby menandakan berakhirnya mustah. “Terimakasih untuk kerjasamanya selama ini untuk teman-teman kru. Semoga kawan-kawan di Bahana tetap semangat berkarya dan tetap kompak serta solid. Kembangkan tradisi akademis yang akademis dan kritis,†kata Ambar mengakhiri.
Penulis: Sakinah Aidah
Editor: Firlia Nouratama