Kemajuan teknologi kian memacu perkembangan digital. Digitalisasi sudah menyasar berbagai lini kehidupan. Kampanye digital, misalnya. Kecanggihan digital perlu dipelajari untuk mengantarkan dukungan terhadap suatu isu ke publik. Hal ini diungkapkan oleh Noval Setiawan—Pengacara Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pekanbaru.

Berbagai upaya kampanye digital sudah gencar disebarluaskan sana-sini. Noval jelaskan, infografis termasuk bagian darinya. Kampanye digital berisi informasi dan ilustrasi. Tak hanya infografis, petisi online yang kerap berseliweran di media sosial juga merupakan bagian dari kampanye digital.

“Petisi online itu bentuk dukungan dalam hal kebaikan,” ujar Noval dalam Pelatihan Energi Bersih yang bekerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi Riau (29/10).

Ia berikan contoh ketika seorang nenek yang viral karena mengambil ubi milik tetangganya. Gencarnya sebaran petisi online di masyarakat, akhirnya mendatangkan umpan balik positif terhadap isu tersebut.

Akan tetapi, kata Noval, kampanye digital yang disebarluaskan harus diiringi dengan pengetahuan dan komunikasi. “Tanpa komunikasi publik, kampanye hanya sekadar tampilan,” terangnya.

Selain berikan materi kampanye digital, Noval juga ajak peserta pelatihan bertema Penguatan Massa Progressif dalam Menajemen Massa dan Kampanye Digital ini untuk praktik langsung. Pertama, bikin ilustrasi. Noval tawarkan menggunakan aplikasi Canva, bila peserta masih awam dengan aplikasi serupa yang lebih rumit. Masing-masing peserta dapat waktu lima menit menyelesaikannya.

Sedangkan untuk praktik bikin petisi online, Noval arahkan peserta untuk langsung ke pranala change.org. adalah sebuah situs web petisi yang menjadi tuan rumah bagi kampanye-kampanye. Change.org dioperasikan oleh Change.org, Inc—Perusahaan bersertifikat B Amerika.

Tak sampai di sana, materi lanjut pada Boy Jerry Even Sembiring. Deputi Direktur Walhi ini sampaikan materi menyoal Pengorganisasian Rakyat dan Menajemen Risiko. Menurutnya, tujuan dari pengorganisasian rakyat adalah memperjuangkan kepentingan bersama. “Pengorganisasian rakyat itu harus hadir di tengah masyarakat.”

Lanjut Boy, pentingnya kehadiran pengorganisasian rakyat berkaitan juga dengan upaya melepaskan rakyat dari pengaruh kapitalisme yang terus mengeruk. Ketidakadilan yang selama ini diwajarkan pun dapat minggat.

Pengorganisasian rakyat perlu diperkuat dengan menejemen risiko dan keamanan. Boy singgung Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai pendukung. “Siapapun bisa menjadi pembela HAM, asalkan dia taat pada keragaman dan dilakukan dengan damai,” tegasnya.

Namun, ungkap Boy, selama ini pembela HAM dekat dengan risiko-risiko yang membahayakan mereka. Di situlah pentingnya analisis terhadap tiga hal seperti risiko, ancaman, dan lingkungan kerja.

Penyampaian materi pun berakhir. Wira Tri Ananda sebagai ketua pelaksana kumpulkan peserta dan bentuk tim praktikkan materi. Peserta harus bikin press release, petisi online, juga infografis.

Penulis: Ellya Syafriani

Editor: Annisa Febiola