Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK di seluruh Indonesia kembali dilaksanakan. Universitas Riau menjadi salah satu pusat penyelenggara seleksi masuk perguruan tinggi nasional ini. Wakil Ketua Pelaksanaan UTBK UNRI Rahman Karnila katakan ada sekitar 20.799 peserta yang mendaftar. Meningkat lebih dari seribu dibandingkan tahun lalu.

UTBK gelombang pertama yang dilaksanakan dari tanggal 17 sampai 23 Mei ini dihadiri sebanyak 91 persen yang hadir. Dari total 100 persen pendaftar.

Lanjut Rahman, UNRI sediakan fasilitas untuk wujudkan pelaksanaan UTBK. Tak hanya ruangan di Kampus Biru Langit, ada tujuh mitra yang bekerja sama dengan UNRI. Seperti Universitas Muhammadiyah Riau, Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia dan STMIK-AMIK Riau. Ada juga SMK Negeri 2 Pekanbaru, SMK Negeri 3 Pekanbaru, SMKS Muhammadiyah 2 Pekanbaru, dan SMKS Labor Binaan FKIP UNRI.

Dekan Bidang Akademik Fakultas Perikanan dan Kelautan ini juga mengaku sudah dapatkan izin dari satuan tugas (satgas) Covid-19 setempat. Pemeriksaan lokasi oleh satgas sudah dilakukan. 

Rahman ceritakan protokol kesehatan yang disediakan. Setiap lokasi UTBK disediakan pengukur suhu dan air cuci tangan. Tak lupa masker dan hand sanitizer.

Pelaksanaan UTBK sendiri pastinya mendapatkan izin dari satgas COVID, di mana beberapa hari sebelum ujian dilangsungkan, satgas COVID melakukan pemeriksaan lokasi agar sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan sebagai persyaratan agar tetap aman melakukan ujian.

Rahman mengaku ada peserrta yang suhunya tinggi saat pelaksanaan ujian. Beruntung, ada tim rumah sakit dan tim relawan Covid-19 dari mahasiswa UNRI yang siap berjaga. 

“Mungkin karena stres makanya suhunya naik,” ujarnya pada Senin (23/5).

Disisi lain, ada total 840 unit komputer yang digunakan dalam ujian kali ini. Semuanya, kata Rahman, tersebar di setiap mitra UNRI. Selain itu, panitia juga sediakan pena dan kertas sebagai alat peserta untuk kerjakan ujian. 

Keluhan datang dari Dara, peserta UTBK pada 22 Mei silam. Menurutnya, setiap eja harus ada sekat pembatas. Sebab, cahaya dari komputer sebelah bisa saja menganggu peserta lain.  

Hal serupa disampaikan Fahmil. Peserta UTBK di UNRI tersebut keluhkan panitia yang datang lebih lama. Alasannya, ia kesulitan untuk mencari ruangan ujian. 

Berbeda dengan pengakuan AsrI. Ia katakan panitia yang ada di UNRI sangat mengayomi dan mengurangi kebingungannya, 

Panitia sendiri berasal dari civitas akademika di UNRI. Ditambah staff ahli di UNRI, yakni dari dosen dan juga pegawai. Berbeda dengan relawan kesehatan yang diminta ke satgas Covid-19 dan bekerja sama juga dengan kelembagaan kemahasiswaan.

Penulis: Saufa Yutikha

Editor: Andi Yulia Rahma