Bahana Mahasiswa jemput Andreas Harsono sebagai pengisi materi di Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional Kenal Sastrawi. Ajarkan feature, Andreas habiskan dua hari kupas tuntas penulisan karya jurnalistik bergaya sastra ini, Kamis (21/7).

Ia mulai dengan membahas bagian awal penulisan berita yang mesti diisi dengan angle. Artinya, dari sudut pandang mana berita akan dimulai.

“Angle itu diibaratkan kail dan umpan. Kita bagikan umpan pada pembaca, lalu dimakan umpannya. Akhirnya mereka akan terus membaca,” ujarnya.

Kemudian, Andreas katakan bahwa angle perlu dijelaskan atau dimulai dengan hal yang kongkrit. Menurutnya, sudut pandang yang dipilih haruslah segar agar dapat memancing pembaca.  

Lanjut ke bagian kedua. Berita diisi dengan fokus yang meliputi uraian jawaban pertanyaan 5W dan 1H yang merangkap dalam satu bagian tersebut.

Besoknya, tepat pada penghujung materi, Andreas menjelaskan perkakas menulis. Ia ambil materi dari sebuah buku berjudul Writing Tools buah karya Roy Peter Clark.

Buku tersebut ditujukan  kepada orang yang yang hendak menulis. Terlebih dasar-dasar dan teknis dalam penulisan. Baik liputan maupun non liputan.

Dalam bukunya, Clark berpendapat bahwa tak ada hukum dalam penulisan. Namun, ada perkakas yang bisa di pakai untuk membuat suatu karya tulis menjadi bermutu. Apapun struktur dan genrenya. 

Andreas berikan contoh. Ia mengutip sebuah paragraf dari tulisan Alfian Hamzah bertajuk Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan

Dua orang prajurit ditunjuk jadi voor spiets. Pasukan berjalan sangat lambat. Nyaris merayap. Selangkah berhenti. Selangkah berhenti. Mereka bergerak rapat. Setiap kali akan melangkah, orang yang di depan menepuk pundak orang di belakangnya.

Pada paragraf tersebut terdapat pengulangan kata selangkah berhenti, Andreas menyebutkan hal itu perlu dilakukan jika memiliki makna yang berbeda.

“Jangan mengulang bila tidak menimbulkan efek yang berbeda”, jelasnya. 

Akhir diskusi, ia bilang bahwa mengubah kemalasan menjadi latihan ialah perkakas.

“Ubah keengganan jadi reward sistem,” tutupnya.

Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional yang ditaja Bahana berlangsung sejak 19 sampai 23 Juli. Diadakan di Pekanbaru. Kegiatan ini diikuti 20 peserta dari seluruh Indonesia.

Penulis: Shafha Rizkya Ananda, Muliadi Pardede

Editor: Karunia Putri