Rencana Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menuai protes terutama di kalangan mahasiswa. Perotes ini disampaikan lewat aksi demonstrasi, seperti yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Amper) Riau. Mereka yang tergabung, BEM UR, beberapa BEM Fakultas UR, lembaga eksternal mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Riau. Aksi protes ini dilakukan  di jalan HR Subrantas, Kamis (13/6).

Aksi protes kenaikan harga BBM ini karena menganggap kebijakan SBY selaku Pemerintah Indonesia justru tidak pro rakyat. “Setiap kenaikan harga BBM pasti akan diikuti oleh bertambahnya jumlah rakyat miskin,” ujar Yopi Pranoto, Korlap, dalam lembaran pernyataan sikap.

Sebagian massa aksi menahan sebuah mobil berplat merah (foto Suryadi BM)
Sebagian massa aksi menahan sebuah mobil berplat merah (foto Suryadi BM)

SBY telah umumkan di media bahwa BBM akan naik pada 17 Juni. Kenaikan harga BBM ini untuk mengurangai defisit anggaran karena subsidi yang membengkak. Dari Tempo.co, SBY berharap Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Rancangan APBN-Perubahan menjadi APBNP definitif.

Alasan pemerintah mengajukan RAPBN-P ini juga menuai kritik dari beberapa kalangan. Dari Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra), menjelaskan beberapa alasan menolak RAPBN-P 2013. Seperti, mengurangi beban subsidi agar APBN tidak jebol sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan. Karena keinginan pemerintah menaikkan harga BBM menjadi 6.500 rupiah yang katanya untuk menghemat anggaran 30 Triliun justru membengkak subsidi sebesar 16,1 Triliun.

Selain itu beban subsidi yang juga katanya menyebabkan pendapatan negara defisit, sebenarnya hanya berkontribusi sebesar 20 persen terhadap defisit tersebut. Sisanya, sebesar 80 persen itu karena penurunan target penerimaan perpajakan sebesar 53,6 Triliun.

Alasan pemerintah yang tidak jujur ini buat Yopi Pranoto pimpin aksi. Aksi diawali dengan long march di dalam kampus. Masa aksi mengelilingi kampus membawa bendera masing-masing lembaga.

Lokasi pertama yang dituju adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jalan Subrantas depan Pasar Panam. Masa aksi memblokir SPBU sekitar satu jam sambil berorasi penolakan kenaikan BBM. Sekitar satu jam itu pula empat mobil dinas plat merah berhasil ditahan oleh masa. “Ini uang rakyat,” teriak Larsen Yunus dengan pengeras suara.

Massa menahan dan naik ke sebuah mobil berplat merah (foto Suryadi BM)
Massa menahan dan naik ke sebuah mobil berplat merah (foto Suryadi BM)

Polisi datang, masa aksi membubarkan diri. Mereka arak-arakan dengan sepeda motor masuk ke dalam kampus Universitas Riau. “Ini strategi kita untuk mengelabui polisi,” jelas Yopi Pranoto. Masa aksi kembali long march dalam kampus, mereka datang ke tiap sekre kelembagaan mahasiswa menjemput masa. Sekitar setengah jam dalam kampus masa aksi kembali keluar.

Kali ini mereka orasi di tengah jalan depan kampus tepatmya depan hotel Mona. Masa aksi bakar ban dan memblokir satu arah jalan. Ini berlangsung setengah jam. Usai shalat zuhur masa aksi bubar.#

Massa membakar ban bekas (foto Suryadi BM)
Massa membakar ban bekas (foto Suryadi BM)