KUALA Indragiri adalah salah satu kecamatan di Indragiri Hilir. Kecamatan ini terdiri dari beberapa desa, salah satunya Hidayat. Letaknya tak jauh dari Tembilahan, Ibukota Indragiri Hilir. Jarak tempuhnya sekitar 20 menit pakai pancung (speed boat). Di desa ini Syekh Abdurrahman Siddiq seorang ulama besar dimakamkan.

Syekh Abdurrahman Siddiq adalah orang yang berperan menyiarkan agama Islam di Inhil. Selama lebih 30 tahun ia memperdalam ilmu tauhid di Mekkah.

Berkat ketakwaannya kepada Sang Khalik, Syekh Abdurrahman Sidiq diberi gelar tuan guru oleh masyarakat Inhil. Ia dianggap berilmu tinggi, taat ajaran agama, dermawan, senang bersahabat termasuk dengan makhluk halus (Jin Islam). Sahabat jinnya bernama Datok Badok. Persahabatan berlangsung hingga akhir hayat. Jin Islam ini yang setia menunggu makam Syekh Abdurrahman Siddiq.

Suatu kali Syafiah pernah menyaksikan sesuatu dari makam tersebut. Ada pancaran sinar setiap malam Jumat sekitar pukul dua belas malam. Syafiah katakan bahwa sinar itu adalah sorotan mata Datok Badok.

Hingga kini makam Syekh Abdurahman menjadi makam keramat bagi orang yang pernah belajar ilmu tauhid. Setiap hari makam ini ramai dikunjungi peziarah. Mereka biasanya bawa tabak yakni ketan kuning yang dipadatkan dan diberi telur ayam rebus di atasnya. Peziarah tak hanya datang dari Desa Hidayat, juga dari berbagai pelosok Inhil, bahkan luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Niat berziarah berbeda-beda. Ada yang bernazar jika sembuh dari sakit yang diderita akan melepaskan kambing atau ayam di kubah (bangunan pelindung makam). Ada pula yang bernazar jika lulus sekolah atau naik kelas akan memberi uang kepada anak yatim di sana. Mereka tetap membaca Alquran selama berziarah di makam tersebut.

Layaknya makam keramat yang banyak pengunjung, perawatan dan penjagaan dilakukan bergilir oleh anak cucu Syekh Abdurrahman Siddiq yang masih hidup. Mereka bergantian jaga makam setiap 18 hari dalam setahun. Dalam jangka waktu itu pula anak atau cucu bisa menjalankan tanggung jawab sebagai keturunan Syekh Abdurrahman Siddiq. Selain merawat dan menjaga kubah, mereka juga menjual berbagai macam obat tradisional, seperti minyak urut, kemenyan dan kosmetik tradisional. Dijual pula perlengkapan ibadah seperti tasbih dan kopiah. Ada pula cincin azimat, kalung dan kaos azimat. Semua itu menarik minat pengunjung.

Anak cucu Syekh Abdurrahman Siddiq yang menjaga makam ditempatkan pada empat buah rumah khusus di sekitar kubah. Ia berjarak sekitar 100 meter dari kubah depan sebuah masjid kuno yang dibangun zaman penjajahan Belanda.

Pemerintah pun tertarik menjadikan Desa Hidayat sebagai daerah wisata di Indragiri Hilir. Bupati Tembilahan pernah pula mengusulkan kepada pemerintah pusat agar menjadikan Syekh Abdurrahman Siddiq sebagai pahlawan nasional untuk daerah Riau.

Nani/Nengsi

Edisi Januari 2000