Universitas Riau (UNRI) bagikan jajak pendapat tracer study kepada alumni. Jajak pendapat ini bertujuan sebagai studi pelacakan lulusan kampus Jantung Hati Masyarakat Riau, sehingga dapat umpan balik ke kampus. Umpan balik dibutuhkan untuk evaluasi, dalam rangka pengembangan kualitas dan sistem pendidikan.
Arifudin salah satu tim tracer study UNRI katakan bahwa kegiatan ini bermaksud mengetahui outcome pendidikan. Bentuknya merupakan transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja, situasi kerja terakhir, keselarasan, dan aplikasi kompetensi di dunia kerja.
Tim tracer study ini punya beberapa anggota. Masing-masing dari fakultas berbeda. Ada Arifudin, Deviona, dan Erdianto. Kemudian ada Eka Armas, Dedi Irawan, Rachmad Saputra, Yanti Andrianti, dan Yelly Zamaya.
Di samping itu, tracer study juga untuk database alumni yang terdata berdasarkan prodi. Selain itu, sebagai masukan penting perguruan tinggi dan alat evaluasi perguruan dengan dunia usaha. Memberi masukan untuk perbaikan kinerja dosen dan staf administrasi. Terakhir, sebagai bahan untuk membangun jaringan alumni.
“Tracer study ini sangat bermanfaat bagi kampus,†kata Arifudin dalam webinar Umpan Balik Tracer Study Guna Perbaikan Mutu Internal UNRI dan Pengembangan Karir Alumni pada Selasa (17/8).
Dosen Program Studi Agribisnis ini menambahkan, indikator kinerja utama UNRI yang pertama adalah tracer study. Di dalamnya ada tiga poin penting. Pertama, persentase yang lulus dan langsung kerja. Kedua, jumlah lulusan dengan gaji minimal 1,2 dikali upah minimum regional. Terakhir, jumlah lulusan yang masa tunggunya kurang dari enam bulan.
“Tracer study ini dilakukan oleh seluruh alumni,†lanjutnya.
Data yang saat ini diminta oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dikti adalah lulusan 2019. Akan tetapi, sambung Arifudin, lulusan tahun 2020 sudah dibolehkan mengisi.
“Sambil jalan juga yang lulusan 2020,†terangnya.
Lebih lanjut, perkembangan laporannya tracer study diminta pada empat triwulan dalam setahun. Tepatnya Maret, Juni, September, dan Desember. Ia juga sebutkan, keperluan tracer study ini dibutuhkan untuk program studi (prodi) yang akan melakukan akreditasi.
Mengenai perkembangannya, pada 2018 silam ada 1.026 lulusan yang merespon. Sementara pada 2019 ada dua triwulan. Triwulan pertama berhasil menarik 1.040 responden, triwulan kedua berjumlah 77. Totalnya ada 6.989 lulusan.
“Tapi itu juga sebenarnya tidak lengkap. Ada sebagian yang ngisi tapi tidak lengkap,†ujar Arifudin.
Akuntansi jadi jurusan paling tinggi yang mengisi, sebanyak 77. Sedangkan yang paling rendah ada Pendidikan Jasmani, hanya tiga orang.
Arifudin juga jelaskan cara mengisi alur tracer study. Mulai dari pengumpulan data alumni tiap fakultas. Kemudian, disesuaikan dengan data akademisi di UNRI dan dimasukkan ke dalam aplikasi. Selanjutnya, dilakukan input instrumen tracer study. Pada tahap ini, ada beberapa data yang sudah diisi, diambil dari data UNRI. Setelahnya, pengiriman atau blasting pada tiap email atau WhastApp alumni.
“Email ini yang kadang jadi masalah,†keluhnya. Masalahnya, beberapa email alumni sudah berbeda dengan email mahasiswa.
Usai blasting, penerima akan menerima kuesioner tracer study. Hasilnya akan direkap berdasarkan prodi. Bagi alumni yang tidak mendapatkan email, dapat mengisi data. Data tersebut berupa nama, nomor induk mahasiswa, fakultas atau prodi, nomor handphone dan email. Alumni harus mengirimkannya ke p2k2@unri.ac.id.
Perihal isi pertanyaan dalam angket tracer study, pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sudah menyiapkannya. Pihak tracer study tidak diperkankan untuk mengurangi, namun boleh menambah.
“Ngisi sekitar sepuluh sampai lima belas menit aja, tinggal klik-klik. Tidak terlalu lama, kok,†kata Arifudin mengakhiri penjelasannya.
Rektor UNRI Aras Mulyadi menyebut, kualitas lulusan dilihat dari dua indikator. Keduanya adalah indeks kualitas utama dan kedua. Dari dua indeks tersebut, dibutuhkan informasi dari alumni untuk mengisi Tracer Study yang diprogramkan tiap tahun.
Aras berharap, alumni dapat mengikuti program Tracer Study yang tengah dikembangkan, khususnya lulusan 2019.
Sementara itu, Wan Muhammad Hasyim Ketua Ikatan Keluarga Alumni UNRI katakan program ini sebagai salah satu kegiatan unggulannya. Mendata seluruh alumni yang nantinya bekerja sama dengan kampus.
“Dengan jumlah alumni yang berjumlah lebih dari seratus ribu, kita usahakan menjadi anggota aktif,†ucap Wan.
Reporter: Ellya Syafriani
Editor: Andi Yulia Rahma