Keluhan tentang pemasalahan selama bimbingan sering didengar oleh Magdalia—begitu ia kerap dipanggil, terutama dari pusat bimbingan belajar di Quantum Education. Siswa dianggap kurang dalam hal memahami konsep dasar penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Motivasi siswa dalam belajar matematika juga lemah. Hal ini adalah salah satu akibat dari metode belajar yang membosankan.
Berangkat dari sini Magdalia berinisiatif membentuk tim guna membantu menyelesaikan permasalahan tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM-T).
Magdalia Frisca Madelyn adalah nama panjangnya. Ia ditunjuk sebagai ketua dalam tim PKM-T. Anggotanya ada Hary Nugraha, Rifda Ulfa Mukhtar dan Ade Suci Ramadhani.
Setelah tim terbentuk, mereka menganalisis masalah dari keluhan yang diterima Magdalia. Hingga terpikir solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu Meja TPS.
Meja TPS merupakan Meja Teknologi Perkalian Sempoa. Fisiknya seperti meja pada umumnya. Namun berguna untuk mempermudah siswa menanamkan konsep penjumlahan, pengurangan dan perkalian, terutama melalui sempoa yang diletakkan di atas Meja TPS. Meja ini berbentuk persegi panjang yang diatasnya dilengkapi tabel perkalian batang napier. Media batang napier merupakan penyelesaian operasi hitung perkalian dengan menggunakan media visual. Bentuknya tiga dimensi berupa rangkaian persegi Panjang yang terdiri dari tiga petak yang kongruen sesuai dengan jumlah angka pada bilangan terkali dan pengali.
Penerapan tabel perkalian batang napier ini dibuat untuk mempermudah siswa menyelesaikan operasi hitung kali-kali jika telah memahami konsep perkalian.
Mereka juga menambahkan wadah kecil di kanan meja, sebagai tempat alat tulis murid. Terdapat juga laci untuk menyimpan buku. Kaki meja terbuat dari besi sehingga lebih tahan lama dan dapat menampung beban anak jika diduduki.
Selain itu, tim Magdalia juga membuat buku panduan pemakaian Meja TPS. Agar yang memakai meja nantinya tak bingung.
Solusi mengenai meja ini dibuat sebagai artikel ilmiah oleh tim. Judulnya Meja TPS: Meningkatkan Pemahaman Operasi Hitung Bilangan Asli Siswa Bimbel Quantum Education yang diunduh pada Jurnal Prinsip Pendidikan Matematika.
Sebelumnya, tim sudah mengajukan solusi ini ke Ketua Program Studi Pendidikan Matematika UNRI. Lalu, mereka diskusikan bersama Ketua Program studi itu. Sampai akhirnya dapat diterima dan dosen pembimbing mereka dapatkan.
Dalam pembuatan artikel ilmiah, tidak dilewati dengan jalan yang mulus. Tim masih harus melewati tiga kali revisi proposal sebelum diajukan ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Usai direvisi baru bisa diunduh ke Sistem Informasi Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Simbelmawa).
Setelah melalui semua tahapan, hasil kelulusan proposal diumumkan pada 23 Maret. Hasilnya, 48 tim PKM dari UNRI lulus. Tim yang lolos mendapat dana. Tim Magdalia menjadi salah satu dari empat tim yang lulus menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional atau PIMNAS ke-32.
Setelah itu tim yang lulus melewati tahapan Monitoring Evaluasi Eksternal dari Kemenristekdikti. Dua minggu pengumuman, 80% dana dari Kemenristekdikti mereka terima.
Pembuatan meja pun dirampungkan. Mulai dari mencari bahan, pemotongan kaki meja, membuat sempoa, memasang papan tulis kecil. Terakhir, mengecat meja sehingga anak-anak tertarik dan senang saat pembelajaran.
Meja pun selesai, tim kemudian diskusi bersama pihak bimbel dan dosen pembimbing untuk membuat pretest dan post test terhadap anak yang menggunakan meja tersebut. Dilihat dari hasil tes, anak dengan Meja TPS mendapat nilai dan pemahaman yang baik. Dalam perkalian, pengurangan maupun perkalian.
Tim Magdalia menjadi satu dari empat tim UNRI yang bermuara ke PIMNAS. PIMNAS sebagai wadah nasional perwujudan kreativitas dan penalaran ilmiah mahasiswa. PIMNAS berada di bawah naungan Kemenristekdikti.
Setelah dinyatakan lulus ke PIMNAS, Magdalia dan timnya harus mengikuti lomba poster dan presentasi kreativitas mereka. Mereka bertolak ke Bali pada 26 Agustus didampingi berbagai pihak dari kampus. Mulai dari dosen pembimbing, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, staf rektor serta penanggung jawab PKM tiap fakultas.
Pada perhelatan yang digelar di Universitas Udayana Bali ini bertajuk Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang Kreatif, Inovatif, Unggul, dan Mandiri Berlandaskan Budaya Nasional dalam Bingkai Kebhinekaan.
Sesampainya di Bali, tim mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan esok harinya. Mulai pukul 7 malam semua tim UNRI latihan persentasi bersama dosen pembimbing masing-masing.
Esoknya, (27/8) semua peserta PKM se-Indonesia registrasi hingga pukul 3 siang. Pada ruangan tersebut banyak peserta yang berasal dari Universitas ternama di Indonesia. Seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Universitas ternama lainnya.
“Awalnya tidak ada rasa gugup, namun saat mau persentase saya langsung tidak percaya diri,†ucap Rifdha yang seketika mengganti jilbabnya saat hendak tampil. Lomba poster dan persentase selesai, selebihnya hanya tinggal melihat tim lain persentase.
Satu jam kemudian acara dibuka di Gedung Wisnu Kencana. Puncak dari PIMNAS jatuh pada esok harinya. Dimana seluruh peserta menampilkan produk PKM masing-masing. Peserta PIMNAS berasal dari 129 Perguruan Tinggi se-Indonesia.
Magdalia dan timnya menampilakan poster, kemudian dinilai dan diberi pertanyaan oleh juri. Siangnya dilanjutkan dengan mempresentasikan produk. Tim ini berada pada bidang kelas 1 PKM-T dengan nomor urut 3 untuk presentasi. Sebanyak 460 judul karya ilmiah yang akan dinilai oleh 71 juri.
Hari terakhir waktunya field trip, pelepasan tukik (anak penyu), aksi bersih lingkungan di sekitar pantai. UNRI juga mengajak peserta ke Tanah Lot dan Danau Beratan. Dilengkapi fasilitas tiga mobil yang bebas untuk digunakan ke mana saja.
Setelah PIMNAS selesai, mereka mengajukan hak paten untuk Meja TPS di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mahasiswa (LPPM) UNRI.
Reporter: Mickyal Mashyuri Vebian Lubis
Editor: Annisa Febiola