Diskusi Kelembagaan untuk Sharing Kegiatan

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM UR) gelar diskusi bersama kelembagaan se-UR, Sabtu (30/8) lalu. Pukul 14.30, Zulfa Hendri Presiden Mahasiswa buka acara dan sampaikan pengantar diskusi di Pendopo Jembatan Kupu-Kupu UR. Ia kenalkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). “UKM krisis kader karena posisinya ditingkat universitas, jadi bisa disosialisasikan di tiap lembaga fakultas atau jurusan,” ucap Zulfa.

Zulfa sampaikan diskusi untuk sharing kegiatan dan masalah kampus. Juga program kerja BEM. Ia juga minta pertemuan tersebut dilakukan sebulan sekali minimal ditingkat fakultas. “Namun, untuk bulan ini kita lakukan dua kali, buat bahas syarat dan program kerja Pembantu Rektor (PR) III” ucapnya. Ia jelaskan tiap lembaga datang dan sampaikan nama calon PR III, lalu di voting lewat media sosial. Hasil voting akan ditindak lanjut dengan penyampaian visi misi dari tiap calon PR III. “Kita ingin punya rektor yang punya pandangan kedepan, tahu keadaan dan miliki rasa hutang budi pada mahasiswa,” ujar Zulfa.

Presiden mahasiswa lemparkan pertanyaan pada tiap lembaga yang akan adakan kegiatan. Ada beberapa lembaga sampaikan kegiatan terdekat, seperti UKM Pramuka akan menaja perkemahan pelangi seKecamatan Tampan, dan pelatihan kwartir daerah. Korps Suka Relawan Palang Merang Indonesia (KSR PMI), beritahu kalau mereka sedang open rekruitmen.

Usai bahas agenda lembaga, forum ajukan beberapa pertanyaan. “Portal Barrier Gate (BG) makin antri, itu bagaimana ?” tanya salah seorang perwakilan lembaga. “Tidak efesien dan tidak terjamin, masuk dan keluar pake Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) orang tidak ada ngaruhnya,” jelas Zulfa. Ia himbau agar BEM fakultas selalu bertanya parkir di tiap fakultas. Zulfa lebih setuju macet daripada banyak motor yang hilang. Ia juga apresiasi dengan sistem BG, orang luar tidak bisa masuk sembarangan.
“Bagaimana kami yang tidak alami portal dan banyaknya polisi tidur atau sarana prasarana di Kampus Panam,” tanya perwakilan Himpunan Mahasiswa Keperawatan (Himakep). Zulfa menjawab, kalau fasilitas di keperawatan lebih terhormat dibanding Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), diikuti gelak tawa forum.

Perwakilan BEM Teknik tanyakan transparansi soal Uang Kuliah Tunggal (UKT) terkait adanya pungutan baju pratikum di Jurusan Teknik Kimia dan Mesin. Di Jurusan Biologi, mahasiswa beli diktat dan jas lab, kata Perwakilan Himpunan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu. Himakep tambahkan, kalau di Program Studi Ilmu Keperawatan mereka beli baju dinas dua steel dan alat praktek seperti stetoskop. “Jadi bupati jangan ada yang penakut,” jelas Zulfa. Tidak ada pungutan satu rupiah pun, apalagi itu berkaitan dengan kegiatan akademis. Ia anjurkan apabila ada pungutan dari fakultas laporkan saja. #Trinata