Dua Karya Tulis : Sama di Bab Pendahuluan, Beda di Pembahasan

Karya tulis milik mahasiswa UNJ dan Syafri Harto

Syafri Harto menjiplak mentah-mentah mulai dari abstrak, pendahuluan dan tinjauan pustaka. Kadang diringkas atau ganti nama. Syafri hanya menukar objek penelitian.  Bagaimana awal mula ini bisa terjadi?  

Oleh Eko Permadi

REZA TAOFIK memakai kaos paduan abu-abu dan hijau dari tangan hingga ke leher. Ia memakai kaca mata melihat dua karya tulis di kursi busa panjang. Ada dua kursi lagi di samping kanan dan kiri. Tak hanya itu, sepeda motor berbagai merek yang masih diplastik juga ada. Katanya untuk hadiah nasabah.

Saya mendatangi kantornya Bank Rakyat Indonesia Cabang Ciputat Jalan Ir H. Juanda, Tangerang Selatan. Sekitar 450 meter dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Ia menangani marketing kredit usaha mikro. Dari UNJ, saya meminta bantuan Alif, pers mahasiswa Industria Sekolah Tinggi Manajemen Industri ke Ciputat. Tiga jam perjalanan tanpa berhenti.  Tak banyak informasi yang didapat lantaran sudah beberapa kali wawancara lewat telepon.

Reza membolak-balik karya tulisnya dan melihat  milik Syafri Harto.  Di ruang antrian nasabah ini, Reza memeriksa karya tulis yang ia buat bersama dua teman lainnya 10 tahun yang lalu.

Reza Taofik, salah satu tim penulis mahasiswa UNJ/Eko BM.
Reza Taofik, salah satu tim penulis mahasiswa UNJ/Eko BM.

 

PROSES PEMBUATAN KARYA TULIS mereka dimulai ketika ketiga penulis sama-sama aktif di Lembaga Kajian Mahasiswa (LKM). Sebuah organisasi intra kampus UNJ yang khusus mengasah kemampuan menulis dan berbicara seperti menulis esai, karya ilmiah, cerpen dan publik speaking.

Saya menemui Rianto yang pernah menjadi ketua di Sekretariat LKM, Gedung G lantai 3 UNJ. Ia menjelaskan ketiga penulis aktif di LKM. Reza Taofik menjadi ketua pada periode 2008.  Selanjutnya, Tengku Andyka meneruskan estafet dari Reza. Astri menjadi pengurus masa kepemimpinan Tengku. Di foto bersama pengurus 2009-2010, masih ada Tengku Andyka, Meylina Astri dan Rianto. Reza Taofik sudah demisioner.

Rianto sering berkunjung ke sekretariat. Ia juga sudah mendengar kabar dugaan plagiat karya tulis seniornya dari Tengku.  Dibantu pengurus yang lain bongkar arsip karya tulis, mereka menemukan karya tulis yang asli. Sampulnya merah muda sesuai pedoman. Cap dan tanda tangan basah pada lembar pengesahan.

Pembuatan karya tulis bermula Reza mengajak Tengku dan Astri membuat karya tulis tentang Mokatabu. Tengku dan Astri mengamini ajakan ini. Mereka mulai meneliti selama bulan Maret dan Mei 2008. Astri dapat bagian bab I. Tengku soal teori-teori untuk menganalisis masalah. Reza memikirkan penerapan Mokatabu untuk daerah yang menjadi objek penelitian.

“Saya yakin banget sama temen-temen nulis itu 100 persen,” kata Astri. Saat ini ia pindah ke Singkawang, Kalimantan Barat sebelumnya bekerja di bagian Biro Akademis, Kemahasiswaan dan Humas UNJ.

Astri mengenang selama dua bulan hampir tiap akhir pekan berkunjung ke daerah Depok untuk melakukan penelitian. “Kadang sama-sama dari kampus atau ketemuan di sana,”
jelas Reza di lain waktu.

Unggul Purwohadi bimbing Astri dan kawan-kawan membuat karya tulis. Ia dosen Akuntansi UNJ. Unggul belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut soal kasus ini. Gempa 6,1 skala richter yang mengguncang Banten dan sebagian Jakarta pada 23 Januari membuat Unggul membatalkan janji wawancara. Padahal Henry Eryanto, Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi saat karya tulis dibuat juga sudah menanti untuk bertemu di ruangan dosen Magister Ekonomi, lantai 6 gedung Raden Adjeng Kartini UNJ. Usai peristiwa itu, Unggul mengabarkan selama sepekan berada di luar kota dan tak bisa bertemu.

Sejak pembuatan karya tulis hingga mengikuti lomba, Unggul mendampingi tim penulis. Seleksi pertama di Fakultas Ekonomi. Mereka berhasil meraih juara satu. Dengan beberapa perbaikan— karya tulis yang sama—ikut seleksi tingkat universitas. Tim yang diketuai Reza berhasil meraih juara satu dan berhak mewakili UNJ bidang IPS untuk tingkat selanjutnya.

Depertemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Akademik selanggarakan Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa atau KKTM pada 2008. Tresna Dermawan Kunaefi dalam buku Pedoman Umum KKTM Bidang IPA, IPS dan Ilmu Pendidikan menyampaikan niat kementerian buat lomba ini untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menemukan potensi sumber daya lokal, berani bersaing dan memberikan iklim untuk senantiasa senang dalam proses pembelajaran.

Untuk lolos ke Pekan Ilmiah Nasional XII Semarang, harus melalui seleksi regional wilayah. Bidang Ilmu Pendidikan 6 sampai 9 Juni di UNJ. Lalu, bidang IPA dilaksanakan 9 hingga 11 Juni 2008 di Universitas Andalas.

Sementara itu, untuk bidang IPS seleksi wilayah regional A terdiri dari perguruan tinggi yang ada di Sumatera, DKI dan Banten. Reza, Tengku, Astri bersama Unggul berangkat ke Pekanbaru bersaing dengan 24 perwakilan perguruan tinggi. Sebab, Universitas Riau menjadi tuan rumah KKTM bidang IPS regional A. “Riau itu panas,” keluh Reza.

Spanduk nuansa hitam dengan balutan tulisan putih dan oranye. Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa Bidang IPS  Wilayah Regional A (Sumatera, DKI Jaya, Banten). Dengan tema Bangkitkan  Daya Saing Bangsa Berbasis Keunggulan Lokal. Di sebuah ruangan Hotel Mona Plaza pada 28 sampai 30 Mei 2008. Hotel bercat hijau ini tepat di seberang kampus UNRI Bina Widya Panam.

Indra Purnama Tanjung pernah menulis informasi pagelaran KKTM di blog pribadinya. Ia juga menjadi peserta bidang IPA yang berlaga di Unand.

“Mohon maaf tidak bisa bantu banyak,” katanya dari Jepang melalui aplikasi pesan Facebook. Ia tidak ingat detail perlombaan 10 tahun yang lalu itu.

Begitu juga ketiga penulis yang mengikuti perlombaan di UNRI. Ingatan mereka terbatas. Tidak ada catatan selama berada di bumi lancang kuning.  Astri pun menerka hotel yang tepat di depan UNRI. “Semua peserta nginap di situ. Saya satu kamar dari Jambi.”

Seingatnya, peserta mengumpulkan bahan presentasi dan penggandaan karya tulis ke panitia. Setelah nomor urut dipanggil, tim yang beranggotakan tiga orang bagi tugas. Ada yang presentasi, mencatat tanggapan dewan juri dan operator laptop. Sebanyak tiga orang didapuk menjadi dewan juri. Astri tidak ingat siapa saja yang menjadi juri mereka. Namun, Reza hanya ingat dari Dikti,  tuan rumah dan akademisi. “Agak lupa lagi saya.”

Seleksi dua hari itu hasilkan pemenang. Tim UNRI meraih juara dua dan lolos ke Pimnas bersama Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Medan. Masing-masing juara satu dan tiga. Tim Reza hanya meraih posisi empat. Tidak lolos ke Pimnas.

Selama perlombaan, ketiga penulis tak meyakini dengar nama Syafri Harto. Reza mengaku dapat sertifikat dari lomba KKTM. Satu setengah jam usai wawancara via telepon, sebuah pesan gambar masuk ke WhatsApp.

Reza mengirim foto sertifikat tertanda tangan Syafri Harto sebagai ketua panitia dan Ashalluddin Jalil Rektor UNRI kala itu.

Syafri Harto mengingat nama Meylina Astri dan karya tulis tersebut saat UNRI tuan rumah KKTM. “Bapak ambil yang ini hakikat model kampung wisata,” kata Syafri pada Suryadi dan Jeffri di Cafe Antica setahun yang lalu 17 April, saat konfirmasi pertama kali di Cafe Antica, Jalan Ronggo Warsito Pekanbaru

Tulisan pertama mengenai kasus ini telah terbit di  Bahanamahasiswa.co dengan judul Penelitian Syafri Harto Mirip dengan Karya Tulis Mantan Mahasiswa UNJ.

Penjelasan selanjutnya, Syafri mendapat karya tulis dari pertemuan dengan Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi UNJ melalui forum wakil dekan III. “Edi namanya.” Begitu jumpa, Syafri menyampaikan niatnya meneliti tentang Mokatabu. “Oh iya iya,” sahut Edi.

Edi meminta stafnya menggandakan karya tulis dan menyerahkan pada Syafri pada hari yang sama. Tak hanya itu, beberapa karya tulis diberikan seperti konsep pengembangan Ekowisata dan Agrowisata. Syafri mengatakan telah menelepon Meylina Astri untuk minta izin memakai karya tulis. Namun, Astri mengaku tak pernah ditelepon oleh Syafri Harto.

Nama Wakil Dekan III FE UNJ yang disebut Syafri Harto terdapat perbedaan. Henry Eryanto yang menjabat sampai pertengahan 2013. Periode selanjutnya yaitu Yasser Arafat dengan Dekan Dedi Purwana. Ia menjabat sampai sekarang. Tidak pernah ada nama Wakil Dekan III Edi.

Henry Eryanto keluar dari pintu lift lantai 6 Gedung . Di depannya, beberapa mahasiswa menanti untuk bimbingan skripsi di ruang Program Pengembangan Eksekutif UNJ. Tak lama Henry membimbing mahasiswa. Ia mengajak saya ke ruang dosen yang masih satu lurusan dengan kerumunan mahasiswa.

Meja Henry berada di sudut kanan ruang dosen Magister Ekonomi.Tumpukan buku memenuhi seperempat mejanya. Secara detail Henry jelaskan sejak 2005 hingga bulan Mei 2013 ia menjabat Wakil Dekan III FE dua periode. Sekitar 2013 akhir sempat jadi sekretaris Lembaga Pengembangan dan Pendidikan.

Henry selanjutnya meninggalkan ibukota. Melalui rapat pimpinan, mayoritas rekomendasikan Henry menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Raja Ali Haji sejak Oktober 2014 sampai 2016.

“Saya tidak pernah di kontak Syafri Harto. Baik by phone, surat, tertulis, apalagi tatap muka. Tak pernah saya ketemu beliau,” kata Henry.

Ia juga membantah jika benar ada pertemuan Forum Wakil Dekan III menurutnya harus sesama bidang sejenis. Contoh Wakil Dekan III FISIP dengan FISIP. “Kecuali Wakil Rektor itu kan menyeluruh tingkat universitas.”

CIVITAS AKADEMIKA FISIP taja Seminar Nasional bertajuk Politik, Birokrasi dan Perubahan Sosial dalam Upaya Membangun Karakter Bangsa pada 9 November 2013. Kegiatan ini sekaligus peresmian gedung Pascasarjana FISIP.

Seminar nasional tersebut berawal dari hasil penelitian dosen FISIP selama setahun yang kemudian diseminarkan. Seluruh penelitian dosen dibukukan dalam bentuk prosiding.  Dalam prosiding ini hanya ringkasan hasil penelitian sebagai pengantar untuk seminar nasional. Usman Tang, kala itu masih menjabat Kepala LPPM jadi keynote speaker. Ia menjelaskan jenis sumber dana dan topik penelitian yang didanai di Indonesia.

Karya tulis Syafri Harto juga masuk prosiding seminar nasional. Dari 829 halaman, miliknya berada di bab empat halaman 497. Selain dicetak dalam bentuk buku, karya tulis ini pun dipublikasikan di repository UNRI tertanggal 20 Mei 2014.

Menurut Pasal 1 ayat 1 Permendiknas No.17 tahun 2010 plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya  ilmiah milik orang lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyertakan sumber secara tepat dan memadai.

Tindakan Syafri Harto tidak mengutip secara memadai. Dari mulai abstrak sampai dengan masuk pembahasan tidak ada muncul tanda mengutip dan di daftar pustaka nihil sumber pengutipan yang terkait dengan milik mahasiswa UNJ.

Abstrak milik Syafri Harto sama dengan mahasiswa UNJ. Ia mengganti objek dari “..perkampungan budaya betawi Setu Babakan, tempat kami melakukan observasi” menjadi “..perkampungan budaya Candi Muara Takus, tempat kami melakukan observasi.” Abstrak juga tak ditulis secara utuh, ada tiga paragraf lagi yang tidak dimasukkan dalam miliknya.

Kesalahan fatal berikutnya saat Syafri Harto paparkan data. Berada di pendahuluan, karya tulis mahasiswa UNJ mengambil data dari Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta. Ia juga ambil dari seminar bertemakan Potensi Ekonomi Pelestarian Kawasan dan Bangunan Tempo Doelo di Jakarta 2000. Syafri hanya mengganti jadi Dinas Pariwisata Provinsi Riau dan seminar itu ia rubah menjadi Potensi Ekonomi Pelestarian Kawasan Wisata di Pekanbaru 2000.

Berikutnya pada tinjauan pustaka, hampir seluruh catatan kaki yang ada di karya tulis mahasiswa UNJ berubah cara pengutipan dimilik Syafri. Misalnya catatan kaki ke-6 mahasiswa UNJ, Koenjaraningrat, 1992. Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat, Hal :61 berada di bawah halaman. Syafri Harto langsung memasukkannya di paragraf dan hanya membuat (Koenjaraningrat : 1992). Seolah-olah mengutip langsung dari buku tersebut.

Tidak ada satu pun mencantumkan kembali sumber pengutipan di daftar pustaka Syafri. Padahal ia memasukkan  sekitar 48 sumber di daftar pustaka. Syafri mengakui, tidak adanya sumber pengutipan dari karya tulis mahasiswa UNJ adalah kesalahan saat pengetikan. Ia dibantu seseorang dalam menulis untuk dipublikasikan di prosiding dan repository. Namun, tak mau menyebut siapa yang membantunya. “Saya yang tanggung jawab pak,” kata Usman meniru jawaban Syafri saat pemeriksaan.#

Baca laporan lainnya :

Rektor dan Kementerian Lakukan Pembiaran Plagiat di UNRI

Dugaan Plagiat Karya Tulis Sang Doktor Baru

Dua Karya Tulis : Sama di Bab Pendahuluan, Beda di Pembahasan

Mencari Siti Maryam Rambe Hingga ke Jakarta