Kamis pagi (30/10), Forum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Riau, adakan pertemuan dengan Aras Mulyadi Rektor UR. Aras yang didampingi Rahmat mantan Pembantu Rektor III sambut kedatangan UKM di ruang Pembantu Rektor I. Pertemuan ini bahas soal transparansi keuangan kelembagaan, sekretariat UKM, uang simpanan pokok koperasi mahasiswa dan tindak lanjut musrenbang UKM tahun 2013.
Lembaga mahasiswa terutama tingkat UKM Universitas Riau selalu keluhkan soal anggaran yang mereka terima tiap tahun. Tahun ini sembilan UKM yang ada masing-masing dianggarkan dua puluh juta. “Uang segitu hanya cukup satu kali kegiatan,†tegas Ricardo perwakilan UKMI Ar-Royyan. Lain lagi keluhan dari Fatur, Ketua Mapalindup. Saat diskusi seluruh UKM di home stay Mapala Philomina Faperika, Fatur katakan, Ketua Mapalindup baru saja terpilih dan anggaran sudah habis dipakai untuk kegiatan pada masa Ketua yang lama.
Persoalan keuangan UKM tidak hanya kekurangan biaya. Soal transparansi juga jadi keluhan. Sebelum masuk anggaran baru pada tiap awal tahun UKM tidak pernah dijelaskan atau diminta rancangan anggaran dalam satu tahun kerja kepengurusan. Tiba-tiba UKM sudah diberitahukan biaya masing-masing ketika Ketua atau pengurus UKM itu sendiri bertanya. “Kalau kalian mau tahu berapa anggaran kalian datang saja langsung ke saya dan tanya,†kata Rahmat yang sekarang tidak menjadi Pembantu Rektor III lagi.
Padahal kata Zulfikar saat diundang diskusi oleh Forum UKM di home stay Mapala Philomina Faperika, lembaga mahasiswa itu harus di ajak bersama membahas rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu tahun.
Dengan adanya pembahasan ini bisa memperjelas jumlah uang yang dibutuhkan oleh lembaga mahasiswa. Bukan sebaliknya menetapkan masing-masing UKM sebesar 20 juta. Penetapan ini tidak ada dasar pertimbangannya, padahal semua UKM itu berbeda kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan selama satu tahun.
Keuangan lembaga mahasiswa tingkat Universitas bersumber dari tiga pendapatan. Dari Bantuan Operasional Peguruan Tinggi Negeri, Pendapatan Negara Bukan Pajak dan Bidikmisi. “Dari BOPTN itu dianggarkan untuk lembaga mahasiswa 1 Milyar,†Kata Zulfikar mencoba mengingat. Jika dijumlah anggaran yang diberikan pada UKM tahun ini sebanyak 20 Juta dikali 9 UKM total 180 Juta. Berarti tersisa 820 Juta. Ini baru satu sumber keungan yang diperoleh oleh Universitas Riau. Belum lagi dihitung dana lembaga mahasiswa dari sumber PNBP dan Bidikmisi. Banyak lagi keuangan mahasiswa yang tidak dapat digunakan oleh UKM.
Padahal ada UKM yang akan berangkat bertanding membawa nama Universitas namun mentok dibiaya. “Sampai sekarang proposal kami untuk mengikuti Kejurnas bridg di Surabaya belum ditanda tangani oleh Rahmat,†kata Faisal, Sekretaris UKM olah raga.
Lain lagi yang diperintahkan Hengki, staf Rahmat yang mengurusi pencairan dana yang dibutuhkan lemabaga mahasiswa. Sistemnya, lembaga mahasiswa yang butuh dana untuk buat kegiatan diberi uang talangan atau sebagian dari total yang dibutuhkan. Tapi dengan uang talangan itu lembaga mahasiswa sudah harus menyerahkan kwitansi sejumlah dana yang dibutuhkan sebelum kegiatan berakhir.
Contoh, Bahana Mahasiswa akan buat diklat jurnalistik pada 21 hingga 23 November. Bahana ajukan proposal kegiatan dengan jumlah biaya yang dibutuhkan sebesar 6 Juta. Bahana diberi uang talangan atau uang muka oleh Hengki sebesar 2,5 juta. Minggu akhir bulan Oktober Bahana sudah harus berikan kwitansi dengan total biaya 6 Juta sesuai yang diajukan Bahana. Tak hanya itu Hengki juga sudah minta daftar nama peserta diklat sebanyak 50 orang sesuai yang ditargetkan Bahana dalam proposal. Padahal acara Bahana baru akan dilaksanakan 2 minggu lagi, tapi sudah diminta daftar hadir peserta sekaligus tanda tangan. Artinya, acara belum selesai tapi tiaba-tiba sudah ada belanja.
Pertemuan di ruang Pembantu Rektor itu pun jadi perdebetan antara Rahmat dan UKM. “Tidak ada seperti itu sistemnya,†kata Rahmat seperti tidak tahu apa yang dilakukan Hengki stafnya sendiri.
Setelah berdebat soal sistem pencairan dana kemahasiswaan, Joni Irawan, Ketua UKM Kopma mulai pertanyakan uang simpanan pokok mahasiswa yang sudah bertahun-tahun tidak mereka terima dari Rektorat. Sebaliknya, malah Rahmat bertanya pada Kopma. “Itu mana uang simpanan pokok mahasiswa tiap tahun?†kata Rahmat dengan ngotot.
Setelah perdebatan panjang, Aras Muyadi minta selanjutnya nanti soal keluhan UKM dibahas dengan Pembantu Rektor III terpilih. “Soal sekretariat UKM 2016 nanti akan coba dianggarkan,†Janji Aras Mulyadi. Forum UKM juga ingatkan soal hasil Musrenbang Kelembagaan tahun 2013 yang akan direalisasikan 2015.
Forum UKM dibentuk pada 23 Oktober di venue panjat tebing hasil diskusi seluruh UKM pada malam perhelatan maha karya biru langit. Forum ini disepakati sebagai wadah bagi UKM dalam membahas keluhan yang dirasakan tiap UKM. #Jefri Novrizal Torade S