Aras Mulyadi: UNRI Siap menuju Revolusi Industri 4.0

Panitia Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional I Sumatera adakan Konferensi Pers usai pembukaan KRI 2018, Sabtu (28/4). Aras Mulyadi Rektor Universitas Riau (UNRI) buka sesi tanya jawab. Ia bersama Misbah Fikrianto Kepala Subdirektorat Penalaran dan Kreativitas Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan Kemenristekdikti, Arbaini Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, Mashadi Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Informasi UNRI, serta Syapsan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNRI sekaligus ketua pelaksana.

Aras Jelaskan, Kontes Robot Indonesia adalah agenda tahunan Kemenristekdikti. Kegiatan ini awalnya dilaksanakan tiap regional, kemudian berlanjut tingkat nasional.

KRI diadakan guna menghadapi Revolusi Industri 4.0, era baru dunia industri terutama Artificial Intelligence berupa super komputer, robot pintar, neuroteknologi, dan sebagainya.

“Kegiatan ini dapat meningkatkan kreatifitas insan penidikan tinggi baik negeri atau swasta dalam mempersiapkan diri untuk Revolusi Industri 4.0,” ujar Aras.

Peserta KRI regional Sumatera berjumlah 52 tim yang berasal dari universitas, politeknik, dan sekolah tinggi. Ada empat kategori lomba yakni, Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).

Juara 1, 2, 3 dan harapan 1 dari setiap kategori akan mengikuti perlombaan tingkat nasional pada 11 hingga 14 Juli 2018 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Usai perlombaan tingkat nasional, pemenangnya akan melanjutkan laga di Kontes Robot Internasional. Misbah Fikrianto jelaskan, juara pertama Kontes Robot Pemadam Api akan ikuti lomba di Trinity College International Robot Contest 2019 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Kontes Robot ABU akan ikuti ABU Robocon 2018 di Ninh Binh, Vietnam. Kontes Robot Sepak Bola juga akan lanjut ke Monreal. Tiga kategori ini setiap tahun selalu ikuti lomba tingkat internasional.

Kemenristekdikti akan beri penghagaan dan dana kepada pemenang tingkat nasional. “Ini merupakan bentuk penghargaan dan apresiasi kepada pemenang,” ujar Misbah.

Kegiatan KRI ini sejalan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harkteknas) 2018 yang diadakan di Riau. “Kegiatan ini mendukung pencapaian tujuan Kemenristekdikti untuk meningkatkan jumlah mahasiswa berprestasi,” tambah Misbah.

Syapsan jelaskan, Kemenristekdikti selalu pantau dan bantu perkembangan persiapan acara. Sudah tiga kali datang ke Riau untuk memantau, salah satu contoh mengenai lapangan lomba. “Sebelum juri bilang sah, lapangan lomba mesti terus kita perbaiki.”

UNRI dipilih menjadi tuan rumah karena ada beberapa indikator. Pertama, UNRI memiliki rekam jejak yang baik di bidang kemahasiswaan, sumber daya dan sarana prasarana yang memadai. UNRI juga sudah ikut KRI lima tahun berturut-turut.

Kedua, UNRI sudah sering menjadi tuan rumah acara nasional. Ditambah lagi Riau akan jadi tuan rumah Harkteknas yang akan dibuka presiden pada 9-12 Agustus, dan puncak acara 20 Agustus mendatang.

Beberapa pembaharuan dalam perlombaan yang terjadi ialah jenis sensor yang digunakan. Awalnya gunakan makro sensor, kini sudah nano sensor. Pembaharuan ini diserahkan ke tuan rumah.

Kemenristekdikti berharap UNRI bisa kembangkan pusat-pusat inkubator dan penelitian, serta mendukung penemuan baru berteknologi tinggi oleh mahasiswa.

UNRI telah bersiap memasuki Revolusi Industri 4.0. Salah satu contohnya ialah penggunaan sistem yang terintegrasi untuk kegiatan pembelajaran, penelitian dan pengabdian. “Dari mahasiswa baru masuk sudah dibiasakan dengan sistim daring,” ujar Aras.

Contoh lain ialah adanya sistem informasi akademik berupa portal UNRI untuk mengisi KRS, membayar uang kuliah dengan sistem daring dan sebagainya. “Meskipun begitu, kita tetap mempertahankan sifat sosial manusia dan budaya Indonesia seperti tatap muka saat pembelajaran,” imbuh Aras.

Mashadi sebut kesiapan UNRI menuju Industri 4.0 sudah hampir 100 persen. “Dalam bentuk sarana dan prasarana laboratorium, proses pembelajaran, riset dan pelaksanaan dasar.”

UNRI juga akan menuju smart campus. Smart campus adalah aktifitas dan layanan yang didasarkan pada sistem informasi dan teknologi. Menyambut Harteknas  nanti, UNRI akan kembangkan kartu smart campus untuk dosen, mahasiswa dan pegawai. Kartu ini akan terintegrasi, sehingga bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk absen, parkir, peminjaman buku dan sebagainya.

UNRI akan merumuskannya dengan tim Harkteknas dari Dikti dan bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung. Mashadi berharap dengan ini peringkat UNRI dapat naik.  “Peringkat UNRI dari 8 besar versi webometrics, dapat naik jadi peringkat 5 besar.” *Humaira Salsabila