Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau merubah konsep program Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) dari tahun sebelumnya. Hal ini didapat dari evaluasi setiap tahun pelaksanaan program.

“Dari kekurangan itu, setiap tahun selalu kita perbaiki,” kata Almasdi Syahza ketua LPPM, saat membuka sosialisasi Kukerta bersama kelembagaan mahasiswa di gedung LPPM lantai dua, (15/3).

Misalnya mengenai pemilihan lokasi desa. Pada Kukerta Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), mahasiswa tak dapat memilih lokasi desa. Nantinya sistem yang mengatur secara acak.

Alasannya supaya tidak terjadi ketimpangan komposisi anggota di kelompok. Jumlah laki-laki dan perempuan diatur. Kesalahan tahun sebelumnya tidak ingin terulang. Dalam satu kelompok diisi perempuan semua. Sementara tahun ini, enam ribu lebih mahasiswa yang diperkiran mendaftar Kukerta  didominasi kaum hawa sekitar empat ribu. Sisanya sekitar dua ribu adalah laki-laki.

“Itu faktanya. Jumlah perempuan masih lebih banyak,” kata Evi Nadhifah Prihatini, Kepala Bagian Tata Usaha LPPM.

Yustina—Koordinator Kukerta UNRI, sepakat penerapan sistem acak memilih lokasi desa. Ia mengatakan random system merupakan solusi yang baik. Berangkat dari temuannya di lapangan.  Ada mahasiswa yang sengaja memilih tempat di kampung asalnya. Akibatnya mahasiswa bersangkutan bersikap seenaknya atau bahkan tak dipandang masyarakat.  Yustina tahu setelah ada kepala desa yang melapor padanya.

Pendaftaran Kukerta secara umum dibuka mulai tanggal 12 sampai 17 Maret. Pendaftaran ini sifatnya wajib untuk seluruh mahasiswa yang akan mengikuti Kukerta periode 2019. Mahasiswa mendaftarkan diri secara daring lewat website LPPM.

Sejak dibuka Selasa lalu, website sempat alami server down. Sebagian mahasiswa tidak bisa login adapula yang tidak bisa cetak bukti pendaftaran. Dikarenakan pembukaan pendaftaran Kukerta bersamaan dengan PBUD. Sehingga terlalu banyak yang mengakses website UNRI.

“Jika sudah sampai di menu cetak datanya sudah ter-record artinya sudah terdaftar,” kata Romi Kurniadi, Staf Kasubag Umum dan Keuangan LPPM.

Sampai saat ini, hanya tiga macam Kukerta yang disiapkan LPPM. Ketiganya meliputi Program Tematik, Terintegrasi dan PPM. Selain itu, masih ada Kukerta Kebangsaan dan Kukerta Bersama. Namun kedua program ini hanya untuk mahasiswa rekomendasi dari masing-masing fakultas di UNRI. Biasanya diambil dari mahasiswa berprestasi. Tiap fakultasnya dapat jatah enam orang. Selanjutnya akan diseleksi  LPPM. Ada juga Kukerta Alih Program. Peruntukannya pada mahasiswa transfer Diploma ke Sarjana.

Pertama, Kukerta Tematik. Program ini dibuka paling awal oleh LPPM ketimbang program Kukerta lainnya. Kelompok-kelompok yang lolos pun telah diumukan. Ada seratus kelompok yang berhak menerima bantuan senilai 2,5 juta rupiah.

Baca juga : Peminat Kukerta Tematik Meningkat

Waktu pelaksanaannya selama 60 hari. Mulai Juni sampai Agustus. Untuk luaran program meliputi laporan kegiatan, publikasi media massa minimal dua judul. Serta buku panduan ber ISBN.

Kedua, Kukerta Terintegrasi. Ini merupakan program baru yang diadopsi dari Universitas Padjajaran. Prinsipnya  kolaborasi antara dosen penerima hibah pengabdian dengan mahasiswa Kukerta. Pendaftaran sudah dibuka akhir Februari lalu. Kemudian diperpanjang sampai  18 Maret.

Kelompok yang hendak mendaftar maksimal  beranggotakan sepuluh orang dari tiga fakultas berbeda. Jumlah Laki-laki pun dibatasi, tak boleh lebih tiga orang. “Supaya merata. Kalau tak dibatasi, yang PPM nanti anggotanya bisa perempuan semua,” jelas Evi.

Setelah mendaftar di website LPPM, selanjutnya petugas akan menyodorkan setiap kelompok pendaftar kepada dosen penerima hibah. Dosen bersangkutanlah yang kemudian  memilih kelompok mana yang sesuai sekaligus menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Menariknya program ini dapat dilaksanakan pada semester aktif, sesuai kesepakatan bersama DPL.  Untuk luarannya seperti program Tematik. Namun laporan pengabdian masyarakat bisa lebih dari satu judul .

Baca juga : Kukerta Terintegrasi Pengabdian dan Tematik Pilihan Baru Bagi Mahasiswa UNRI

Evi Nadhifah menganjurkan mahasiswa yang belum punya pilihan untuk mendaftar program Terintegrasi ini. Dibanding PPM, program ini mahasiswa dapat mengusulkan anggota kelompoknya. Sehingga akan banyak waktu untuk pendekatan. Hingga saat ini, LPPM belum memastikan berapa kelompok yang akan diterima Kukerta Terintegrasi. Karena masih menunggu pengumuman proposal dosan yang lolos.

Kabar baiknya, kelompok yang tidak lolos nantinya dapat mengikuti program PPM dengan anggota yang sama saat mendaftar Terintegrasi. Mahasiswa tak perlu khawatir karena sudah saling kenal.

“Biarlah lokasi desanya diacak. Tapi kalau bareng yang udah kenal kan lebih enak,” ungkap Evi.

Semula kebijakan seperti ini akan diterapkan untuk kelompok Tematik yang tidak lolos. Tetapi urung dilakukan. Karena komposisi anggota Tematik tidak diatur seperti halnya Terintegrasi. Dikhawatirkan jumlah laki-laki untuk program lainnya menjadi  tidak proporsional.

Terakhir Kukerta PPM atau biasa dikenal Kukerta Reguler. Waktu pelaksanaanya sama dengan Tematik. Namun sumber pendanaannya secara pribadi. LPPM mengatur lokasi dan anggota melalui sistem acak.

Luaran program ini mahasiswa membuat laporan kegiatan, publikasi media massa serta buku panduan ber ISBN. Juga sekaligus buku profil kecamatan ber ISBN.  Nantinya dikerjakan bersama dengan mahasiswa PPM lainnya bersama Koordinator Kecamatan.

Yustina kembali mengingatkan mahasiswa untuk menjaga nama baik kampus di masyarakat. Ia mewanti jangan sampai menyusahkan warga desa. Seperti memilih milih posko. Ataupun meminta penempatan anggota satu rumah. Sebab dalam aturan memang tidak ada kewajiban desa menyediakan tempat tinggal.

“ Tetapi karena budaya menghargai tamu, maka dikasihlah kita tempat tinggal,” kata Dosen Pendidikan Biologi ini.

Begitu juga saat terjada suatu masalah. Membangun komunikasi sesuai alur. Pertama melalui DPL. Kemudian berkomunikasi pada Koordinator Wilayah atau Korwil. LPPM telah menunjuk masing-masing Korwil.

Tim Korwil Kukerta:

  1. Dr.Hj. Yustina, M.Si (Prop. Riau)
  2. Ibnu Daqiqil. Id, M.Kom (Kampar Kiri)
  3. Hendra Taufik, ST, M.Sc (Kepulauan Meranti)
  4. Dr. Sri Endang kornita (Bengkalis)
  5. Dra. Silvia Yenti, M.Si (Siak)
  6. Jumili Arianto,MH (Indragiri Hulu)
  7. Dr. Herman, SP, M.Sc (Indragiri Hilir)
  8. Dr. Saberina, M.Si (Rokan Hulu)
  9. Hendar Sudrajad, M.Pd.(Kuantan Singingi)
  10. Dr. Syapsan, M.E (Rokan Hilir)
  11. Setia Putra, SH, MH (Kampar Kanan).

 

Reporter: Reva Dina Asri

Editor: Dicky Pangindra