Mengawali tahun 2021, jumlah guru besar di Universitas Riau (UNRI) kembali bertambah menjadi 73 orang. Kali ini, ada penambahan empat orang yang dikukuhkan dalam sidang senat terbuka pada Rabu (13/1).

Dua dari empat guru besar tersebut berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yakni Prof. Dr. Suarman, M.Pd. sebagai Guru Besar bidang Ilmu Kurikulum dan Pedagogik, dan Prof. Dr. Nur Islami, S.Si., M.T. sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Fisika Kebumian.

Sedangkan dua lainnya adalah Prof. Dr. Juandi M, M.Si. sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Lingkungan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan Prof. Dr. Ir. Ari Sandhyavitri, M.Sc sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Konstruksi pada Fakultas Teknik (FT).

Acara pengukuhan dilaksanakan dengan sistem semi daring yang lokasi luringnya berada di Aula Gedung Rektorat Universitas Riau.

Dalam orasi ilmiahnya, Suarman memaparkan tentang tiga tantangan berat untuk para tenaga pengajar di perguruan tinggi.

Pertama, soal mampukah pengajar menyiapkan mahasiswa yang bisa bekerja untuk pekerjaan yang belum tersedia pada masa sekarang. Kedua, mampukah para tenaga pengajar menyiapkan mahasiswa yang memiliki kompetensi menyeleksi masalahnya sendiri sementara masalahnya saat ini belum muncul. Terakhir, mampukah para tenaga pengajar menyiapkan mahasiswanya untuk bisa menggunakan teknologi yang saat ini belum ditemukan.

Menjawab ketiga hal tersebut, Suarman katakan perlu ada perubahan paradigma pembelajaran sesuai dengan eranya.

“Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualifikasi dan kompetensi kita sebagai tenaga pendidik.”

Lebih lanjut, Nur Islami sampaikan tentang novelty improvement interpretasi data geolistrik terintegrasi dan juga novelty pada metode mentoring lingkungan yang sudah ditemukan.

Menurut Nur Islami, fisika bumi berperan penting dalam eksplorasi kebumian. Oleh karena itu perlu adanya inovasi pembelajaran pada mahasiswa untuk mempelajari fisika bumi dengan memberikan ekperimen nyata.

Lalu, ada Juandi, yang mengangkat judul Integrasi Metode Geofisika dan Hidrogeokimia untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah yang Berkelanjutan untuk disampaikan.

Selama lebih dari 15 tahun, hasil kajiannya telah mengeksplorasi beberapa wilayah di Provinsi Riau dan juga di Solok untuk mengidentifikasi berbagai jenis batuan dan juga air bawah tanah hingga pencemaran limbah dalam tanah.

Terakhir, Aru Sandhyavitri dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Aplikasi Teknologi Modifikasi Cuaca dalam Mengurangi Resiko Kebakaran Hutan. Ia menuturkan bahwa dirinya terlibat langsung dalam pengaplikasian teknologi modifikasi cuaca di Provinsi Riau hingga terjadi penurunan hotspot. “Api yang selalu muncul pada musim kemarau dapat dikurangi secara signifikan.”

Dari keempat judul tersebut dapat dilihat, beragam ilmu pengetahuan bisa memberikan manfaat besar dalam mengatasi berbagai problematika kehidupan melalui suatu kajian, gagasan, pemikiran, maupun analisis ilmiah berdasarkan aspek bidang keilmuan yang ada.

Aras Mulyadi selaku Rektor UNRI sampaikan dari 73 orang guru besar di UNRI, jumlah terbanyak masih dipegang oleh Fakultas Perikanan dan Kelautan yakni 17 orang. Menyusul FKIP dengan 16 orang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 13 orang. FMIPA ada 11 orang. Fakultas Teknik 7 orang. Kemudian Fakultas Pertanian 5 orang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ada 3 orang. Terakhir, ada satu guru besar dari Fakultas Kedokteran.

Dalam sambutannya, Ia mengimbau agar perguruan tinggi sebagai lembaga pelaksanaan pendidikan tinggi harus mampu menyiapkan segala aspek yang berkaitan dengan pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal.

“Seiring dengan dikukuhkannya guru besar pada saat ini menjadi bukti konkrit UNRI dalam memberikan pelayanan pendidikan tinggi di negeri ini.”

Penulis: Dewi Nur Aini Zulfa

Editor : Ambar Alyanada