Kuliah umum bidikmisi kembali diadakan pada Senin (10/12) dan berlangsung selama dua hari hingga Selasa (11/12). Kuliah umum kali ini ditujukan untuk penerima bidikmisi angkatan 2016 hingga 2018.
Diisi oleh Bambang Budi Harjo sebagai salah satu pemateri. Bambang merupakan seorang pengelola bidikmisi terbaik di Indonesia. Ia juga pernah menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni di Universitas Semarang.
Kemudian ada Ari Pristiana Dewi, salah satu dosen UNRI yang juga menjadi pemateri. Ia merupakan salah satu alumni Universitas Indonesia.
Sesuai dengan tema acara, yaitu Peningkatan Mutu Akademik Dan Pengetahuan Leadership Dan Kewirausahaan Bagi Mahasiswa Bidikmisi Universitas Riau 2018.
Bambang menyampaikan tentang cara menjadi mahasiswa yang sukses dalam segala hal.
Baginya, yang pertama adalah berhimpun. Berhimpun dimaksudkan agar mahasiswa dapat belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan mahasiswa lainnya.
Menurut Bambang sesungguhnya berhimpun ini memberikan manfaat yang sangat luar biasa jika digunakan dengan baik. Misalnya, ketika mahasiswa sedang berkumpul sebaiknya membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan studinya maupun materi-materi yang disampaikan oleh dosennya. Sehingga, akan memunculkan ide-ide kreatif dan mengembangkan pola pikir mahasiswa.
“Pola pikir yang demikianlah yang akan membantu mahasiwa dalam memecahkan persoalan yang ada,” sahutnya.
Selanjutnya untuk menjadi sukses, mahasiswa juga perlu mengembangkan sikap meramal masa depan dan tetap mempertahankan sikap kejujuran dalam semua hal.
Bagi Bambang, sikap ini artinya mahasiwa harus bisa melihat peluang-peluang serta kesempatan yang ada di masa yang akan datang dari setiap langkah yang dijalani.
“Serta, kejujuran seorang mahasiwa merupakan sebuah modal utama untuk dapat menyesuaikan diri dimanapun ia berada.”
Lain halnya, Ari Pristiana membicarakan tentang penyesuaian diri. Baginya, hal-hal yang mesti disesuaikan adalah mengenai potensi dan kemampuan diri.
Hal ini bertujuan agar kita dapat mencapai kesuksesan secara maksimal. Misalnya penyesuaian diri terhadap model pengajaran baru, sikap dan perilaku masyarakat akademik, serta penyesuaian diri terhadap tata kehidupan kampus.
“Ketika kita sudah menyesuaikan diri dengan baik maka kita akan menjalani kehidupan kampus dengan nyaman.”
Ia juga sampaikan beberapa bentuk godaan yang seringkali dihadapi dalam upaya penyesuaian diri ini. Seperti pergaulan bebas yang tidak ada batasannya, kemajuan teknologi yang banyak memberikan dampak negatif bagi yang tidak dapat mempergunakannya dengan baik. Kemudian, budaya copy-paste tugas, yang juga mengakar dalam kehidupan para mahasiswa.
“Kebanyakan mahasiswa kuliah juga hanya karena sekedar ingin lulus saja tanpa ada rencana kedepannya.”
Selain itu, Ari Pristiana juga menjelaskan bahwa mahasiswa bidikmisi ini dapat meraih kesusksesan lewat kegiatan-kegiatan yang ada di kampus. Seperti mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) maupun program-program kewirausahaan lainnya. Mahasiswa juga dapat mengikuti berbagai perlombaan-perlombaan yang ada baik ditingkat regional, nasional maupun internasional. Karena selain dapat memotivasi mahasiswa tersebut untuk terus berprestasi juga dapat mengahrumkan nama universitas.
Bambang, dalam hal ini juga sampaikan bahwa setiap mahasiswa harus memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Terutama, para mahasiswa penerima bidikmisi. Apapun yang menjadi godaan serta cobaan harus bisa diatasi karena semangat mahasiswa digunakan untuk memutus mata rantai kemiskinan.
“Saya ingin mengatakan bahwa diluar sana masih banyak teman kalian yang tidak bisa kuliah dan kalian merupakan orang-orang yang termasuk beruntung,” sahutnya.
Dalam mencapai kesuksesan, kendala ekonomi bukanlah menjadi penghalang. Banyak mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi namun dapat bersaing dalam bidang akademik dan dalam bidang yang lainnya.
Bambang sebutkan salah satu mahasiswa Universitas Semarang, Raeni yang merupakan merupakan seorang anak dari tukang becak dan juga merupakan salah seorang mahasiswa bidikmisi. Namun, dapat lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 39,75.
Kemudian, ada Firna Carasantri seorang anak pemulung yang lulus dengan IPK 3,77. Beliau merupakan anak yang pekerja keras dan tidak malu dengan bekerja sekalipun sedang duduk di bangku perkuliahan.
Penulis : Melvi Purnama Fajar Zega
Editor: Ambar Alyanada