Bahas Isu Lingkungan Riau, Mapala Phylomina Gelar Purnama Pecinta Alam 8

Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Phylomina Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Riau atau UNRI gelar Purnama Pecinta Alam ke-8 (PA 8). Kegiatan ini dilakukan di Gedung Senangin FPK UNRI dan dicanangkan berlangsung selama empat hari  dari 29 Mei-1 Juni.

Usung tema Bersama Satukan Misi Untuk Alam Riau Lestari, kegiatan dihadiri lembaga pecinta alam se-Riau. Ketua Pelaksana Purnama PA 8 Juprizal sebut bahwa kegiatan diawali kongres hingga nantinya turun dan berorasi pada Car Free Day (CFD).

“Setelah itu ada perlombaan lintas alam. Setelah itu kita ada camping. Asyik-asyik lah, hiburan.  Setelah itu kita turun ke CFD untuk orasi,” jelas Mahasiswa Program Studi Pemanfaatan Sumber Daya Perairan tersebut.

Ia mengatakan pula, Purnama PA 8 ini baru berjalan kembali setelah kurang lebih tiga tahun tidak dilaksanakan. Purnama kali ini diikuti oleh 15 lembaga, dengan masing-masing lembaga memberikan dua delegasi.

Salah satu penggagas acara Purnama Irsyadul Halim mengatakan kegiatan ini awalnya adalah hasil inisiasi dari berbagai pecinta alam di Riau dan pertama kali diadakan di Kelompok Pecinta Alam (KPA) Jelajah.

“Kita sepakatilah bikin sesama pecinta alam Riau gitu ya,” pungkasnya.

Ia menjelaskan bahwa Purnama PA itu sendiri adalah ajang kumpul bagi para pecinta alam untuk merumuskan ide-ide. Baik itu ide soal lingkungan maupun ide kegiatan alam bebas yang  dilakukan secara bersama-sama.

”Misalnya latihan gabungan, atau misalnya mau bikin kegiatan apa lagi, aksi lingkungan misalnya seperti itu. Nah forum-forum ini merumuskan itu,” tambahnya.

Irsyadul Halim ceritakan bahwa konsep awal kegiatan ini seperti arisan bulanan. Misalnya bulan ini di KPA A lalu bulan berikutnya di lembaga pecinta alam B dan seterusnya. Dan pada setiap pertemuan dibentuklah rumusan-rumusan.

Akan tetapi, Irsyadul bilang permasalahan mulai muncul ketika tidak semua lembaga pecinta alam dapat hadir setiap bulannya. Mayoritas yang hadir hanyalah pecinta alam di Pekanbaru. Padahal ia membawa nama lembaga pecinta alam di Riau.

“Teman-teman di daerah Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Bengkalis, Dumai dan lain-lain itu tidak bisa hadir setiap bulan karena jauh kan.”

Menarik ke belakang, akhirnya Irsyadul katakan bahwa pertemuan yang mulanya diadakan tiap bulan diubah menjadi temu tahunan. Usulan segera dilaksanakan pertama di Universitas Pasir Pengaraian, Rokan Hulu. Berikutnya dilaksanakan di Bengkalis oleh Mapala Laksamana lalu di Rengat oleh Mapala Oasis.

Purnama pun sempat berhenti ketika masa pandemi covid-19, namun diinisiasikan kembali oleh Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (Mapalindup) UNRI.

“Mapalindup mendatangi Universitas Pasir Pengaraian untuk meminta izinlah minta restu. Kemudian disepakatilah makanya yang ketujuh kemarin dilaksanakan di UNRI. Yang kemudian yang kedelapan di Phylomina,” ujarnya.

Sejalan dengan Irsyadul, Juprizal sebutkan lagi bahwa Purnama adalah wadah untuk membahas permasalahan-permasalahan lingkungan.

“Disitu dia [mapala] menyampaikan permasalahan dari daerah dia lalu dibawa ke dalam forum Purnama untuk diselesaikan,” paparnya.

Lantaran kegiatan ini diadakan setingkat provinsi, banyak para pecinta alam dari berbagai daerah di Riau turut berpartisipasi. Misalnya Perwakilan Mahasiswa Pecinta Alam Institut Agama Islam Ar-Risalah (Maparsa) yang datang dari Indragiri Hilir Rizky Aidil Kurniawan.

“Kami tadi naik mobil travel. Kalau dari Sungai Guntung, dari Katemannya itu naik speed boat sekitar delapan jam. Dari Tembilahan ke sini sekitar tujuh jam,” jelas Rizky.

Meski begitu, mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam tersebut merasa perjalanan yang ia lalui tidak sia-sia. Rizky bilang ia membawa hal penting untuk disampaikan di acara ini.

“Kami Maparsa sendiri lebih membawa [topik] ke hutan bakau mangrove itu di wilayah kami,” jelasnya.

Rizky juga sampaikan bahwa saat kegiatan Purnama akan ditentukan siapa yang menjadi penyelenggara berikutnya secara musyawarah.

“Sehingga disitu ada yang mengajukan diri, biasanya mengajukan diri. Mengajukan diri tentu dan kesiapannya.”

Rizky mengaku senang bisa ikut berperan dalam kegiatan ini. Ia ungkap harapannya.

“Harapannya memang teman-teman kemudian berhasil menelurkan [menghasilkan] ide-ide baru yang segar,” jelasnya.

Tak ketinggalan, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Hermandra mengaku bangga dan mengapresiasi atas keberhasilan Mapala Phylomina menjadi tuan rumah Purnama PA 8.

“Tentu ini sebenarnya menjadi contoh buat kelembagaan-kelembagaan lain untuk menunjukkan eksistensi bagaimana kelembagaan yang ada di lintas Riau ini,” jelas Hermandra.

Hermandra juga apresiasi konsep kolaborasi dan sinergisitas yang digunakan pada acara kali ini. Ia harap hal ini bisa menjadi momentum untuk menyatukan berbagai perspektif, terkhusus di bidang lingkungan dan alam.

Setali tiga uang, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FPK Johnny Zain sampaikan pula kesan positif mengenai acara ini.

“Sangat positif karena ini memang isu-isu lingkungan terakhir ini kan sangat banyak jadi dengan adanya pertemuan ini mereka akan musyawarah dan membahas segala sesuatu yang bisa minimal dipertimbangkan lagi, minimal kebijakan untuk mengurangi dampak-dampak yang terjadi selama ini,” tutupnya.

Penulis: Ahsandzul Fahmi

Editor: Fitri Pilami