BEM FT Taja Seminar Umum AEC

Sabtu (6/12), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tekhnik (FT) adakan seminar umum Assean Economie Community (AEC) 2015 dilobi FT. Usung tema Menuju Indonesia Yang Mandiri dan Berdaya Saing Menyambut AEC 2015.

Sebelum acara dimulai kata sambutan disampaikan oleh Dalil Pembantu Dekan III FT. Dalam sambutannya ia sampaikan dengan adanya pasar bebas minim kemungkinan ada yang senang dan ada yang tidak. Dengan adaya pasar bebas yang akan dihadapi setidaknya persiapan diri itu ada minimal mempunyai kemampuan berbahasa inggris.

Acara dihadiri oleh pemateri dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Kamar Dagang Industri (KADIN) dan Akademis UR—Ahmad Jama’an S.Ip,M.Si.

AEC atau komunitas ASEAN yaitu perkumpulan, organisasi, perjanjian, satu visi satu identitas dan satu komunitas. Untuk meningkatkan kerja sama, kesamaan tujuan dan pemikiran yang sama. Juga perjanjian akan diadakannya pasar bebas bagi masyarakat yang berada di Asia Tenggara. Seluruh warga negaranya diberikan kebebasan untuk melakukan aktivitas dekonomi di negara tetangga tahun 2015.

“Terpilihnya tema ini karena hangatnya isu yang tersebar tentang AEC 2015 dimana pasar bebas se-Asean bebas penting karena masih banyak mahasiswa atau orang lain tidak tahu AEC. “Seminar ini untuk menggali lebih dalam apakah AEC tepat di Indonesia dan tidak kalah dengan negara lain,” ungkap Rino Rinaldi Ketua Pelaksana.

AEC merupakan bagian kerjasama buat negara yang berada dikawasan Asean untuk mendekatkan aspek ekonomi menjadi sektor pilar pada pilar yang ada. Terlebih kerjasama meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Kesepakatan untuk membentuk kawasan terintegrasi dalam satu komunitas terbuka damai adil dan sejahtera dan kita juga harus berkomitmen bahwa pekerjaan besar akan bisa dijalankan secara bersama,” ungkap Ahmad Jama’an selaku Pembicara.

Dilanjutkan Siswo menyampaikan peluang dan tantangan masyarakat menghadapi MEA, karena Indonesia memiliki sumber dayanya yang cukup besar, negara dengan populasi sumber daya manusia terbesar dikawasan Asean dengan berbagai macam suku dan adat istiadat. “Masyarakat harus memiliki target dari apa yang dihasilkan dalam waktu 5 sampai 20 tahun kedepan. Juga pemerintah daerah harus memberikan peluang agar target yang diinginkan masyarakat dapat,” ucap Siswo.

“Mengikuti acara ini gunanya untuk mendapatkan ilmu serta pengalaman dan juga mengetahui pasar bebas itu seperti apa,” ungkap Meki Okta Peserta. Semoga pasar bebas ini bisa bermanfaat buat saya untuk bekerja di negara tetangga. (*2)