Sabtu (14/06), Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM UR) adakan seminar dengan tema Riau Bebas Pedofolia dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Acara berlangsung di gedung serbaguna Lantai IV Rektorat, hadir mahasiswa dari berbagai fakultas di UR.
Dibuka dengan kata sambutan dari Presiden mahasiswa, Zulfa Henri dan penyemangat dari Wakil Presiden Hendri. Diisi juga dengan penampilan stik sambil menari oleh TK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UR.
Undang pemateri dari Ketua Rumpun Perempuan dan Anak Riau (RUPARI) Helda Khasmy.
Zulfa sampaikan pada kata sambutannya agar mahasiswa berani untuk bersuara apalagi terhadap kasus yang sudah marak terjadi di negara kita sendiri.
Komnas perlindungan anak pada tahun 2000-2012 mencatat ada rata-rata tiga puluh perempuan setiap harinya yang menjadi korban. MABES POLRI mencatat enam puluh empat kasus terhadap anak dan perempuan di Riau. Helda, merasa khawatir karena hal ini sangat kabur dan jarang terlihat untuk dibicarakan. Ia juga menuturkan bahwa tes keperawanan sangat diskriminatif karena bisa kita lihat cara pemeriksaannya. Siapa yang memeriksa dan jika ia tidak perawan sangat memalukan baginya. “Ini adalah aib yang harus ditutupi dan mereka malu untuk mengungkapkannya,†ujar Helda saat penyampaian materi.
Acara juga diisi dengan tanya jawab dari peserta dan pemateri dan bagi pendaftar seratus orang pertama dapatkan sertifikat dari BEM UR. Seminar ditutup dengan pengumuman lomba fotography, puisi dan surat cinta buat ibu negara yang diadakan oleh BEM UR.
“Saya jadi banyak tahu tentang kasus pedofolia, layak untuk diperhatikan saat ini. Bangkitkan semangat untuk meminimalisir kasus yang tejadi di Indonesia,†tutur Reza salah satu Peserta Seminar.
“Acara dibuat agar mahasiswa ikut mengkampanyekan betapa pentingnya kasus ini harus diusut secara tuntas, karna kita tidak bisa membiarkan pelaku dari kasus ini bebas tanpa hukuman yang tidak membuatnya jera,” Wulan selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM UR. #Wilingga