Aksi Aparat Indonesia, Keparat: Tuntut Pembebasan Khariq

Mahasiswa Universitas Riau atau Unri menaja demonstrasi bertajuk Aparat Indonesia, Keparat. Aksi berlangsung di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Riau pada Senin, 1 September 2025. 

Mereka mulai unjuk rasa pada pukul 11.31 WIB. Satu per satu orator menyampaikan aspirasi dari atas mobil komando Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri. Mulanya kawat berduri terpasang. Membatasi massa aksi dengan aparat kepolisian. Setelahnya mereka sepakat menarik kawat dengan tali tambang. 

Beberapa di antaranya membawa kawat ke samping kanan jalan hingga jauh dari titik demonstrasi. Bersamaan dengan itu, pihak kepolisian berusaha meredakan situasi melalui pengeras suara.

Koordinator Aksi, Muhammad Azhari mengatakan demonstran tak hanya dari mahasiswa. Masyarakat sipil hingga pengemudi ojek online hadir membersamai demo dengan tuntutan yang sama. “Hal ini cukup untuk membuktikan bahwa kericuhan [yang terjadi] benar-benar serius,” ucapnya.

Menurut mahasiswa Ilmu Pemerintahan itu aksi kali ini cukup masif. Tentunya tak lepas dari bantuan pihak medis yang menangani korban. “Alhamdulillah kita sudah koordinasi membuka posko medis yang besar, berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya karena kita antisipasi sekarang,” tambahnya.

Tujuh Gugatan Massa Biru Langit

Presiden Mahasiswa Unri, Ego Prayogo menyampaikan tujuh tuntutan utama, yaitu:

  1. Copot Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kapolri dari jabatannya.
  2. Bebaskan massa aksi yang ditahan aparat Kepolisian tanggal 25 Agustus 2025 s.d 01 September 2025, terkhusus mahasiswa Unri saudara Khariq Anhar.
  3. Usut tuntas tindakan represifitas aparat kepolisian.
  4. Reformasi seluruh elemen kepolisian.
  5. Hapuskan Tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
  6. Copot menteri Hak Asasi Manusia dari jabatannya.
  7. Sahkan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset dan tolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP).  

Ego memperingatkan bahwa gugatan harus sampai ke DPR Republik Indonesia dalam kurun waktu satu kali 24 jam. “Dalam keadaan apapun wajib sampai,” pungkasnya.

Mahasiswa Pendidikan Sejarah itu menyatakan ada 1.500 lebih massa aksi yang turun ke jalan. Ketua DPRD Riau, Kaderismanto sudah menandatangani tuntutan. Namun ia masih belum yakin tuntutan akan terpenuhi. “Ketua DPR bisa saja ingkar. Selama ini sulit untuk menemui kita dan ini kali pertama menerima tuntutan dari aksi massa,” ucap Ego.

DPRD Riau Bersama Kapolresta Pekanbaru Terima Tuntutan

Ketua DPRD Provinsi Riau, Kaderismanto mengatakan pihaknya sangat memahami keinginan massa aksi. Ia menerima tuntutan dari BEM Unri. “Kami sangat mendukung apa yang menjadi tuntutan dari teman-teman semua. Kami akan segera menyampaikan kepada otoritas yang lebih tinggi serta DPR RI sehingga semua tuntutan dapat segera diwujudkan,” ucapnya. 

Pria asal Bengkalis itu mengajak massa aksi untuk membaca surat Al-Fatihah bersama. Guna mengirim doa untuk pengemudi ojek online yang tewas dilindas mobil rantis Brigadir Mobile, Affan Kurniawan pada 28 Agustus lalu. “Mari sama-sama kita bacakan surat Al-Fatihah yang pahalanya kita kirimkan kepada almarhum [Affan],” ajak Kaderismanto.

Di sisi lain, Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Jeki Rahmat Mustika meminta maaf atas tindakan-tindakan yang polisi lakukan. Ia akan berkomunikasi dengan pimpinan Polda Riau. Setelahnya Polda Riau akan berkomunikasi dengan Polda Metro Jaya. 

Demonstran Hargai Kehadiran Kaderismanto

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Haikal menyatakan massa sudah penuh amarah diawal. Maka tak heran Kaderismanto mendapatkan umpatan verbal. Haikal menghargai sikapnya yang ingin menemui massa aksi. “Saya akui beliau menunjukkan sikap jantannya untuk menemui massa aksi. Harapan kami semoga tuntutan secepatnya ditindaklanjuti dan tidak terulang lagi aksi ini,” kata Haikal.

Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Indah menyebut aksi berjalan tanpa ada kendala. Ia berharap agar tuntutan dapat ditindaklanjuti secepatnya dan keadilan terlaksana sebagaimana mestinya. “Saya senang aksi tadi tidak ada ricuh sama sekali dan berjalan kondusif,” ucapnya. 

Lima Korban Luka Imbas Tarik Kawat Berduri

Kali ini Kabinet Biru Langit berkoordinasi dengan beberapa rekan medis. Di antaranya mahasiswa jurusan Keperawatan dan Kedokteran Unri, Korps Sukarela Palang Merah Indonesia atau KSR PMI, serta PMI Provinsi Riau.

Penanggung Jawab Medis, Bagus Ilham mengatakan tim medis tersebar di tiga titik. Lokasinya di Kantor PMI Riau, serta gerbang masuk kanan dan kiri Kantor DPRD. Total sekitar 45 anggota medis turun dalam aksi.

Tercatat empat hingga lima mahasiswa terluka akibat menarik kawat berduri. Seluruh mahasiswa yang terluka langsung mendapatkan pertolongan pertama oleh tim medis.

Pewarta: Aulia Hasanah, Afqodis Zahra, Mutiara Ananda Rizqi, Talita Nur Havizah
Penyunting: Fitriana Anggraini