Alumni Narasi Sumatra, Greenpeace, Jikalahari dan Walhi menggelar diskusi buku tentang investigasi penggelapan pajak Asian Agri Grup di Taman Kota samping hotel Arya Duta, Pekanbaru. Minggu (01/09).
Buku ‘SAKSI KUNCI’ setebal 450 halaman, diselesaikan dalam waktu 6 tahun dan menceritakan beberapa topik besar dalam kasus penyelewengan pajak yang dilakukan PT Asian Agri Group pada tahun 2002-2005. Penggelapan pajak yang dilakukan yakni sebesar Rp 1,3 triliun.
Buku ditulis oleh Metta Dharmasaputra mantan wartawan Tempo, ia menuturkan pengalamannya memburu data dari saksi pembocor, Vincentius Amin Sutanto. Vincent adalah bekas pegawai Asian Agri Group yang melarikan diri setelah dituding menggelapkan keuangan perusahaan.
Diskusi buku”Saksi Kunci” menghadirkan langsung Andreas Harsono dari Yayasan Pantau Jakarta, ia berbicara dari sudut karya jurnalistik. Dalam diskusi tersebut Andreas mengakatan kenapa Vincent percaya pada seperti Tempo dibandingkan media local di Riau. “Kenapa media di Jakarta yang mulai, kenapa tidak media di Riau,â€Ujar Andreas. Dia menyayangkan media local tidak dulu meliput kasus korporasi ini.  “Riau adalah wilayah yang dikuasai korporasi yang umumnya sumber daya alam. Media Riau harus berani ungkap kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Korporasi.”
Luzi Diamanda dari Berita Terkini mengatakan, peran media dalam meliput kasus korporasi di Riau sangat sulit. “Banyak media yang bergantung pada kontrak iklan dari tiap perusahaan-perusahaan, dan jika memberitakan keburukan mereka, kontrak akan diputus,†Kata Luzy. Puput Jumantirawan dari Forum Pers Mahasiswa Riau (Fopersma) mengatakan hal yang sama. “wajar saja media local diam, karena teken kontrak iklan yang mengikat,†Ucap Puput.
Dari sisi lingkungan Riko Kurniawan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mengatakan, secara data kami lengkap dari hasil investigasi lapangan, “Namun kami tidak bisa sendiri untuk membrantas korporasi di Riau,†ucapnya.
“Ada dua focus yang kita ambil dalam bedah buku ini, pertama dari sisi jurnalistik dan kedekatan kasus,†Herman dari Alumni Narasi Sumatra. Menurutnya buku ini salah satu karya jurnalistik yang pernah ada di Indonesia, dan seharusnya media local lebih melihat kasus ini, karena perusahaan yang terkait salah satunya berda di Riau.