Universitas Riau (Unri) membuat kebijakan baru awal September lalu. Kebijakan perihal penutupan akses portal jalan menuju Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) dari Jalan Bina Krida.
Gubernur Mahasiswa FKIP Ego Prayogo, mengatakan awalnya tak tahu perihal kebijakan ini. “Kami kira itu hanya sementara,” ujarnya pada Senin (9/9).
Dia memperkirakan ini karena portal tersebut menjadi tempat pencuri berlalu-lalang. Misalnya, pencurian motor FKIP yang sering lewat dari portal tersebut.
“Penjahat banyak yang lewat akses ini, maka diterbitkan untuk ditutup,” ujar Ego. Apalagi Satuan pengaman (Satpam) dekat palang pun tak ada terlihat.
Meskipun Unri memiliki banyak jumlah satpam, hal ini tak memungkiri Unri terlepas dari kasus pencurian. Ego menilai, ini karena Unri memiliki banyak akses masuk ke kampus. Menutup salah satu portal di Unri menurutnya hanya menghambat pergerakan mahasiswa.
Ego menambahkan beberapa pedagang sekitar juga mengeluh. Beberapa menanyakan akses jalan yang tertutup, dia hanya berdalih demi keamanan.
‘’Kalau untuk keamanan bukan aksesnya yang ditutup, tapi pengelolaan parkirnya mungkin yang harus dibenerin,’’ keluh Ria, salah satu pedagang sekitar FKIP.
Sejak penutupan portal ini, mahasiswa harus lewati jalan lain saat keluar-masuk dari FKIP. Tak lama, terbangun jembatan kecil di atas selokan. Tepat berada di sebelah portal FKIP. “Jalan itu [ada] tanpa sepengetahuan dari FKIP, ” ujar Ego.
Jembatan kecil itu sudah lama ada tapi tak memadai. Juga tak banyak kendaraan bisa lewat. Namun sejak penutupan portal, pedagang sekitar benahi jembatan mini itu. Sehingga banyak mahasiswa melewatinya sebagai jalur alternatif.
‘’Kami jadi lebih dekat [jalan ke] fakultas,’’ ucap Laura Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling.
Kepala Satpam Unri Elianto, menegaskan pembangunan tersebut bukan dari Kampus. “Kami sudah peringati dengan pemberian surat, agar jalan tersebut dibongkar,” tegasnya.
Penutupan portal jalan itu adalah langkah pencegahan. Maka akses masuk hanya dari Jalan Soebrantas dan Jalan Bina Krida, melalui Pos 2. Jika pedagang mengabaikan peringatan pembongkaran, maka pihak kampus akan beri tindakan tegas, ujar Elianto.
Padahal banyak mahasiswa melewati jembatan ini sebagai jalur alternatif sejak penutupan portal. Salah satunya Mahasiswi Bimbingan Konseling Hidayah Putri. Dia berharap supaya tak membongkar jembatan mini itu.
“Karena sebelum ada jalan kecil ini, kami susah lewat nya karena mutar,’’ tambah Laura.
Lantas demikian, Elianto akan beri tindakan tegas karena pembuatan jalan tanpa izin pihak Unri. “Mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi namun tidak memikirkan keamanan dan dan ketertiban kampus,” kata Elianto.
Elianto menambahkan terkait keamanan di FKIP, sudah direncanakan akan adanya tambahan satpam di pos jaga. “Semoga terealisasikan,” harapnya.
Dia katakan jadwal portal di FKIP terbilang tidak maksimal, karena tak adanya satpam yang menjaga di area posko. Dengan demikian, portal itu tak terbuka untuk mencegah masyarakat umum masuk.
Melalui via WhatsApp pada Jumat (11/10), Kepala Satpam itu membenarkan. Jika sempat membuka portal karena pengecoran jalan. Namun selepas selesai, satpam kembali menutup portal.
Penulis : Aisya Yulfitri dan Selvi Andini
Editor : Rehan Oktra Halim