Angka positif Covid-19 di Indonesia kian meningkat, meskipun diikuti dengan angka kesembuhan yang juga bertambah. Sebanyak 11.278 penambahan kasus positif tercatat pada Rabu (13/1), menambah totalnya menjadi 858.043. Angka ini merupakan rekor tertinggi sejak diumumkannya kasus positif pertama, awal Maret tahun lalu.
Vaksinasi perdana Indonesia untuk Covid-19 berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1). Vaksin buatan perusahaan farmasi Sinovac yang bekerja sama dengan Bio Farma ini telah dinyatakan lulus uji Emergency Use Authorization atau izin penggunaan darurat. Izinnya telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dua hari sebelumnya.
Selain itu, vaksin ini juga telah dinyatakan halal digunakan untuk umat Islam oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Cara kerjanya memicu antibodi pada tubuh penerima, guna melawan virus corona jenis baru tersebut.
Proses vaksinasi disiarkan langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Kabinet, dipandu oleh Dokter Reisa Kartikasari Broto Asmoro.
“Vaksin adalah produk biologis yang akan menimbulkan kekebalan spesifik atau tertentu pada tubuh terhadap suatu penyakit tertentu,†terang Reisa.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menambahkan, vaksin bisa dipakai untuk melindungi diri sendiri, keluarga, tetangga, serta masyarakat. “Jadi, 70 persen dari umat manusia di dunia harus divaksinasi agar tujuan itu tercapai.â€
Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin ini. Proses vaksinasi melalui empat prosedur. Hadir dengan mengenakan kemeja putih, Jokowi berjalan menuju meja pertama.
Prosedur awal yang harus dilewati ialah pendaftaran dan verifikasi data. Penerima vaksin dimintai bukti penerimaan Short Message Service (SMS) yang disertai nama perusahaan sebagai nama pengirim. Biasa disebut SMS blast. SMS ini dikirimkan oleh Satuan Tugas Covid-19 untuk konfirmasi sebagai kelompok penerima.
Lebih dari 1 juta orang telah menerima SMS blast, sejak dikirimkan mulai 31 Desember 2020. Ketentuannya diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/12757/2020 Tentang Penetapan Sasaran Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Keputusan ini ditetapkan pada 28 Desember 2020.
Usai verifikasi data, Jokowi berjalan menuju meja berikutnya. Ia perlu melewati screening kesehatan. Petugas meminta data keterangan sehat dan melakukan pemeriksaan sederhana. Sebagai permulaan, dokter akan memeriksa tekanan darah, lalu mengukur suhu tubuh.
“Jika tekanan darah di atas 140, maka tidak bisa menerima,†kata petugas sembari mengukur tekanan darah Jokowi.
Apabila berada dalam rentang normal, petugas akan mengajukan beberapa pertanyaan. Gunanya, untuk mengetahui apakah calon penerima pernah menjalani terapi kelainan darah, mengidap penyakit jantung, ginjal, penyakit autoimun, gangguan pencernaan, diabetes, gangguan tiroid, serta penyakit paru. Selain itu, juga memastikan apakah yang bersangkutan pernah terinfeksi Covid-19 atau memiliki kerabat yang terinfeksi.
Setelah seluruh data terkonfirmasi, orang nomor satu Republik Indonesia (RI) ini, berpindah ke meja berikutnya. Suntikan vaksin akan segera ia terima di sini. Meja ini dilengkapi dengan satu kursi dengan latar spanduk merah bertuliskan Vaksin Aman dan Halal.
Tempat penyuntikan dibagi menjadi dua bagian terpisah, antara perempuan dan laki-laki. Untuk perempuan, dilapisi dengan dinding penutup, di mana vaksinator atau petugas pemberi vaksin adalah perempuan. Sedangkan laki-laki, vaksinator-nya adalah Abdul Muthalib.
Abdul Muthalib mulai menyuntikkan vaksin di lengan kiri Jokowi. Tangannya sempat gemetar, sebab ia menjadi vaksinator pertama di Indonesia. Setelah vaksin selesai disuntikkan, Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan RI ini mendampingi Jokowi menuju meja untuk prosedur terakhir.
“Meja keempat ini untuk monitoring dan pemberian dokumen bukti telah divaksin,†terang Reisa Broto Asmoro.
Usai pemberian vaksin, penerima akan mendapat kartu yang membuktikan vaksinasi. Kartu ini harus dibawa sebagai syarat untuk vaksinasi kembali 14 hari berikutnya.
Dokter Reisa juga ditetapkan sebagai penerima vaksin, bersama 21 orang lainnya. Mereka adalah perwakilan pemuka agama, tenaga kesehatan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) , Polisi Republik Indonesia (Polri) dan masyarakat. Vaksinasi dibagi menjadi tiga sesi, masing-masing sesi diperuntukkan untuk tujuh penerima.
Berikut daftar penerima vaksin Covid-9 perdana di Indonesia:
Sesi 1
1. Presiden Jokowi
2. dr. Daeng M. Faqih (Ketua Ikatan Dokter Indonesia)
3. Dr. Amiesyah Tambunan (Sekretaris Jenderal MUI/tokoh Muhammadiyah)
4. Kiai Ishom (Nahdlatul Ulama)
5. Hadi Tjahjanto (Panglima TNI)
6. Idham Azis (Kapolri)
7. Raffi Ahmad (Perwakilan Anak Muda)
Sesi 2
1. Budi Gunadi Sadikin (Menkes)
2. Unifah Risyidi (Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia
3. Ronal Tapilatu (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia)
4. Agustinus Heri (Konferensi Waligereja Indonesia)
5. I Nyoman Suarthanu (Parisada Hindu Dharma Indonesia)
6. Partono Bhikkhu N. M (Persatuan Umat Buddha Indonesia)
7. Peter Lesmana (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia)
Sesi 3
1. Penny Kusumastuti (Kepala BPOM)
2. Rosan Perkasa (Pengusaha)
3. Ade Zubaedah (Sekretaris Jenderal Ikatan Bidan Indonesia)
4. Nur Fauzah (Ikatan Perawat)
5. Lusy Noviani (Apoteker)
6. Agustini Setiyorini (Buruh)
7. Narti (Pedagang)
“Semoga rakyat Indonesia bisa memulai dan mendukung program vaksinasi ini untuk membangun Indonesia dan dunia yang bebas dari pandemi,†kata Budi Gunadi.
Dalam sambutannya, Jokowi berpesan bahwa vaksinasi penting sebagai perlindungan kesehatan, keselamatan dan keamanan masyarakat Indonesia, serta pemulihan ekonomi.
“Meskipun sudah dilakukan vaksinasi, saya ingatkan kembali untuk tetap disiplin terhadap protokol kesehatan,†tutupnya.
Reporter: Reva Dina Asri
Editor: Annisa Febiola