Penebangan pohon sepanjang jalan menuju Fakultas Teknik dari arah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tengah berlangsung. Ihwalnya ada pembangunan jalan dua arah baru dan penambahan gerbang Universitas Riau (Unri) baru.
“Sesuai kontrak [anggarannya] Rp 16 miliar,” ujar Staf Pejabat Pembuat Komitmen Yudi Armansah, perihal anggaran pembangunan jalan Proyek Civil Work (CWR)-04, Senin (30/9).
Pembangunan jalan dua jalur ini adalah bagian dari Proyek Advanced Knowledge and Skills for Sustainable atau AKSI. Proyek ini menerima pinjaman dari Asian Development Bank (ADB). Total anggarannya sebesar Rp 840 miliar. Lazimnya disebut sebagai proyek ADB, yang merancang 10 pembangunan gedung di Unri.
Baca juga: Megaproyek di Binawidya dan Pancangan Pertama Proyek AKSI-ADB Resmi Ditancap
“Pengerjaannya berlangsung selama 80 hari kalender,” jelas Yudi. Perkiraan waktunya minggu kedua Desember pembangunan tuntas.
Pengerjaan jalan baru mulai selepas pembangunan gedung rampung. Supaya mengurangi kerusakan jalan akibat alat berat yang masuk keluar kampus. PT Cipta Karsa Buana ambil alih pembangunan ini. Kata Yudi, Jalan Naga Sakti jadi awal mula pembangunan jalan.
Yudi jelaskan, jalan dua jalur dari Jalan Naga Sakti menuju Fakultas Teknik. Melewati depan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) hingga FEB. Kemudian muka Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), hingga gedung Integrated Classroom. Lalu bermuara ke Jembatan Kupu-kupu.
Tak berhenti di sana, Yudi tambahkan jalan berujung ke arah Rektorat. Berakhir di depan Lapangan Open Space Unri. Rencananya pula, dekat jembatan Kupu-Kupu akan ada bundaran. Proyek ini tak merombak semua jalan di Unri, hanya jalan rusak saja.
“Jalan baru yang full itu dari Naga Sakti ke Teknik [Fakultas Teknik],” imbuh Yudi.
Berdasarkan keterangan Yudi, Unri akan punya tiga gerbang utama. Adalah Gerbang Jalan SM Amin dan Jalan HR Soebrantas. Gerbang teranyar, yaitu gerbang Jalan Nagasakti. Untuk pembangunan jalan baru. Kendatipun tetap gunakan jalan lama, hanya ada penambahan jalur di sebelahnya. Menjadi jalan dua arah.
Kata Yudi, berangsur-angsur mulai lakukan rekayasa jalan. Bersamaan sejak awal pembangunan jalan. Rekayasa ini kolaborasi dengan satuan pengaman (satpam) Unri, koordinasinya dengan Komandan Satpam Elianto.
Perihal pemindahan pohon atau relokasi pun sudah ada tindakan. Mulai terlihat penanaman pohon di Lapangan Open Space Unri. Namun tak semua pohon, hanya yang tak terlalu besar dan masih segar. Beda nasib dengan pohon di tengah jalan, tak perlu menebangnya. Hanya akan potong bagiannya yang ganggu jalan.
“Harapannya proyek ini berjalan sebagaimana mestinya, dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar,” harap Yudi.
Pria itu berpesan agar mahasiswa sabar, karena tak ada proses yang instan. “Segala itu butuh proses,” tutupnya.
Pembangunan jalan dua jalur ini tuai tanggapan dari mahasiswa. Salah satunya mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Syahidah Azimi, dia akui cukup bingung. Sebab tak pemberitahuan perihal penebanga pohon.
“Memang butuh sih dua jalur gitu, cuma kalau misalnya tiba-tiba begini kan gak ada pemberitahuan. Pastinya bingung juga,” ujarnya.
Banyaknya gedung yang mangkrak di Unri membuatnya skeptis, jika pembangunan jalan bakal tuntas.
“Harapannya semoga bener-bener jadi, nggak zonk [tak sesuai harapan] lagi. Nggak di prank [tipu] lagi,” ucapnya.
Mahasiswa Budidaya Perairan Khairul Uma, pun baru tahu perihal pembangunan jalan itu. Dia sayangkan Hubungan Masyarakat (Humas) Unri tak siarkan berita perihal pembangunan.
“Seharusnya Humas Unri lebih update sih,” jelas Uma. Dia hanya berharap Unri dapat lebih baik kedepannya.
Penulis: Fitriana Anggraini
Editor: Najha Nabilla