Tertunda Sejak Juli, Honor Asisten Dosen Faperta Belum Dibayar

Unggahan pada laman Instagram @mahasiswapenggugat perihal isu penunggakan honor asisten dosen Faperta

Terhembus isu penugakan honor asisten dosen sejak bulan Juli dari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Berawal dari unggahan pada laman Instagram @aliansimahasiswapenggugat, perihal honor asisten pratikum tertunda hingga selama tiga bulan.

Seorang asisten dosen Ani, bukan nama yang sebenarnya, membenarkan hal tersebut. Sudah lewat dua bulan, honornya sebagai asisten dosen belum terbayar.

“Udah mengajar sejak semester tiga dan sekarang lagi jalan semester sembilan tapi keterlambatan itu baru terjadi sekarang. Biasanya paling lambat satu bulan selesai pratikum sudah dibayar,” keluh Ani, pada Selasa (1/10).

Selain Ani, ada Muhammad Habib. Asisten dosen itu khawatir dan frustasi, karena terlambatnya pembayaran tersebut. Padahal ada proses administrasi dan data asisten dosen yang bekerja sebelum pratikum. Data ini mencakup nama dan NIM asisten dosen yang koordinator punya.

“Sudah masuk bulan ketiga dari semester genap kemarin dan tetap belum ada kejelasan. Kapan fee [bayaran] tersebut akan diturunkan?” Keluh Mahasiswa Agroteknologi itu. Padahal semester sebelumnya, paling lambat dua bulan sejak pratikum, honornya baru dia terima.

Habib mengungkapkan, hampir semua asisten dosen mengalami kendala yang sama. Asisten dosen yang lain juga merasa khawatir, terlebih pemula yang baru terjun menjalankan tugas itu. Menurutnya, penundaan honor bukan perihal besar dari nominal, tapi lebih kepada prinsip keadilan.

“Bukan berharap pada bayarannya, tapi ini hasil yang harus kami dapatkan. Hak kami tidak turun,” tegasnya.

Tanggapan Pimpinan Jurusan dan Fakultas

“Kalau kami bertanya ke fakultas, jawabannya belum keluar. Dan kalau ditanya ke jurusan, jawabannya belum keluar dari fakultas,” ungkap Ani ketika dia menanyakan kabar honornya.

Asisten dosen, kata Ani, hanya mendapatkan kabar dari jurusan dan fakultas. Namun jawaban yang dia dapat, hanya saling lempar tangan antara fakultas dengan jurusan.

Habib menyatakan belum ada konfirmasi resmi Wakil Dekan 2 bidang administrasi keuangan perihal keterlambatan honor. Bahkan setelah beberapa asisten dosen berusaha tindak lanjut lagi, tetap nihil jawabannya.

Habib kecewa karena tiada tranparansi perihal honor asisten. Sehingga membuahkan banyak asumsi di tengah kalangan mahasiswa. Hal ini tak menutup kemungkinan akan ada aksi dari asisten dosen bila honor tak lekas turun, tambahnya.

“Kami menjalani semua tuugas sesuai prosedur, hasil akhir dari pekerjaan ini adalah hak kami. Masa hak itu tidak didapat juga?” Ujar Habib.

Ani juga menuntut kejelasan, seperti honor yang akan merekan terima nantinya adalah gabungan atau hanya honor semester ganjil.

“Walaupun duitnya kecil hanya 187 ribu setelah dipotong pajak untuk satu semester per kelasnya, tetapi terkadang uang itu digunakan untuk bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT),” pungkas Ani.

Habib berharap penundaan ini tak terus berlanjut dan segera selesai. Demi keadilan asisten dosen yang lain, terkhusus bagi yang baru bergabung.

Kamis (10/10), honor asisten dosen telah cair, namun hanya untuk Jurusan Agroteknologi dan Teknologi Pertanian. Sedangkan honor asisten Jurusan Kehutanan dan Agribisnis belum ada kabar.

“Sejauh ini belum ada,” ujar Gubernur Mahasiswa Fakultas Pertanian Brian Bima Sanda via WhatsApp, Selasa (22/10).

Kru Bahana Mahasiswa telah menghubungi Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi Keuangan Saipul Bahri. Namun hingga berita ini terbit, belum ada tanggapan dan para asisten dosen masih menunggu pembayaran honor yang tertunda.

Penulis: Aisyah Yulfitri, Nazhifah Novenda, dan Lisa Atika Putri
Editor : Najha Nabilla