Bertuah – X22 kembali toreh prestasi dalam ajang Kontes Robot Indonesia atau KRI di Institut Teknologi Surabaya. Kelompok yang beranggotakan enam orang ini raih juara harapan pada penyisihan KRI cabang sepak bola beroda tingkat wilayah satu pada Senin (13/6).
Tak berbeda dengan tahun lalu, KRI tingkat wilayah ditampilkan secara online melalui Zoom Meeting. Setiap kamera berjaga di empat sisi. Tujuannya agar memperlihatkan lapangan beserta robotnya.
Ada dua robot yang dipertandingkan. Keduanya harus saling mengoper bola dan mencetak gol. Sebelum kompetisi dimulai, mereka siapkan dummy. Semacam rintangan yang harus dilalui robot tersebut.
Ketua tim Fadhil M. Hanafi ceritakan bagaimana mekanisme permainan berlangsung. Robot satu mengoper bola ke robot dua. Operan tersebut berlangsung dua kali. Terakhir, robot dua menembak ke arah gawang dan harus menghindari dummy yang ada di gawang tersebut.
Tambahnya lagi, jika terkena dummy, kata Fadhil, akan dikenakan sanksi. Seperti pengurangan nilai terhadap tim. Sedangkan skor yang diperoleh diambil dari banyaknya gol yang diciptakan selama pertandingan tiga menit.
Selama proses pertandingan berlangsung tim Bertuah – X22 berhasil ciptakan dua gol pada sesi pertama. Kemudian tiga gol pada sesi kedua. Terakhir hanya satu. Namun, gol terakhir tidak dianggap. Hal ini dikarenakan waktunya habis. Totalnya ada lima gol yang dihitung.
Menurut Fadhil, Politeknik Negeri Batam merupakan tim paling berat dalam cabang Sepak Bola Beroda ini. Alasannya, mereka mampu mencetak 29 gol pada ketiga sesi.
Mahasiswa Fakultas Teknik ini mengaku senang dengan pencapaian itu. Disisi lain, ia sedih sebab mengalami penurunan pada tahun lalu. Pasalnya, mereka berhasil sabet juara ketiga pada tingkat wilayah sebelumnya. Meski demikian, skor yang didapatkan lebih tinggi daripada 2021 lalu.
Anggota kelompok Feri Candra juga katakan hal yang sama. Ia katakan peringkat yang didapatkan turun. Namun, penampilannya, kata Feri, jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Feri beranggapan ada faktor lain. Seperti tim kampus lain yang mempunyai kenaikan yang lebih baik.
Lolosnya tim ini ditingkat wilayah 1, maka dilanjutkan dengan perlombaan tingkat nasional. Kegiatan akan diadakan pada 29 Juni sampai 3 Juli mendatang.
Fadhil menilai cukup berat persaingan di tingkat nasional. Terutama pada wilayah dua seperti ITS, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, dan Universitas Negeri Jakarta.
“Mereka tim yang sangat kuat. Kalau kita bisa masuk 10 atau 6 besar saja, kita sudah luar biasa,” katanya pada kegiatan yang ditaja Pusat Prestasi Nasional dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Feri dan teman-temannya akan berangkat ke Surabaya pada 26 atau 27 Juni. Ia ceritakan kalau mekanismenya tidak sama dengan tingkat wilayah. Pertandingan pada tingkat nasional akan menyiapkan tiga robot.
Selain itu, ia berharap agar kelompoknya tetap solid dan semangat. Sehingga hasilnya lebih baik dari sebelumnya. Ditambah dukungan kampus, khususnya kemahasiswaan supaya dilancarkan persiapan keberangkatan. Baik pulang hingga sampai ke UNRI kembali.
Penulis: Nola Rahma
Editor: Andi Yulia Rahma