Tidak mungkin membangun negara hanya dengan satu unsur. Berangkat dari hal itu, Presiden Joko Widodo canangkan perbankan syariah sebagai energi baru ekonomi Indonesia. Indonesia punya modal yang cukup besar untuk pembangunan negeri ini. Terutama harapannya ke bank syariah. Pernyataan ini disampaikan Direktur Wholesale dan Transaction Banking PT Bank Syariah Indonesia Kusman Yandi.
Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau (UNRI) ini ceritakan prinsip syariah yang konsisten dengan visi misinya saat ini. Bank ini dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Lebih lanjut, Bank Syariah Indonesia atau BSI ini menyalurkan pembiayaan ke usaha-usaha yang tidak diharamkan.
“Bahkan makruh pun tidak masuk. Seperti pabrik rokok,†katanya.
Sedangkan sifatnya yang bagi hasil bergantung pada pendapatan nasabah. Sistemnya dihitung dari jumlah besarnya revenue omzet. Sedangkan bank konvensional berbasis bunga.
Kusman juga tampilkan kinerja tiga tahun terakhir bank syariah. Pertumbuhan asetnya tumbuh konsisten sebanyak dua digit. Jika dibandingkan dengan industri lainnya yang hanya peroleh satu digit. Di bidang kredit, bank konvensional turun negatif. Sedangkan BSI masih tunjukkan angka yang positif.
Beralih pada posisi BSI pada dunia perbankan, bank ini peroleh peringkat ketujuh pada Juni 2021. Dengan total aset 47 triliun.
Meskipun, kata Kusman, isu tentang literasi dan inklusi keuangan di BSI masih kurang. “Kalau dari 100 orang yang ditanya, kamu pake bsi ga? Mungkin hanya 9 orang,†ucapnya.
Kusman yang juga lanjutkan magister di Universitas Gadjah Mada ini katakan akan naik ke peringkat 6. Sebab kecepatan pertumbuhan yang peroleh dua digit.
Dalam pembangunan negara, BSI berperan aktif dalam pembiayaan infrastruktur. Seperti jalan tol dan pembiayaan pemeliharaan jalan.
Peresmian merger tiga bank syariah pada 1 Februari tadi menjadi momen bersejarah bagi Kusman. Alasannya karena anak Badan Usaha Milik Negara ini disahkan langsung di Istana Negara.
Deny Setiawan selaku moderator katakan bahwa hal tesebut adalah contoh nyata BSI bisa dijadikan energi untuk pembangunan negara. Tak hanya itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik M. Nur Mustafa sebutkan Direksi Mengajar yang juga jadi rangkaian milad UNRI ke-59 ini wajib diperhatikan.
“Sebab untuk mempersiapkan kemampuan kita menghadapi perekonomian di Indonesia,†tutupnya pada perhelatan yang diadakan di Gedung Teknologi PULP dan Kertas atau TPK pada Kamis (14/10).
Penulis: Ellya Syafriani
Editor: Andi Yulia Rahma