Aula lantai 4, Ruang Siak Sri Indrapura, Gedung Rektorat, jadi tempat pengukuhan empat guru besar. Dibuka pukul 9 pagi, Adel Zamri selaku Ketua Senat Universitas Riau (UNRI) buka acara pada (21/11). Kegiatan berlangsung secara virtual.
Pertama ada Nelvia dari bidang Ilmu Kesuburan Tanah dan Pemupukan, Fakultas Pertanian (FP). Ia dapat gelar sebagai insinyur tahun 1985 di FP—Universitas Andalas. Lanjut ke Universitas Gajah Mada (UGM) guna raih gelar magister di fakultas yang sama.
Lagi, Nelvia tamatkan gelar doktornya di Institut Pertanian Bogor pada 2004. Ia lulus dengan bawakan penelitiannya berjudul Pengfungsian Amelioran Fe3+Â dan Fosfat Alam pada Tanah Gambut dengan Beberapa Kondisi Air dalam Kaitannya dengan Kandungan P Tanaman dan Emisi Karbon. Dalam lima tahun terakhir, Nelvia sudah lakukan 13 penelitian.
Melalui orasi ilmiah bertajuk Pembenah Tanah Berbasis Limbah Industri dan Biomasa untuk Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan. Nelvia bilang, sumber daya lahan di Indonesia sangat besar. Bahkan luas daratannya 191,1 juta hektar.
“Kita, Indonesia menjadi negara lirikan di negara-negara dunia lainnya,†seru Nelvia.
Kemudian, Nursyirwani dari bidang Ilmu Mikrobiologi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan. Di Huberside Poytechic, Inggris, dia tamatkan program Strata 2. Lalu selesaikan Strata 3 di UGM. Di kampus itu, Nursyirwani ambil Program Studi Sain Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan.
Tak hanya itu, Presiden Republik Indonesia juga pernah beri penghargaan Satyalancana Karya Satya Sepun 20 dan 30 tahun. Saat dikukuhkan, Nursyirwani lakukan orasi ilmiah bertajuk Bakteri Asam Laktat Pemanfaatan dalam Bidang Perikanan.Â
Pada bidang Ilmu Genetika Tumbuhan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ada Dewi Indriyani Roslim. Ia mengajar sebagai Dosen Biologi sejak tahun 2000. Selain itu, Dewi pun sudah mempublikasi 17 artikel internasional bereputasi. Ditambah 33 artikel nasional dan 17 prosidi. Tanda kehormatan satyalancana karya satya X tahun juga Dewi dapatkan sebagai bentuk penghargaan.
Dewi juga sampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Peranan Genetika dalam barcoding Deoxrybonucleid Acid (DNA) dengan Tumbuhan. Katanya, barkoding DNA merupakan teknik mengidentifikasi organisme. Hal ini dilakukan secara molekuler menggunakan DNA pendek.
“Penyampaian orasi ilmiah ini menjadi pertanggung jawaban saya sebagai guru besar dan rangkuman kegiatan pengajaran, pengabdian, penelitian, dan publikasi karya ilmiah,†terangnya.
Terakhir, Hadriana dari bidang Ilmu Sistem Informasi Menajemen Pendidikan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ia sudah pegang jabatan struktural sejak 2008. Seperti menjadi Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Saat ini pun, Hadriana tengah menjabat sebagai Kepala UPT UNRI, periode 2020 hingga 2024. Untuk Program Strata 2, Hadriana tamatkan di Universitas Negeri Padang. Sedangkan Strata 3 di Universitas Kebangsaan Malaysia.
Hadriana sampaikan orasinya dengan judul Technology Basically Menagement Innovation During and After The Covid-19 Pandemic Racist. Hasil survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi–sebut Hadriana–bahwa 20 persen kepala sekolah ungkapkan jika siswanya tidak memenuhi uji kompetensi yang telah ditargetkan.
“Bila hal ini dibiarkan, hingga 15 tahun kemudian bangsa ini akan kehilangan generasi muda yang berkualitas,†ucap Hadriana. Di penghujung acara, Adel kalungi masing-masing guru besar.
Penulis: Ellya Syafriani
Editor: Firlia Nouratama