Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Riau selenggarakan Seminar Nasional mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia. Seminar berlangsung di rektorat lantai empat, Sabtu (16/11). Tema, Melalui Pengelolaan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, FISIP Turut Serta Mewujudkan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045.

Hadir pada acara ini, Pembantu Rektor II UR, Yanuar, Dekan FISIP, Ali Yusri dan Pembantu Dekan III FISIP, Syafri Harto. Acara ini kerjasama FISIP dengan penerbitan Erlangga Cabang Pekanbaru. Kata DR. Tuti Khairani Harahap, S.Sos, M.Si, Ketua Panitia ada tiga seminar yang akan dilaksanakan bersama penerbitan Erlangga. Tuti Khairani Harahap juga bertindak sebagai pemateri dalam seminar ini, bersama Prof. DR. Wilson Bangun, SE, M.Si, guru besar Universitas Nomensen Medan.

Dari Kiri, Syafri Harto Pembantu Dekan III FISIP, Ali Yusri Dekan FISIP dan Wilson Bangun Pemateri Seminar. Foto: Suryadi BM
Dari Kiri, Syafri Harto Pembantu Dekan III FISIP, Ali Yusri Dekan FISIP dan Wilson Bangun Pemateri Seminar. Foto: Suryadi BM

Wilson bicara soal bagaimana membangun daya saing dengan negara lain. Semua ini tidak terlepas dari pola manajemen sumber daya manusia yang ada. Wilson mencontohkan negara Jepang, negara ini minim sumber daya alam tapi mampu mengelola sumber daya manusianya dengan  baik. Tidak hanya Jepang, Singapura juga merupakan negara yang  bisa maju padahal negara ini tidak terlalu luas bahkan sangat minim dalam hal sumber daya alam. Ini yang menyebabkan Indonesia kalah daya saing. “Rendahnya daya saing Indonesia disebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia,” tegas Wilson.

Indonesia sendiri merupakan negara yang melimpah ruah sumber daya alam, tapi kurang dalam hal sumber daya manusia yang mampu mengelola kekayaannya sendiri. Negara kita hanya mampu menjadi seorang pekerja dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia. “Untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, Indonesia harus meningkatkan mutu pendidikan,” usul Wilson. Pada tahun 2012 Indonesia hanya mampu menduduki peringkat lima daya saing prusahaan di Asia Tenggara.

Dalam materinya, Wilson sampaikan bahwa 60 persen tenaga kerja Indonesia hanya menyelesaikan pendidikannya ditingkat Sekolah Dasar. Sedangkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan lebih memilih bekerja di negara luar karena upahnya lebih mahal. Dari segi produktivitas Indonesia sumber daya manusia Indonesia pun sangat jauh, hanya menduduki peringkat sepuluh di Asia.

Untuk itu, Tuti Khairani Harahap punya ide untuk menjawab tantangan ini. Tuti mencoba membuat seminar ini guna mengetahui serta berbagi persoalan yang terjadi terkait sumber daya manusia. “Karena kualitas itu dimulai dari sisi akademis seperti ini,” tutur Tuti. Tuti juga berharap, semua mahasiswa memiliki buku karena semuanya ada di sini, jangan pernah ada kata malas membeli buku. Tuti merencanakan, Desember mendatang akan dilaksanakan lagi seminar seperti ini.#