Gedung berukuran 35×38 meter berdiri tegak di pinggir jalanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau FKIP. Dindingnya masih penuh plester. Mendongak ke atas sedikit, terlihat bagian atapnya tak terpasang batu bata dengan sempurna. 

Saat melangkahkan kaki masuk ke bangunan, suasana lumayan gelap. Sebab atap sudah tersisip diseluruh pucuknya. Jika bagian luar sudah penuh plester, lain halnya di dalam. Batu bata merah masih nampak jelas. Lantainya masih berupa tanah dengan onggokan pasir sisa aktivitas kuli bangunan bekerja. Satu sisi dinding tak di semen habis. Alasannya untuk dijadikan jendela nantinya.

Bangunan ini dicanangkan jadi Gedung Serbaguna FKIP. Digunakan sebagai wadah kegiatan yang berkaitan dengan akademis civitas akademika UNRI khususnya FKIP. Seperti seminar sampai perlombaan. Tempat ini disinyalir mampu menampung kurang lebih seribu orang dalam satu kegiatan. 

Kru BM datangi Wakil Dekan II Sumarno. Namun, ia mengoper pertanyaan ini ke Pejabat Pembuat Komitmen Ahmad Faisal. Ahmad sebutkan gedung itu sudah rampung sebanyak 70 persen. Terhitung dari awal pembangunan sejak tahun lalu. Namun, saat kru BM bertandang ke lokasi, tak ada sedikitpun aktivitas berjalan. Kosong melompong.

Bak lagu lama, stagnan-nya pembangunan gedung ini disebabkan waktu kontrak yang sudah habis. Sementara itu, kontraktor tak bisa selesaikan tepat waktu. Buntutnya, diadakan pembangunan lanjutan dengan sisa dari biaya awal. 

Maka sebab itu, kata Ahmad, pengadaan pembangunan lanjutan sudah ada di Kertas Kerja Reviu Rencana Umum Pengadaan. Kini prosesnya sudah mengusulkan untuk dilelang. Proses lelang diadakan tahun ini. Hal tersebut bergantung kepada waktu penunjukan kelompok kerja atau Pokja dari Unit Kerja Pengedaran Barang/Jasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi atau Kemendikbud-Ristek.

Sementara itu, Ahmad optimis pembangunan gedung akan selesai tahun 2022. Ia bilang sedang proses untuk tayang di kanal Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kemendikbud-Ristek. 

“Pokja-nya sudah ada. Sekarang tahap renew dokumen oleh Pokja. Mudah-mudahan minggu depan sudah tayang,” ujarnya saat dihubungi via Whatsapp pada Sabtu (20/8).

Diketahui, dana awal yang sudah disepakati dengan pemenang tender sejumlah 3,2 miliar. Sedangkan dana yang sudah terpakai 2,1 miliar pada awal pembangunan gedung. Maka sisanya senilai 1,2 miliar. 

Tak sedikit aduan masuk ke Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP. Terutama dari himpunan mahasiswa setiap jurusan. Mulanya, fakultas ini telah miliki gedung serbaguna. Namun, pasca Jurusan Pendidikan Olahraga hijrah dari Kampus Rumbai ke Kampus Binawidya, gedung itu digunakan sebagai tempat belajar mereka. 

Wakil Bupati Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Muhammad Zafran Syaira keluhkan gedung yang tak kunjung selesai. 

“Kami merasakan sangat kekurangan untuk sumberdaya dan fasilitas gedung itu sendiri,” ucapnya.

Banyaknya aduan itu memicu BEM FKIP  untuk turut berupaya agar gedung tersebut selesai tahun ini. Gubernur Mahasiswa Armizul sebutkan mereka rutin audiensi ke Wakil Dekan II. Bahkan mengutarakan hal tersebut saat aksi 1 Agustus di Gedung Rektorat silam. Persoalan ini telah sampai ke Satuan Pengawas Internal. Selaras dengan pernyataan Ahmad, prosesnya kini sudah sampai pada tahap penentuan tender.

 “Kami akan terus mengkawal dan kami akan terus memberi  dan selalu terbuka terhadap informasi-informasi terkait gedung serbaguna baru.” tutup Armizul.

Penulis: Hafifah Antini

Editor: Andi Yulia Rahma